FITNESS & HEALTH

Penderita Katarak Kian Meningkat, Ini Gejala dan Cara Penanganan yang Tepat

Yuni Yuli Yanti
Jumat 28 Juni 2024 / 08:00
Jakarta: Katarak, masih menjadi momok terbesar gangguan penglihatan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebut penyandang kebutaan berjumlah 1,6 juta orang, dengan sekitar 80 persen disebabkan oleh katarak, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI. 

Ketua Seksi Penanggulangan Buta Katarak (SPBK) PERDAMI, dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, Sp.M(K), M.Kes, mengatakan ada beberapa penyebab peningkatan prevalensi katarak di Indonesia, di antaranya:

- Usia harapan hidup yang bertambah menjadi 60-70 tahun. 

- Perubahan tren penyakit seperti munculnya berbagai penyakit degeneratif. 

- Kesadaran masyarakat yang rendah untuk memerikasakan diri kalau ada gangguan terkait katarak. Termasuk mitos yang menyebutkan bahwa kebutaan karena katarak adalah proses alami yang tidak bisa ditangani padahal tidak demikian.

- Fasilitas pelayanan belum memadai secara merata.

- Dukungan kebijakan pemerintah seperti fasilitas yang belum mendukung, distribusi tenaga kesehatan yang belum merata dan memenuhi. 

"Jika tidak melakukan peningkatan kepedulian maka penderita katarak akan terus bertambah. Sehingga perlu diadakannya edukasi tentang kesadaran tentang katarak seperti ini," ujar Dr. Ahmad secara daring dalam acara JEC Eye Talks: Peringatan Bulan Kesadaran Katarak 2024, Kamis, (27/6/2024), di JEC@Kedoya, Jakarta. 


(Dr. dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, Sp.M(K), M.Kes dan DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), dalam sesi talkshow 'Peringatan Bulan Kesadaran Katarak' yang diadakan oleh JEC. Foto: Dok. Yuni Yuli)
 

Tanda dan gejala katarak

Bersifat multifaktorial, katarak merupakan gangguan mata yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh. Ini membuat cahaya tidak dapat melewatinya dengan benar sehingga menyebabkan penglihatan buram, berbayang, dan silau. 

Melansir dari laman Kemenkes, beberapa tanda dan gejala katarak, antara lain:

1. Penglihatan/pandangan mata kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap.

2. Ada lingkaran putih saat memandang sinar.

3. membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktivitas.

4. Sulit untuk melihat pada malam hari.

5. Penglihatan semakin kabur, walaupun sudah berganti-ganti ukuran kacamata.

6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan.

7. Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya.

8. Penglihatan ganda.

9. Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat pandangan ganda jika melihat dengan satu mata.


(Salah satu tindakan operasi katarak yang dilakukan oleh JEC. Foto: Dok. Yuni Yuli) 
 

Penanganan yang tepat

Menurut Direktur Utama RS Mata JEC@Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), kesadaran tentang katarak yang masih terbatas memunculkan anggapan bahwa penyakit ini hanya diderita oleh lansia. Padahal, katarak dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. 

JEC Eye Hospital and Clinic terus menekankan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala sebagai langkah antisipatif untuk penanganan gangguan mata sedini mungkin, termasuk katarak. 

"Dengan mengetahui kondisi katarak lebih awal, penyandang bisa terhindar dari risiko semakin menurunnya kualitas hidup akibat pandangan yang semakin kabur. Pun bagi penderita katarak yang sampai tahap buta, tak perlu berkecil hati. Tindakan operasi katarak dengan beragam opsi merupakan solusi untuk mengembalikan kondisi pandangan seperti semula - sebelum terserang katarak. Dengan catatan, tidak ada kelainan pada saraf mata pasien," tutur Dr. Budi dalam kesempatan yang sama. 

Lebih lanjut, Dr. Budi menyampaikan pperasi katarak adalah tindakan medis minim risiko dan merupakan investasi terbaik untuk kesehatan mata. JEC secara aktif mendukung upaya pemberantasan kebutaan di Indonesia, salah satunya dengan menghadirkan layanan terpadu untuk menangani katarak secara komprehensif: Layanan Katarak, Lensa dan Bedah Refraktif - yang telah hadir sejak awal berdiri. 

Layanan ini menawarkan beragam modalitas pemeriksaan berteknologi mutakhir untuk mendiagnosis katarak pasien. Untuk tindakan penanganan, JEC menawarkan berbagai pilihan terapi operasi katarak; meliputi: extracapsular cataract extraction (ECCE), phacoemulsification, Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS). Hingga saat ini, sepanjang berkiprah, JEC telah menjalankan lebih dari 200 ribu tindakan operasi katarak pada pasien-pasiennya. 

"Khususnya FLACS, sebagai terobosan terkini dalam penanganan katarak di Indonesia, teknologinya memberikan akurasi tinggi dan proses pemulihan yang cepat," tutup dr. Budi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH