FITNESS & HEALTH
Kaleidoskop Kesehatan 2020: Perjalanan Kasus Covid-19 di Indonesia
Raka Lestari
Minggu 20 Desember 2020 / 11:00
Jakarta: Pandemi covid-19 memberikan perubahan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat di dunia. Kasus ini pada awalnya dianggap sebagai kasus pneumonia yang terjadi di Wuhan, Tiogkok pada sekitar akhir Desember 2019.
Setelah itu, virus yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama dari covid-19. Ada dua orang yang merupakan ibu dan anak, yang menjadi penanda kasus pertama covid-19 di Indonesia dengan kode 01 dan 02.
Kedua pasien yang masih berkeluarga itu terpapar saat pasien 01 kotnak dengan warga Jepang yang datang ke Indonesia. Sedangkan pasien 02 terinfeksi melalui transmisi lokal, yang juga merupakan transmisi lokal pertama dari covid-19 di Indonesia.
Salah satu cara pencegahan untuk penularan Corona Virus Disease (COVID-19) salah satunya adalah dengan penggunaan masker. Akan tetapi, masih banyak orang yang melakukan kesalahan dalam penggunaan masker tersebut.
Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSUP Persahabatan menjelaskan mengenai cara penggunaan masker yang tepat seperti berikut ini:
1. Sebelum menggunakan masker, lakukan hand hygiene/cuci tangan menggunakan sabun atau handrub
2. Gunakan masker bedah/surgical mask dengan sisi yang berwarna di sisi luar. Pastikan bagian sisi masker yang terdapat kawat berada di sebelah atas
3. Posisikan masker menutupi seluruh bagian hidung, tarik hingga menutupi dagu. Tekuk kawat di bagian atas masker hingga mengikuti lekuk tulang hidung. Pastikan tidak ada celak antara masker dan wajah
4. Hindari menyentuh masker, terutama bagian luar, selama pemakaian. Jika tidak sengaja menyentuh masker, cuci tangan menggunakan sabun atau handrub
5. Lepas dengan menarik tali belakang masker. Hindari menyentuh bagian luar masker. Ganti masker setiap terkontaminasi atau terasa lembap.
6. Segera buang masker ke tempat sampah yang tertutup setelah masker dilepas. Jangan gunakan masker berulang kali.
Kembali lakukan hand hygiene/cuci tangan menggunakan sabun atau handrub setelah melepas masker

(Prof. Dr. Zubairi Djoerban mengatakan sebagian besar Orang Tanpa Gejala/OTG (asimptomatik covid-19) memang gejalanya ringan, cenderung tidak merasakan sakit. Ada juga yang mengalami gejala yang muncul dan hilang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Pasien covid-19 tanpa gejala atau asimptomatik covid-19 sulit diketahui selain dengan menjalankan pemeriksaan swab test. Sesuai dengan namanya, pasien ini terinfeksi virus SARS-CoV-2 namun tanpa menunjukkan tanda-tanda apa pun.
"Namanya juga asimptomatik, jadi tidak ada gejala. Jadi ada banyak orang terinfeksi sampai sembuh, itu tidak ada gejala apa pun," ujar Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM.
Ia memaparkan bahwa sebagian besar Orang Tanpa Gejala/OTG (asimptomatik covid-19) memang gejalanya ringan, cenderung tidak merasakan sakit. Ada juga yang mengalami gejala yang muncul dan hilang, kemudian muncul kembali.
Pasien yang sudah memiliki penyakit penyerta sebelumnya (komorbid) memiliki risiko yang lebih tinggi jika terinfeksi covid-19. American Heart Association (AHA) mencatat bahwa orang dengan tekanan darah tinggi bisa jadi akan menghadapi risiko komplikasi lebih parah jika terinfeksi virus covid-19.
Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp. PD-KGH, FINASIM, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi (PERHI) mengatakan, “Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan.”
Dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S (K) juga menambahkan, “Laporan-laporan yang ada menyebutkan bahwa sekitar 35 persen pasien covid-19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes, maupun penyakit kardiovaskular lainnya. Selain itu juga dilaporkan bahwa pengidap penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan menunjukkan gejala yang lebih berat bila terinfeksi covid-19.”
Menurut dr. Amanda, selain komplikasi saluran pernapasan, infeksi covid-19 juga menyebabkan berbagai komplikasi langsung di jantung, otak dan ginjal seperti diantaranya serangan jantung, stroke, gagal ginjal akut.
“Selain itu, umum juga terjadi sindrom pengentalan dan penyumbatan pembuluh darah, infeksi dan/atau jamur lain, kerusakan otot dan saraf tepi serta proses autoimun yang memperburuk prognosi,” katanya.
Berdasarkan data dari Covid19.go.id, kasus pasien positif covid-19 yang tercatat sampai tanggal 20 Desember 2020 di Indonesia mencapai 664.930. Dengan rincian terdapat 541.811 kasus sembuh dan 19.880 kasus meninggal.
Sedangkan secara global, data dari website Covid19.go.id menyebutkan bahwa covid-19 ini sudah terjadi di 222 negara. Dengan kasus terkonfirmasi positif 74.299.042 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 1.669.982 di seluruh dunia.
Sampai saat ini, terdapat sebanyak 140 rumah sakit rujukan untuk menangani covid-19 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sudah ada banyak vaksin potensial yang sedang dikembangkan. Vaksin dari Pfizer dan Moderna merupakan vaksin yang paling dikenal.
