FITNESS & HEALTH
Selain Perawatan Kulit, Botox juga Berguna Mengobati Migrain Kronis
Raka Lestari
Kamis 03 Desember 2020 / 10:52
Jakarta: Seringkali dianggap sebagai prosedur kosmetik yang ketat, botox juga dapat mengobati kondisi seperti migrain kronis. Dan, memang selama ini botox identik dengan perawatan kecantikan yang sering digunakan oleh wanita.
Sejak dibuat pada 1980-an, botox telah menjadi cara populer untuk mengobati segala sesuatu, mulai dari keriput hingga migrain kronis. Botox bekerja dengan menyuntikkan racun yang dikenal sebagai botulinum ke dalam kulit.
"Botulinum untuk sementara waktu menghambat sel-sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal spesifik ke otot, menyebabkan mereka berkontraksi," kata Michele Green, MD, seorang ahli kulit kosmetik di New York.
"Botox bekerja dengan 'membekukan' terminal saraf, yang dapat menimbulkan rasa sakit, dan juga melemaskan otot," sambungnya.
Migrain berbeda dengan sakit kepala biasa, karena dapat menyebabkan sensasi berdenyut, nyeri ekstrem, atau keduanya. Migrain dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan bahkan dapat menyebabkan mual, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya. Seseorang mengalami migrain kronis jika mereka mengalami sakit kepala parah ini, setidaknya 15 hari dalam sebulan.
"Botox memasuki ujung saraf di sekitar tempat ia disuntikkan dan menghalangi pelepasan bahan kimia yang terlibat dalam transmisi rasa sakit. Ini mencegah aktivasi jaringan nyeri di otak. Botox mengobati migrain dan mencegah timbulnya sakit kepala yang menyakitkan ini," kata Green.
Dikutip dari Insider, sebuah studi kecil pada 2018 melakukan penilaian pada orang-orang yang mendapatkan perawatan botox selama tiga tahun, untuk mengetahui efek jangka panjang. Dan hasilnya ditemukan bahwa secara keseluruhan, pasien mengalami penurunan jumlah hari mengalami migrain selama sebulan, serta jumlah obat migrain yang mereka butuhkan.
"Botox memiliki kemanjuran yang pernah kami lihat dari semua terapi untuk mengobati migrain," kata Shalini Shah, MD, wakil ketua departemen anestesiologi dan direktur layanan nyeri di University of California, Irvine.
Untuk bisa mendapatkan pengobatan migrain dengan botox, menurut Green, seseorang umumnya harus membuktikan bahwa mereka telah mencoba, setidaknya dua jenis pengobatan pencegahan migrain lainnya. Seperti obat anti-kejang atau tekanan darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Apa itu botox?
Sejak dibuat pada 1980-an, botox telah menjadi cara populer untuk mengobati segala sesuatu, mulai dari keriput hingga migrain kronis. Botox bekerja dengan menyuntikkan racun yang dikenal sebagai botulinum ke dalam kulit.
"Botulinum untuk sementara waktu menghambat sel-sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal spesifik ke otot, menyebabkan mereka berkontraksi," kata Michele Green, MD, seorang ahli kulit kosmetik di New York.
"Botox bekerja dengan 'membekukan' terminal saraf, yang dapat menimbulkan rasa sakit, dan juga melemaskan otot," sambungnya.
Bagaimana cara kerja botox mengatasi migrain?
Migrain berbeda dengan sakit kepala biasa, karena dapat menyebabkan sensasi berdenyut, nyeri ekstrem, atau keduanya. Migrain dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan bahkan dapat menyebabkan mual, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya. Seseorang mengalami migrain kronis jika mereka mengalami sakit kepala parah ini, setidaknya 15 hari dalam sebulan.
"Botox memasuki ujung saraf di sekitar tempat ia disuntikkan dan menghalangi pelepasan bahan kimia yang terlibat dalam transmisi rasa sakit. Ini mencegah aktivasi jaringan nyeri di otak. Botox mengobati migrain dan mencegah timbulnya sakit kepala yang menyakitkan ini," kata Green.
Dikutip dari Insider, sebuah studi kecil pada 2018 melakukan penilaian pada orang-orang yang mendapatkan perawatan botox selama tiga tahun, untuk mengetahui efek jangka panjang. Dan hasilnya ditemukan bahwa secara keseluruhan, pasien mengalami penurunan jumlah hari mengalami migrain selama sebulan, serta jumlah obat migrain yang mereka butuhkan.
"Botox memiliki kemanjuran yang pernah kami lihat dari semua terapi untuk mengobati migrain," kata Shalini Shah, MD, wakil ketua departemen anestesiologi dan direktur layanan nyeri di University of California, Irvine.
Untuk bisa mendapatkan pengobatan migrain dengan botox, menurut Green, seseorang umumnya harus membuktikan bahwa mereka telah mencoba, setidaknya dua jenis pengobatan pencegahan migrain lainnya. Seperti obat anti-kejang atau tekanan darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)