KULINER
Dimsum, 'Titipan' Kuliner yang Diwariskan Masyarakat Mutiara dari Timur
Yatin Suleha
Jumat 13 Desember 2024 / 00:07
Jakarta: Saat cuaca terang maupun gelap, rasanya makanan ini tak pernah salah. Bernama Dimsum, ia adalah kudapan atau dalam Bahasa Kanton berarti "makanan kecil" merupakan santapan yang dikonsumsi saat sarapan atau makan siang.
Karena makanan ini populer dari Hong Kong, maka istilah dimsum lebih populer dibandingkan Dianxin. Dianxin, dalam istilah bahasa Kantonis artinya makanan kecil.
Dalam laman Prochiz dipaparkan, sejarah dimsum berkaitan dengan tradisi tua di daratan Tiongkok yaitu Yum Cha, yang diartikan minum teh.
.jpg)
(Mencicipi dimsum halal di Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Masyarakat kuno di sana mengetahui fakta bahwa minum teh dapat membantu pencernaan, sehingga kedai teh setempat mulai menambahkan berbagai jenis camilan untuk menemani minum teh.
Orang Kanton sendiri sangat mementingkan acara minum teh atau Yamcha Ini. Hal ini berakar dari kebiasan para penjelajah dari berbagai wilayah yang melewati Jalur Sutra.
Mereka datang ke kedai teh di sepanjangnya untuk beristirahat dan menambah energi. Selain teh, pemilik kedai pun menawarkan berbagai camilan, termasuk dimsum.
Pada masa Jalur Sutra, kedai teh menjadi tempat favorit para pedagang yang berkelana dan masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai petani dan buruh.
Mereka cenderung menikmati teh dan menyantap camilan dimsum di pagi hari atau sore hari seusai bekerja.
.jpg)
(Ayam crispy, kelezatannya menambah selera makan di Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Akan tetapi, kebiasaan yang menjadi tradisi ini sempat menghilang akibat seorang ahli medis atau tabib mengatakan bahwa menikmati teh dan menyantap camilan dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara drastis. Isu ini tidak diladeni oleh masyarakat Kanton yang menetap di wilayah Tiongkok Selatan.
Seiring berjalannya waktu, makanan ringan ini pun terus menjadi kuliner yang terbilang istimewa. Dengan betuknya yang kecil namun kandungan nutrisinya beragam, dari ayam, udang, jamur, daging giling dan lainnya.
.jpg)
(Aneka menu yang ada di dalam Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Melangkah ke tahun ini, dimsum telah berkembang luar biasa pesat. Dalam beberapa catatan, ada 2000 variasi dimsum sesuai dengan ciri khas kedai atau resto masing-masing.
Memasuki era modern, masyarakat Hong Kong menikmati dimsum sebagai sarapan pagi, bersamaan dengan teh. Wadah keranjang kukus yang terbuat dari bambu diciptakan agar camilan dimsum tetap hangat.
Tim Medcom.id berkesempatan mencoba langsung dimsum di Islamic Centre Canteen, Hong Kong. Momen ini merupakan Famtrip yang dibawa keliling oleh H/Advisors Klareco untuk merasakan pengalaman ramah muslim di Hong Kong dan digagas oleh Hong Kong Tourism Board (HKTB).
Dan, berlokasi di lantai 5 dalam 40 Salvation Amy Street, Wan Chai, Islamic Centre Canteen menjadi bagian dari Masjid Ammar dan Osman Ramju Sadick Islamic Centre. Bercat putih, pintu kantin terlihat terbuka lebar dan tumpukan bakul bambu berisi berbagai jenis dimsum di sisi kiri kantin menyambut. Keharuman masakan menyeruak.
.jpg)
(Tumpukan bambu berisi aneka dimsum. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Tampak sudah banyak pengunjung yang menempati kursi dan meja makan di kantin ini. Tour guide kami yang bernama Carolus mengatakan, harus mencoba antre di depan pegawai yang memegang kartu. Ini adalah gaya khas makan di kantin Hong Kong. Ia lalu akan mencoret menu yang dipilih, lalu bakul bambu dibawa.
Menyajikan wisata kuliner khas Hong Kong, yaitu dimsum, mungkin terdengar biasa. Namun, bagaimana rasanya makan dimsum fresh khas otentik Cantonese yang baru saja selesai dimasak? Bisa dibilang, ini adalah pengalaman makan dimsum tersegar dan terenak yang pernah saya alami.
Baca juga: Terpikat Desa Nelayan, 'The Humble' Tai O di Lantau Island
Keandalan tim juru masak yang menghasilkan makanan China yang otentik namun menggunakan bahan yang halal. Penggantian bahan non-halal diganti dengan yang halal menjadikan masakan ini tidak membohongi hasil. Nikmat sekali!
Ada berbagai menu yang disajikan antara lain dimsum aneka isi dengan rentang harga HKD20-28 (sekitar Rp40 ribuan) per porsi, sup dengan harga HKD61-66 (sekitar Rp122 ribuan), kare yang dibanderol HKD56-128 (sekitar Rp113 ribuan) dan hidangan ayam dengan harga HKD106-200 (sekitar Rp215 ribuan) per porsi.
Ada juga tahu dan telur, daging sapi dan domba, aneka olahan sayuran, nasi serta mi dan lainnya. Masih ada sekitar total 80 menu yang tidak dapat kami spill satu per satu.
.jpg)
(Steamed Beef Ball. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Kami beruntung dapat mewawancarai Osman, yang kini menjalankan resto ini. Ia bercerita bahwa bisnis kuliner ini telah turun-temurun dijalankan. Kakeknya bahkan sejak tahun 1960 sudah berbisnis makanan halal di Hong Kong. Ia mengatakan siomay dan shrimp dumpling jadi salah satu menu paling favorit.
"Untuk masakan goreng yang disukai adalah mi goreng, kebanyakan pelanggan pesan itu," kata Osman.
Carolus mengatakan, sangat sayang jika tak mencoba ayam crispynya. Benar saja, garing, gurih, daging ayamnya terasa berbumbu menjadi hidangan penutup yang indah.
Carolus juga bilang, tak hanya jadi rujukan warga muslim, bahkan ia menunjuk beberapa meja dipenuhi oleh karyawan swasta yang merupakan warga lokal Hong Kong yang sengaja makan siang di sini. "Memang kalau enak pastinya kita kembali lagi makan di sini.." katanya. Jadi, rasa memang tak pernah bohong.
Osman mengatakan memang tempatnya memiliki kendala. Tentu saja, berlokasi di lantai 5 dan berada di belakang jalan besar menjadi kendala karena tidak bisa langsung terlihat oleh khalayak ramai. Namun satu kata dari Osman, "Experience". Ya, dia menjamin acara makan di Islamic Centre Canteen ini akan menjadi sebuah pengalaman yang tidak akan ada yang sama dengan tempat lain.
Humble, tidak berlebihan akan dekorasi, namun semua kelezatan masakannya benar-benar bisa melekat di hati. Pastinya kamu akan bertandang ke sini lagi saat sudah mencobanya.
Saat kamu bertandang ke Islamic Centre Canteen, jangan lupa juga mencicipi Steamed Beef Ball. Memang agak lain dari dimsum khasnya, namun saya mengidolakan rasanya yang legit dan gurih. Salah satu kuliner varian dimsum terbaik yang pernah saya rasakan. Intip foto jajaran aneka varian makanan dan dimsum lagi lewat Instagram Su Osman/@suosman.
(Dimsum lezat dan halal di Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Instagram Su Osman/@suosman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Karena makanan ini populer dari Hong Kong, maka istilah dimsum lebih populer dibandingkan Dianxin. Dianxin, dalam istilah bahasa Kantonis artinya makanan kecil.
Dalam laman Prochiz dipaparkan, sejarah dimsum berkaitan dengan tradisi tua di daratan Tiongkok yaitu Yum Cha, yang diartikan minum teh.
.jpg)
(Mencicipi dimsum halal di Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Masyarakat kuno di sana mengetahui fakta bahwa minum teh dapat membantu pencernaan, sehingga kedai teh setempat mulai menambahkan berbagai jenis camilan untuk menemani minum teh.
Orang Kanton sendiri sangat mementingkan acara minum teh atau Yamcha Ini. Hal ini berakar dari kebiasan para penjelajah dari berbagai wilayah yang melewati Jalur Sutra.
Mereka datang ke kedai teh di sepanjangnya untuk beristirahat dan menambah energi. Selain teh, pemilik kedai pun menawarkan berbagai camilan, termasuk dimsum.
Pada masa Jalur Sutra, kedai teh menjadi tempat favorit para pedagang yang berkelana dan masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai petani dan buruh.
Mereka cenderung menikmati teh dan menyantap camilan dimsum di pagi hari atau sore hari seusai bekerja.
.jpg)
(Ayam crispy, kelezatannya menambah selera makan di Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Akan tetapi, kebiasaan yang menjadi tradisi ini sempat menghilang akibat seorang ahli medis atau tabib mengatakan bahwa menikmati teh dan menyantap camilan dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara drastis. Isu ini tidak diladeni oleh masyarakat Kanton yang menetap di wilayah Tiongkok Selatan.
Seiring berjalannya waktu, makanan ringan ini pun terus menjadi kuliner yang terbilang istimewa. Dengan betuknya yang kecil namun kandungan nutrisinya beragam, dari ayam, udang, jamur, daging giling dan lainnya.
Makan dimsum di Islamic Centre Canteen
.jpg)
(Aneka menu yang ada di dalam Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Melangkah ke tahun ini, dimsum telah berkembang luar biasa pesat. Dalam beberapa catatan, ada 2000 variasi dimsum sesuai dengan ciri khas kedai atau resto masing-masing.
Memasuki era modern, masyarakat Hong Kong menikmati dimsum sebagai sarapan pagi, bersamaan dengan teh. Wadah keranjang kukus yang terbuat dari bambu diciptakan agar camilan dimsum tetap hangat.
Tim Medcom.id berkesempatan mencoba langsung dimsum di Islamic Centre Canteen, Hong Kong. Momen ini merupakan Famtrip yang dibawa keliling oleh H/Advisors Klareco untuk merasakan pengalaman ramah muslim di Hong Kong dan digagas oleh Hong Kong Tourism Board (HKTB).
Dan, berlokasi di lantai 5 dalam 40 Salvation Amy Street, Wan Chai, Islamic Centre Canteen menjadi bagian dari Masjid Ammar dan Osman Ramju Sadick Islamic Centre. Bercat putih, pintu kantin terlihat terbuka lebar dan tumpukan bakul bambu berisi berbagai jenis dimsum di sisi kiri kantin menyambut. Keharuman masakan menyeruak.
.jpg)
(Tumpukan bambu berisi aneka dimsum. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Tampak sudah banyak pengunjung yang menempati kursi dan meja makan di kantin ini. Tour guide kami yang bernama Carolus mengatakan, harus mencoba antre di depan pegawai yang memegang kartu. Ini adalah gaya khas makan di kantin Hong Kong. Ia lalu akan mencoret menu yang dipilih, lalu bakul bambu dibawa.
Menyajikan wisata kuliner khas Hong Kong, yaitu dimsum, mungkin terdengar biasa. Namun, bagaimana rasanya makan dimsum fresh khas otentik Cantonese yang baru saja selesai dimasak? Bisa dibilang, ini adalah pengalaman makan dimsum tersegar dan terenak yang pernah saya alami.
Baca juga: Terpikat Desa Nelayan, 'The Humble' Tai O di Lantau Island
Keandalan tim juru masak yang menghasilkan makanan China yang otentik namun menggunakan bahan yang halal. Penggantian bahan non-halal diganti dengan yang halal menjadikan masakan ini tidak membohongi hasil. Nikmat sekali!
Ada berbagai menu yang disajikan antara lain dimsum aneka isi dengan rentang harga HKD20-28 (sekitar Rp40 ribuan) per porsi, sup dengan harga HKD61-66 (sekitar Rp122 ribuan), kare yang dibanderol HKD56-128 (sekitar Rp113 ribuan) dan hidangan ayam dengan harga HKD106-200 (sekitar Rp215 ribuan) per porsi.
Ada juga tahu dan telur, daging sapi dan domba, aneka olahan sayuran, nasi serta mi dan lainnya. Masih ada sekitar total 80 menu yang tidak dapat kami spill satu per satu.
Islamic Centre Canteen telah turun-temurun dijalankan
.jpg)
(Steamed Beef Ball. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Kami beruntung dapat mewawancarai Osman, yang kini menjalankan resto ini. Ia bercerita bahwa bisnis kuliner ini telah turun-temurun dijalankan. Kakeknya bahkan sejak tahun 1960 sudah berbisnis makanan halal di Hong Kong. Ia mengatakan siomay dan shrimp dumpling jadi salah satu menu paling favorit.
"Untuk masakan goreng yang disukai adalah mi goreng, kebanyakan pelanggan pesan itu," kata Osman.
Carolus mengatakan, sangat sayang jika tak mencoba ayam crispynya. Benar saja, garing, gurih, daging ayamnya terasa berbumbu menjadi hidangan penutup yang indah.
Carolus juga bilang, tak hanya jadi rujukan warga muslim, bahkan ia menunjuk beberapa meja dipenuhi oleh karyawan swasta yang merupakan warga lokal Hong Kong yang sengaja makan siang di sini. "Memang kalau enak pastinya kita kembali lagi makan di sini.." katanya. Jadi, rasa memang tak pernah bohong.
Osman mengatakan memang tempatnya memiliki kendala. Tentu saja, berlokasi di lantai 5 dan berada di belakang jalan besar menjadi kendala karena tidak bisa langsung terlihat oleh khalayak ramai. Namun satu kata dari Osman, "Experience". Ya, dia menjamin acara makan di Islamic Centre Canteen ini akan menjadi sebuah pengalaman yang tidak akan ada yang sama dengan tempat lain.
Humble, tidak berlebihan akan dekorasi, namun semua kelezatan masakannya benar-benar bisa melekat di hati. Pastinya kamu akan bertandang ke sini lagi saat sudah mencobanya.
Saat kamu bertandang ke Islamic Centre Canteen, jangan lupa juga mencicipi Steamed Beef Ball. Memang agak lain dari dimsum khasnya, namun saya mengidolakan rasanya yang legit dan gurih. Salah satu kuliner varian dimsum terbaik yang pernah saya rasakan. Intip foto jajaran aneka varian makanan dan dimsum lagi lewat Instagram Su Osman/@suosman.
(Dimsum lezat dan halal di Islamic Centre Canteen. Foto: Dok. Instagram Su Osman/@suosman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)