Pada Rabu, 16 Desember 2020 Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan bahwa vaksin covid-19 akan dibagikan gratis tanpa persyaratan apapun. Sementara itu, diketahui bahwa sejauh ini dari enam jenis vaksin yang disetujui oleh Menteri Kesehatan Indonesia, hanya vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah didatangkan ke tanah air. Tepatnya, pada tahap pertama, 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu, 6 Desember 2020 malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Setelah itu, virus yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
1. Kasus pertama di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama dari covid-19. Ada dua orang yang merupakan ibu dan anak, yang menjadi penanda kasus pertama covid-19 di Indonesia dengan kode 01 dan 02.
Kedua pasien yang masih berkeluarga itu terpapar saat pasien 01 kotnak dengan warga Jepang yang datang ke Indonesia. Sedangkan pasien 02 terinfeksi melalui transmisi lokal, yang juga merupakan transmisi lokal pertama dari covid-19 di Indonesia.
2. Kewajiban penggunaan masker untuk mencegah penularan
Salah satu cara pencegahan untuk penularan Corona Virus Disease (COVID-19) salah satunya adalah dengan penggunaan masker. Akan tetapi, masih banyak orang yang melakukan kesalahan dalam penggunaan masker tersebut.
Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSUP Persahabatan menjelaskan mengenai cara penggunaan masker yang tepat seperti berikut ini:
1. Sebelum menggunakan masker, lakukan hand hygiene/cuci tangan menggunakan sabun atau handrub
2. Gunakan masker bedah/surgical mask dengan sisi yang berwarna di sisi luar. Pastikan bagian sisi masker yang terdapat kawat berada di sebelah atas
3. Posisikan masker menutupi seluruh bagian hidung, tarik hingga menutupi dagu. Tekuk kawat di bagian atas masker hingga mengikuti lekuk tulang hidung. Pastikan tidak ada celak antara masker dan wajah
4. Hindari menyentuh masker, terutama bagian luar, selama pemakaian. Jika tidak sengaja menyentuh masker, cuci tangan menggunakan sabun atau handrub
5. Lepas dengan menarik tali belakang masker. Hindari menyentuh bagian luar masker. Ganti masker setiap terkontaminasi atau terasa lembap.
6. Segera buang masker ke tempat sampah yang tertutup setelah masker dilepas. Jangan gunakan masker berulang kali.
Kembali lakukan hand hygiene/cuci tangan menggunakan sabun atau handrub setelah melepas masker

(Prof. Dr. Zubairi Djoerban mengatakan sebagian besar Orang Tanpa Gejala/OTG (asimptomatik covid-19) memang gejalanya ringan, cenderung tidak merasakan sakit. Ada juga yang mengalami gejala yang muncul dan hilang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
3. Penyebaran covid-19 melalui OTG
Pasien covid-19 tanpa gejala atau asimptomatik covid-19 sulit diketahui selain dengan menjalankan pemeriksaan swab test. Sesuai dengan namanya, pasien ini terinfeksi virus SARS-CoV-2 namun tanpa menunjukkan tanda-tanda apa pun.
"Namanya juga asimptomatik, jadi tidak ada gejala. Jadi ada banyak orang terinfeksi sampai sembuh, itu tidak ada gejala apa pun," ujar Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM.
Ia memaparkan bahwa sebagian besar Orang Tanpa Gejala/OTG (asimptomatik covid-19) memang gejalanya ringan, cenderung tidak merasakan sakit. Ada juga yang mengalami gejala yang muncul dan hilang, kemudian muncul kembali.
4. Penyakit komorbid berbahaya bagi pasien covid-19
Pasien yang sudah memiliki penyakit penyerta sebelumnya (komorbid) memiliki risiko yang lebih tinggi jika terinfeksi covid-19. American Heart Association (AHA) mencatat bahwa orang dengan tekanan darah tinggi bisa jadi akan menghadapi risiko komplikasi lebih parah jika terinfeksi virus covid-19.
Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp. PD-KGH, FINASIM, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi (PERHI) mengatakan, “Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan.”
Dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S (K) juga menambahkan, “Laporan-laporan yang ada menyebutkan bahwa sekitar 35 persen pasien covid-19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes, maupun penyakit kardiovaskular lainnya. Selain itu juga dilaporkan bahwa pengidap penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan menunjukkan gejala yang lebih berat bila terinfeksi covid-19.”
Menurut dr. Amanda, selain komplikasi saluran pernapasan, infeksi covid-19 juga menyebabkan berbagai komplikasi langsung di jantung, otak dan ginjal seperti diantaranya serangan jantung, stroke, gagal ginjal akut.
“Selain itu, umum juga terjadi sindrom pengentalan dan penyumbatan pembuluh darah, infeksi dan/atau jamur lain, kerusakan otot dan saraf tepi serta proses autoimun yang memperburuk prognosi,” katanya.
5. Jumlah pasien positif covid-19
Berdasarkan data dari Covid19.go.id, kasus pasien positif covid-19 yang tercatat sampai tanggal 20 Desember 2020 di Indonesia mencapai 664.930. Dengan rincian terdapat 541.811 kasus sembuh dan 19.880 kasus meninggal.
Sedangkan secara global, data dari website Covid19.go.id menyebutkan bahwa covid-19 ini sudah terjadi di 222 negara. Dengan kasus terkonfirmasi positif 74.299.042 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 1.669.982 di seluruh dunia.
Sampai saat ini, terdapat sebanyak 140 rumah sakit rujukan untuk menangani covid-19 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sudah ada banyak vaksin potensial yang sedang dikembangkan. Vaksin dari Pfizer dan Moderna merupakan vaksin yang paling dikenal.
Pada Rabu, 16 Desember 2020 Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan bahwa vaksin covid-19 akan dibagikan gratis tanpa persyaratan apapun. Sementara itu, diketahui bahwa sejauh ini dari enam jenis vaksin yang disetujui oleh Menteri Kesehatan Indonesia, hanya vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah didatangkan ke tanah air. Tepatnya, pada tahap pertama, 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu, 6 Desember 2020 malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)