FITNESS & HEALTH
Pemerintah Indonesia Siapkan 1.600 Vaksin Mpox
Mia Vale
Kamis 29 Agustus 2024 / 12:20
Jakarta: Seperti diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Agustus 2024 lalu, kembali menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) menyusul peningkatan kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, pemerintah juga mengingatkan bahwa virus Mpox menular lewat kontak fisik dan terjadi di kelompok tertentu. Hingga Agustus 2024, Kemenkes mencatat di Indonesia ada 88 kasus Mpox yang terkonfirmasi sejak 2023-2024.
Kasus konfirmasi terbanyak berada di Jakarta, yakni hingga 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, dan Banten 9 kasus terkonfirmasi.
Dalam laman Antara disebutkan bahwa Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan rencana pemerintah untuk mendatangkan 1.600 dosis vaksin tambahan dalam upaya menghadapi wabah Mpox.
“Dari 1.000 dosis vaksin yang kami datangkan, saat ini hanya tersisa 40 dosis. Kami sedang menunggu kedatangan 1.600 dosis vaksin tambahan yang diharapkan tiba minggu ini,” kata Budi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa lalu.
Ia mengatakan tambahan vaksin itu akan menambah jumlah vaksin Mpox yang sebelumnya tersedia di Indonesia sebanyak 1.000 dosis.
Budi menjelaskan bahwa setiap dosis vaksin Mpox memerlukan anggaran yang relatif mahal, sekitar Rp3,5 juta.
Meskipun tidak ada kendala signifikan dalam pengadaan vaksin dari Denmark, Budi mengakui bahwa ketersediaan vaksin terbatas karena permintaan tinggi dari berbagai negara dan pedoman WHO yang membatasi pemberian vaksin hanya untuk kelompok berisiko tinggi.
.jpg)
(Untuk menanggapi penyebaran Mpox ini, Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik. Ia meyakinkan, pemerintah telah menyiapkan penanganan pasien dan vaksinasi yang diperlukan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
"Memang vaksin ini bukan untuk masyarakat umum. Karena itu tadi, penularannya bukan seperti ini. Penularannya benar-benar ada kontak seksual 95 persen yang sama seperti HIV," katanya.
Menkes juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan Mpox tanpa perlu khawatir berlebihan, sebab sebanyak 88 kasus yang terdeteksi sejak 2022, telah seluruhnya pulih.
“Karena penyakit ini tidak banyak menyebar, vaksin tidak tersedia dalam jumlah besar. Namun, jika perilaku kita baik dan mengikuti pedoman kesehatan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir,” katanya.
Lantas, bagaimana mekanisme pemberian vaksin Mpox ini? Menkes Budi menyampaikan, vaksin ini tidak akan diberikan kepada masyarakat umum, melainkan hanya kepada tenaga medis yang berisiko tinggi terpapar Mpox.
"Vaksin ini bukan untuk masyarakat luas. Mengingat vaksin ini cukup mahal harganya, berkisar Rp3,5 jutaan satu dosis, kita akan berikan ini ke yang berisiko tinggi, petugas laboraturium, petugas kesehatan, sama orang-orang yang tadi berisiko di daerah-daerah yang memang sudah ada outbreak," tegas Budi.
Selain itu Budi juga mengatakan kalau pemerintah akan menggelar Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada 1-3 September 2024, di mana akan mengundang 51 negara dengan 22 di antaranya merupakan negara dari kawasan Afrika yang notabenenya mencatatkan kasus Mpox paling banyak.
Nah, vaksin ini juga akan akan diberikan kepada petugas yang melakukan screening pada delegasi acara IAF tersebut.
Untuk menanggapi penyebaran Mpox ini, Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik. Budi meyakinkan, pemerintah telah menyiapkan penanganan pasien dan vaksinasi yang diperlukan.
Selain itu, masyarakat yang sudah pernah menerima vaksin cacar saat bayi juga memiliki perlindungan alami. Budi menegaskan, "Waspada boleh, tapi tidak perlu khawatir berlebihan!"
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Sementara itu, di Indonesia sendiri, pemerintah juga mengingatkan bahwa virus Mpox menular lewat kontak fisik dan terjadi di kelompok tertentu. Hingga Agustus 2024, Kemenkes mencatat di Indonesia ada 88 kasus Mpox yang terkonfirmasi sejak 2023-2024.
Kasus konfirmasi terbanyak berada di Jakarta, yakni hingga 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, dan Banten 9 kasus terkonfirmasi.
Siapkan 1.600 vaksin Mpox
Dalam laman Antara disebutkan bahwa Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan rencana pemerintah untuk mendatangkan 1.600 dosis vaksin tambahan dalam upaya menghadapi wabah Mpox.
“Dari 1.000 dosis vaksin yang kami datangkan, saat ini hanya tersisa 40 dosis. Kami sedang menunggu kedatangan 1.600 dosis vaksin tambahan yang diharapkan tiba minggu ini,” kata Budi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa lalu.
Ia mengatakan tambahan vaksin itu akan menambah jumlah vaksin Mpox yang sebelumnya tersedia di Indonesia sebanyak 1.000 dosis.
Budi menjelaskan bahwa setiap dosis vaksin Mpox memerlukan anggaran yang relatif mahal, sekitar Rp3,5 juta.
Meskipun tidak ada kendala signifikan dalam pengadaan vaksin dari Denmark, Budi mengakui bahwa ketersediaan vaksin terbatas karena permintaan tinggi dari berbagai negara dan pedoman WHO yang membatasi pemberian vaksin hanya untuk kelompok berisiko tinggi.
.jpg)
(Untuk menanggapi penyebaran Mpox ini, Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik. Ia meyakinkan, pemerintah telah menyiapkan penanganan pasien dan vaksinasi yang diperlukan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
"Memang vaksin ini bukan untuk masyarakat umum. Karena itu tadi, penularannya bukan seperti ini. Penularannya benar-benar ada kontak seksual 95 persen yang sama seperti HIV," katanya.
Menkes juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan Mpox tanpa perlu khawatir berlebihan, sebab sebanyak 88 kasus yang terdeteksi sejak 2022, telah seluruhnya pulih.
“Karena penyakit ini tidak banyak menyebar, vaksin tidak tersedia dalam jumlah besar. Namun, jika perilaku kita baik dan mengikuti pedoman kesehatan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir,” katanya.
Diberikan untuk yang berisiko
Lantas, bagaimana mekanisme pemberian vaksin Mpox ini? Menkes Budi menyampaikan, vaksin ini tidak akan diberikan kepada masyarakat umum, melainkan hanya kepada tenaga medis yang berisiko tinggi terpapar Mpox.
"Vaksin ini bukan untuk masyarakat luas. Mengingat vaksin ini cukup mahal harganya, berkisar Rp3,5 jutaan satu dosis, kita akan berikan ini ke yang berisiko tinggi, petugas laboraturium, petugas kesehatan, sama orang-orang yang tadi berisiko di daerah-daerah yang memang sudah ada outbreak," tegas Budi.
Selain itu Budi juga mengatakan kalau pemerintah akan menggelar Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada 1-3 September 2024, di mana akan mengundang 51 negara dengan 22 di antaranya merupakan negara dari kawasan Afrika yang notabenenya mencatatkan kasus Mpox paling banyak.
Nah, vaksin ini juga akan akan diberikan kepada petugas yang melakukan screening pada delegasi acara IAF tersebut.
Untuk menanggapi penyebaran Mpox ini, Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik. Budi meyakinkan, pemerintah telah menyiapkan penanganan pasien dan vaksinasi yang diperlukan.
Selain itu, masyarakat yang sudah pernah menerima vaksin cacar saat bayi juga memiliki perlindungan alami. Budi menegaskan, "Waspada boleh, tapi tidak perlu khawatir berlebihan!"
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)