FITNESS & HEALTH

Apakah Melakukan Detoks Berbahaya bagi Tubuh?

Raka Lestari
Selasa 29 Desember 2020 / 15:26
Jakarta: Akhir-akhir ini tren melakukan detoks tubuh cukup meningkat. Banyak orang melakukan detox untuk membuang racun-racun di tubuh atau bahkan untuk menurunkan berat badan. Untuk melakukannya, biasanya dengan membuat jus atau smoothie dari berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
 

Apa itu detox?


Dikutip dari Insider, detoks dalam arti aslinya adalah praktik medis untuk menghilangkan bahan kimia beracun seperti obat-obatan dan alkohol dari tubuh. Saat ini, satu-satunya detoksifikasi yang direkomendasikan dan diawasi secara medis adalah chelation. Chelation mengikat racun, seperti timbal, yang memungkinkan tubuh mengeluarkannya melalui buang air kecil.

"Kamu memerlukan detoksifikasi semacam ini ketika tubuh memiliki penumpukan sesuatu seperti timbal, dan darah menyaring racun ke seluruh tubuh," kata Denise DelPrincipe, MS, RDN, LD, ahli diet terdaftar yang berbasis di Midland, Texas.

Sedangkan saat ini, orang-orang menggunakan kata “detoks” atau “pembersihan” yang mengacu kepada pembuangan racun dari tubuh, yang menumpuk karena gaya hidup yang tidak sehat seperti minum alkohol atau makan makanan manis. Dan saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa detoks atau pembersihan seperti yang disebutkan sebelumnya itu efektif.

“Selain memenuhi kebutuhan harian akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, sebenarnya tidak ada manfaat tambahan apa pun yang didapat dari diet detoks” kata McKenzie Caldwell, MPH, RDN, ahli diet yang berbasis di Charlotte, North Carolina .

Meskipun beberapa orang mungkin akan mendapatkan penurunan berat badan dari melakukan detoks, berat badan tersebut biasanya tidak berkelanjutan. Sebab tidak mengatasi akar masalah yang biasanya dikarenakan diet tidak sehat.

Jason McKnight, MD, asisten profesor klinis di College of Medicine di Texas A&M University mengatakan bahwa seringkali, orang dengan pola makan yang umumnya tidak sehat dapat memasukkan lebih banyak sayuran ke dalam makanan mereka dan minum lebih banyak air selama detoksifikasi, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan di awal.

“Kemudian setelah satu minggu kemudian saat mereka kembali ke kebiasaan yang lama, kamu hanya mengakumulasi cairan dan mendapatkan kembali berat badan lama secara cepat,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH