FITNESS & HEALTH

Apakah Subvarian Omicron BA.2 Berpotensi Menimbulkan Gelombang Pandemi Baru?

Raka Lestari
Selasa 08 Maret 2022 / 21:10
Jakarta: Varian Covid-19 sampai saat ini terus bermutasi. Yang terbaru, Varian Omicron yang mendominasi kasus konfirmasi positif di Indonesia.

Akan tetapi, Varian Omicron ini juga memiliki subvarian terbaru yaitu varian BA.2. Mengingat Varian Omicron juga menyebabkan lonjakan kasus, apakah subvarian BA.2 dari Omicron ini juga bisia menyebabkan lonjakan kasus?

“Sampai saat ini kita lihat ada memang negara-negara yang melaporkan lebih dari 50 persen varian BA.2 ini bersirkulasi di negaranya. Termasuk seperti di Brunei Darussalam, Bangladesh, India, dan China,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam Konferensi Pers, pada Selasa, 8 Maret 2022.

Kendati demikian, pemerintah belum melihat adanya peningkatan kasus yang signifikan seperti di awal pada saat Varian Omicron muncul. Sampai saat ini, menurut dr. Nadia, Subvarian BA.2 jumlahnya yang sudah terdeteksi di Indonesia adalah 478.

“Tapi kalau kita lihat subvarian BA.1 itu 5.300 dan BA.1.1 itu 1.883. Kita belum menemukan varian BA.3. Jadi kita masih didominasi varian BA.1,” ungkap dr. Nadia.

“Selama kita percepat vaksinasi primer, kemudian kita tambah lagi dengan vaksinasi booster tentunya kita berharap bahwa potensi BA.2 yang dikatakan lebih cepat menular 30 persen ini tidak akan menyebabkan peningkatan ataupun lonjakan kasus," sambungnya.

Menurut dr. Nadia, salah satu kunci untuk mencegah varian baru adalah segera vaksinasi, karena semakin banyak orang yang tidak sakit atau tidak terinfeksi, maka kemungkinan dari varian baru itu juga bisa kita kendalikan. Tidak selalu varian baru dari mutasi virus itu berbahaya untuk kita.

“Para ahli mengatakan bahwa sebagian besar mutasi yang terjadi pada virus itu justru tidak memberikan dampak. Atau bahkan berdampak pada virusnya, malah akan semakin melemahkan virusnya. Hanya sebagian kecil, kurang lebih 5 persen dari mutasi virus yang menyebabkan lebih fatal,” kata dr. Nadia.

Menurut para ahli, Varian Omicron ini adalah varian terakhir dari covid-19 yang berpotensi untuk meningkatkan tingkat keparahan atau meningkatkan tingkat penularan.

“Kita berharap bahwa kondisi-kondisi ini betul terjadi di samping tentunya kita berupaya memberikan proteksi tambahan dengan vaksinasi dan terus menekan laju penularan,” tutup dr. Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH