FITNESS & HEALTH
Kemenkes Tegaskan tak Ada Kaitannya Gagal Ginjal Akut Anak dengan Vaksin Covid-19
Medcom
Rabu 19 Oktober 2022 / 19:20
Jakarta: Gagal ginjal akut pada anak masih menjadi perbincangan hangat. Sebab sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit ini.
Media sosial dihebohkan bahwa gagal ginjal akut pada anak salah satunya disebabkan oleh vaksinasi Covid-19. Kemenkes pun angkat bicara pada keterangan pers ‘Perkembangan Acute Kidney Injury (AKI), Rabu 19 Oktober 2022.
Disampaikan bahwa tidak ada kaitannya sampai pada hari ini antara gagal ginjal akut pada anak dengan vaksin Covid-19 ataupun infeksi Covid-19.
“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid 19 maupun infeksi Covid-19,” kata dr. M. Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI saat konferensi pers virtual, Rabu 19 Oktober 2022.
Vaksin Covid-19 diketahui hanya dilakukan pada umur mulai 6 tahun ke atas. Sementara, gagal ginjal akut pada anak mayoritas dialami pada usia 1 hingga 5 tahun. Artinya anak tersebut belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Dr. Syahril menambahkan bahwa Kemenkes hingga kini melakukan pemeriksaan laboratorium dan penelitian untuk mengetahui penyebab pasti gagal ginjal akut pada anak. Kegiatan ini dilakukan bersama para ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor.
Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi apa saja yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Pemeriksaan ini mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah, dan kemungkinan intoksikasi.
“Saat ini Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemiologi kepada masyarakat, tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah diderita 10 hari sebelum masuk RS/sakit. Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya,” kata dr. Syahril.
Kemenkes meminta kepada seluruh tenaga kesehatan di Indonesia selalu aktif melaporkan kasus-kasus gagal ginjal akut pada anak dan juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit ini.
Masyarakat juga diimbau, khususnya yang memiliki anak balita untuk selalu mewaspadai gejala-gejala yang dialami pada anak, seperti frekuensi buang air kecil dan volume urine yang berkurang.
“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urine secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” pungkas dr. Syahril.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Media sosial dihebohkan bahwa gagal ginjal akut pada anak salah satunya disebabkan oleh vaksinasi Covid-19. Kemenkes pun angkat bicara pada keterangan pers ‘Perkembangan Acute Kidney Injury (AKI), Rabu 19 Oktober 2022.
Disampaikan bahwa tidak ada kaitannya sampai pada hari ini antara gagal ginjal akut pada anak dengan vaksin Covid-19 ataupun infeksi Covid-19.
“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid 19 maupun infeksi Covid-19,” kata dr. M. Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI saat konferensi pers virtual, Rabu 19 Oktober 2022.
Vaksin Covid-19 diketahui hanya dilakukan pada umur mulai 6 tahun ke atas. Sementara, gagal ginjal akut pada anak mayoritas dialami pada usia 1 hingga 5 tahun. Artinya anak tersebut belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Dr. Syahril menambahkan bahwa Kemenkes hingga kini melakukan pemeriksaan laboratorium dan penelitian untuk mengetahui penyebab pasti gagal ginjal akut pada anak. Kegiatan ini dilakukan bersama para ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor.
Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi apa saja yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Pemeriksaan ini mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah, dan kemungkinan intoksikasi.
“Saat ini Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemiologi kepada masyarakat, tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah diderita 10 hari sebelum masuk RS/sakit. Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya,” kata dr. Syahril.
Kemenkes meminta kepada seluruh tenaga kesehatan di Indonesia selalu aktif melaporkan kasus-kasus gagal ginjal akut pada anak dan juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit ini.
Masyarakat juga diimbau, khususnya yang memiliki anak balita untuk selalu mewaspadai gejala-gejala yang dialami pada anak, seperti frekuensi buang air kecil dan volume urine yang berkurang.
“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urine secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” pungkas dr. Syahril.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)