KULINER

Kisah Sukses Meisya Siregar Berkecimpung di Dunia Kuliner

Raka Lestari
Rabu 01 Desember 2021 / 11:21
Jakarta: Meisya Najelina Siregar atau yang lebih dikenal dengan nama Meisya Siregar merupakan salah seorang model, pembawa acara, dan pemain sinetron papan atas di Indonesia. Namun kini, wanita kelahiran 13 April 1979 ini juga dikenal sebagai pengusaha di bidang kuliner.

Salah satu usaha Meisya yang sudah cukup mapan adalah Rendang Nantulang yang sudah berjalan sejak 2012 lalu. Berikut ini adalah cuplikan perbincangan dengan Meisya Siregar mengenai usaha kulinernya tersebut:


Alasan tertarik di bidang kuliner?

“Aku punya bisnis baru, produk yang lahir pada momen pandemi. Selain Rendang Nantulang aku punya Baso Malang Neng Mesa. Jadi 2 brand ini yang sekarang sedang dijalanin,” tutur Meisya.

Meisya, menceritakan bahwa alasannya terjun ke bisnis kuliner adalah karena ia dan sang suami, Beby Romero suka kuliner. Ide untuk menjual rendang pada awalnya karena sang suami, melihat ritual keluarga Meisya yang sering menyajikan rendang ketika saat lebaran.

“Sampai akhirnya Beby tuh jatuh cinta banget sama rendang itu. Waktu itu Beby bilang, kenapa ngga dijadikan bisnis?” tutur Meisya.

Namun pada saat itu Meisya belum terlalu percaya diri untuk memulainya. Karena dulu belum ada artis jualan makanan.

"Kayaknya kalau artis jualan makanan tuh dicap artis yang sudah tidak laku. Akan tetapi, Beby selalu mendorongku untuk bisa memulai usahanya tersebut,” tambah Meisya.

Akhirnya omongan Beby terbukti, bahwa sampai detik ini bersyukur usaha Rendang Nantulang punya tempat di loyal costumer mereka.


Pemilihan nama Rendang Nantulang?

“Sebenarnya itu kaya statement bahwa ini adalah rendang yang dibikin oleh tante-tante Batak. Aku membuat orang bertanya dan itu aku jadiin momen untuk menjelaskan dan memperkenalkan bahwa orang Batak juga bikin rendang lho kalau lebaran,” tutur Meisya.

Ia menambahkan, “Jadi pembeda aja sih sebenarnya, intinya yang pengen aku kasih tahu bahwa kita punya taste atau formula bumbu rendang yang berbeda dengan rendang Minang. Sebenarnya semua suku aku rasa setiap lebaran pasti punya ciri khas masing-masing,” kata Meisya.


Awal mula proses memulai usahanya?

Ternyata untuk memulai usahanya tersebut, Meisya menceritakan bahwa ia butuh waktu beberapa bulan untuk bisa mendapatkan rasa yang sesuai.

“Aku inget banget tuh ada sekitar 3 bulan karena ini sesuatu yang baru banget buat aku,” tutur Meisya.

“Kita sudah tahu formulanya, tapi yang baru aku tau adalah ketika kita produksi secara masif untuk makanan formulanya benar-benar harus dicoba. Jadi resep untuk 1 kg daging, berbeda dengan ketika kita bikin 1 kuali atau sekitar 20 kg,” ujar Meisya.

“Tidak bisa resep untuk 1 kg dikali jadi 20. Ternyata berantakan, keasinan lah, tidak karuan rasanya. Jadi formula resepnya itu yang memang harus dicari gimana rasanya rendang 20kg kita bikin itu rasanya harus sama persis dengan rasa kalau kita bikin 1kg,” cerita Meisya.


Memasarkan produk tanpa ada media sosial

Pada tahun 2012, di mana belum ada media sosial yang masif seperti sekarang Meisya bercerita bahwa untuk memasarkan produknya tersebut hanya berdasar dari mulut ke mulut.

“Jadi waktu itu benar-benar kita tidak punya sosial media, benar-benar tidak punya media. Satu-satunya yang menolong adalah, saat itu alhamdulillah aku itu jadi artis punya usaha di mana saat itu masih langka banget,” ujarnya.

“Sekarang kan sudah banyak artis yang punya usaha. Dulu tuh langka, artis ada yang jualan dan dagang makanan itu jarang. Sehingga jadi daya tarik media infotainment untuk meliput kegiatan aku. Itu yang sangat membantu aku untuk promosi. Waktu itu hanya Facebook doang dan Blackberry Messenger (BBM),” kata Meisya.

Ia menuturkan, “Jadi BBM itulah penyelamat aku dengan bikin promo yang benar-benar privat. Terus kita tawarin juga ke lingkungan terdekat dulu yang penting. Teman-teman, sahabat, saudara, akhirnya benar-benar dari mulut ke mulut, sampai akhirnya sekarang kita benar-benar mempromosikan dengan mengikuti perkembangan jaman,” terang Meisya.


Terdampak pandemi

Sama seperti pengusaha UMKM lainnya, Meisya juga bercerita bahwa dirinya ikut merasakan dampak pandemi. Salah satu usahahnya di bidang fashion pun terpaksa harus vakum dulu di masa pandemi. Hingga akhirnya ia pun lebih memilih untuk menekuni usaha kuliner lebih dalam lagi.

“Karena terbukti rendang itu penjualannya di awal pandemi hampir sama dengan penjualan saat bulan puasa dan lebaran. Dimana itu adalah peak season untuk dagangan aku kalau rendang. Tapi ternyata awal pandemi Masya Allah tinggi sekali. Jadi aku ngeliat bahwa kayaknya aku bisa bikin produk lagi yang tidak usah makanan berat,” ujar Meisya.

Hingga akhirnya, Meisya membuat usaha lain di bidang kuliner yaitu Baso Malang Neng Mesa.


Tips jika ingin memulai usaha UMKM

“Aku disclaimer dulu aku juga sampai detik ini masih mencari suatu formula yang mungkin bisa terpakai untuk segala jenis usaha dan juga semua pelaku UMKM. Tapi ternyata pada praktiknya kita tuh memang tidak bisa template, tidak bisa copy paste. Jadi semua orang punya perjuangannya sendiri, semua pelaku UMKM punya trik nya sendiri,” ujar Meisya.

Akan tetapi, menurut Meisya yang paling pertama harus dilakukan adalah  berani memulai dulu. Kemudian, setelah memulai usaha bisa dimulai dengan usaha kecil-kecilan terlebih dulu. “Scoop kecil saja dulu, tapi ketika orang repeat order tandanya jalan sukses sudah mulai kebuka,” ujarnya.

“Lama-lama juga akan berkembang, tidak usah selalu ekspektasi yang terlalu besar. Coba aja dulu, jajal dulu sehingga pada akhirnya kita tahu kekuarangan kita. Manfaatkan apa yang ada, jangan terkendala dengan modal karena sebenarnya kita bisa berbisnis tanpa modal. Dengan menjadi distributor atau reseller misalnya, jadi ada banyak caranya,” tutup Meisya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH