KULINER
Festival Kue Lapis Jakarta 2025: Ajang Pelestarian Kuliner dan Budaya
Medcom
Kamis 16 Oktober 2025 / 10:09
Jakarta: Dalam rangka perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, pada 17 Agustus 2025 lalu, Senen Jaya & Rose Brand menggelar Festival Kue Lapis Jakarta 2025 bertajuk “Rasa Nusantara, Warna Indonesia”, di Senen Jaya Blok 1 & 2.
Festival ini tidak hanya sekadar panggung kuliner, melainkan tonggak penting dalam upaya pelestarian kuliner Nusantara sekaligus ruang kultural yang merefleksikan keberagaman suku, budaya, rasa dan filosofi hidup bangsa melalui keberagaman warna yang berpadu harmonis pada kue lapis.
Diketahui, Festival Kue Lapis Jakarta 2025 merupakan ajang kuliner sekaligus budaya yang pertama kali diselenggarakan dengan skala besar di Jakarta, melibatkan berbagai UMKM, komunitas kuliner, serta pencinta makanan tradisional.
Acara ini bukan hanya menghadirkan pengalaman rasa, tetapi juga perjalanan intelektual dan emosional yang menegaskan bahwa kue lapis merupakan medium naratif yang mencerminkan kebersatuan yang terjalin dari keragaman.
"Kue lapis adalah simbol manisnya persatuan. Melalui festival ini, kami ingin mengingatkan masyarakat bahwa keberagaman adalah kekuatan fundamental bangsa. Harapan kami, Festival Kue Lapis 2025 dapat menjadi agenda tahunan yang menumbuhkan kembali kecintaan terhadap kuliner tradisional, sekaligus memperkokoh jati diri bangsa," Annisa Nugraheni, Manajer Pemasaran Pusat Perbelanjaan Senen Jaya blok 1 & 2.
Senada dengan itu, Michael Setiaputra, Manajer Pemasaran PT Sungai Budi (Brand: Rosebrand) menekankan peran penting perusahaan dalam mendukung keberlanjutan kuliner Indonesia.

(Lomba Membuat Kue Lapis. Foto: Dok. Istimewa)
"Rose Brand tidak hanya menghadirkan produk berkualitas, tetapi juga ingin menjadi bagian dari perjalanan panjang bangsa dalam melestarikan tradisi. Festival ini menjadi momentum sakral, bertepatan dengan HUT RI ke-80, di mana makna persatuan dan kebersamaan menemukan aktualisasinya," ujarnya.
Dua kompetisi utama menjadi pusat perhatian, Lomba Membuat Kue Lapis dan Lomba Kostum Tradisional Nusantara. Keduanya bukan sekadar ajang adu kreativitas, melainkan simbolisasi dua kekuatan bangsa: kuliner sebagai perekat budaya dan busana sebagai penanda identitas.
Dengan total hadiah Rp15 juta, kompetisi ini diharapkan memantik semangat berkompetisi yang sehat sekaligus merayakan keindahan keberagaman.
"Produk Rose Brand sudah puluhan tahun menjadi kepercayaan pelaku usaha kue. Bahan-bahannya telah menjadi fondasi dalam tradisi kuliner, termasuk yang dijajakan di Sentra Kue Subuh Senen Jaya. Lebih dari sekadar lokasi perdagangan, Senen Jaya adalah ruang hidup, tempat tradisi kuliner dan budaya bertemu lintas generasi," tambah Hengki, Koordinator Kue Subuh di Pusat Perbelanjaan Senen Jaya Blok 1 & 2.
Selain itu, Michael juga mengingatkan kita bahwa di balik lapisan kue yang manis, tersimpan narasi kolektif bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan sumber kekuatan.
"Kuliner bukan hanya konsumsi, melainkan warisan dan identitas. Di tengah arus modernitas, tradisi tetap relevan sebagai penopang kebijaksanaan hidup bangsa. Festival ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menghidupkan kembali memori kuliner, tetapi juga meneguhkan pesan filosofis ”Indonesia adalah kue lapis yang berlapis-lapis warna, namun berpadu dalam satu cita rasa kebersamaan," tutup Michael.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Festival ini tidak hanya sekadar panggung kuliner, melainkan tonggak penting dalam upaya pelestarian kuliner Nusantara sekaligus ruang kultural yang merefleksikan keberagaman suku, budaya, rasa dan filosofi hidup bangsa melalui keberagaman warna yang berpadu harmonis pada kue lapis.
Diketahui, Festival Kue Lapis Jakarta 2025 merupakan ajang kuliner sekaligus budaya yang pertama kali diselenggarakan dengan skala besar di Jakarta, melibatkan berbagai UMKM, komunitas kuliner, serta pencinta makanan tradisional.
Acara ini bukan hanya menghadirkan pengalaman rasa, tetapi juga perjalanan intelektual dan emosional yang menegaskan bahwa kue lapis merupakan medium naratif yang mencerminkan kebersatuan yang terjalin dari keragaman.
"Kue lapis adalah simbol manisnya persatuan. Melalui festival ini, kami ingin mengingatkan masyarakat bahwa keberagaman adalah kekuatan fundamental bangsa. Harapan kami, Festival Kue Lapis 2025 dapat menjadi agenda tahunan yang menumbuhkan kembali kecintaan terhadap kuliner tradisional, sekaligus memperkokoh jati diri bangsa," Annisa Nugraheni, Manajer Pemasaran Pusat Perbelanjaan Senen Jaya blok 1 & 2.
Senada dengan itu, Michael Setiaputra, Manajer Pemasaran PT Sungai Budi (Brand: Rosebrand) menekankan peran penting perusahaan dalam mendukung keberlanjutan kuliner Indonesia.

(Lomba Membuat Kue Lapis. Foto: Dok. Istimewa)
"Rose Brand tidak hanya menghadirkan produk berkualitas, tetapi juga ingin menjadi bagian dari perjalanan panjang bangsa dalam melestarikan tradisi. Festival ini menjadi momentum sakral, bertepatan dengan HUT RI ke-80, di mana makna persatuan dan kebersamaan menemukan aktualisasinya," ujarnya.
Dua kompetisi utama menjadi pusat perhatian, Lomba Membuat Kue Lapis dan Lomba Kostum Tradisional Nusantara. Keduanya bukan sekadar ajang adu kreativitas, melainkan simbolisasi dua kekuatan bangsa: kuliner sebagai perekat budaya dan busana sebagai penanda identitas.
Dengan total hadiah Rp15 juta, kompetisi ini diharapkan memantik semangat berkompetisi yang sehat sekaligus merayakan keindahan keberagaman.
"Produk Rose Brand sudah puluhan tahun menjadi kepercayaan pelaku usaha kue. Bahan-bahannya telah menjadi fondasi dalam tradisi kuliner, termasuk yang dijajakan di Sentra Kue Subuh Senen Jaya. Lebih dari sekadar lokasi perdagangan, Senen Jaya adalah ruang hidup, tempat tradisi kuliner dan budaya bertemu lintas generasi," tambah Hengki, Koordinator Kue Subuh di Pusat Perbelanjaan Senen Jaya Blok 1 & 2.
Selain itu, Michael juga mengingatkan kita bahwa di balik lapisan kue yang manis, tersimpan narasi kolektif bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan sumber kekuatan.
"Kuliner bukan hanya konsumsi, melainkan warisan dan identitas. Di tengah arus modernitas, tradisi tetap relevan sebagai penopang kebijaksanaan hidup bangsa. Festival ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menghidupkan kembali memori kuliner, tetapi juga meneguhkan pesan filosofis ”Indonesia adalah kue lapis yang berlapis-lapis warna, namun berpadu dalam satu cita rasa kebersamaan," tutup Michael.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)