FITNESS & HEALTH

5 Arti Sakit Kepala di Bagian Atas dan Penyebabnya

Yuni Yuli Yanti
Kamis 11 Januari 2024 / 10:00
Jakarta: Ada banyak alasan mengapa sakit kepala bisa terjadi di bagian atas kepala. Mulai dari ketegangan, migrain, hingga neuralgia oksipital adalah beberapa kemungkinan penyebabnya. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin memerlukan perhatian medis.

Rasa nyeri di bagian atas kepala bisa disebabkan oleh beberapa hal. Meski dalam kebanyakan kasus, sakit kepala jenis ini tidak menunjukkan kondisi kesehatan yang mendasarinya dan akan hilang dengan sendirinya.

Namun, kamu harus tetap berkonsultasi dengan dokter tentang gejala yang dialami untuk mendapatkan diagnosis yang tepat jika khawatir tentang nyeri di bagian atas kepala, atau jika sakit kepala yang dirasakan semakin parah dan sering. 

Mengutip dari Medical News Today, terdapat lima arti sakit kepala di bagian atas dan penyebab, antara lain: 
 

1. Sakit kepala kontraksi otot

Sakit kepala tipe ini merupakan salah satu sakit kepala paling umum yang dapat menyerang hingga 78 persen orang pada suatu waktu dalam hidup mereka. Para ahli terkadang menyebutnya sakit kepala karena ketegangan kontraksi otot atau stres.

Meskipun ketegangan otot mungkin berperan, namun tidak jelas mengapa hal itu terjadi. Kemungkinan penyebab lainnya adalah karena kekurangan vitamin dan faktor genetik.

Pada sakit kepala tipe tegang, nyerinya mungkin terasa seperti diremas atau menambah beban pada suatu area, misalnya bagian atas kepala. Kamu mungkin juga merasakan sakit di leher atau bahu.

Orang sering menggambarkan rasa sakit akibat sakit kepala tegang sebagai rasa sakit yang tumpul dan tidak berdenyut atau berdenyut. Sakit kepala tegang biasanya tidak nyaman tetapi tidak parah. Durasinya bisa 30 menit hingga seminggu, tetapi durasi rata-ratanya adalah 4–6 jam.
 

2. Sakit kepala migrain

Sakit kepala merupakan salah satu gejala migrain. Sakit kepala migrain mempengaruhi hingga 12 persen populasi, termasuk 17 persen wanita dan 6 persen pria. Sakit kepala ini lebih jarang terjadi dibandingkan sakit kepala tegang, namun bisa lebih parah.

Rasa sakitnya mungkin terasa seolah-olah menjalar dari bagian atas kepala, ke satu sisi, atau ke bagian belakang leher. Penyakit ini bisa parah dan berdenyut serta terjadi bersamaan dengan gejala lain, seperti mual dan kepekaan ekstrem terhadap cahaya atau suara.

Faktor genetik tampaknya berperan, namun banyak orang dengan kondisi ini menemukan bahwa pemicu tertentu dapat menyebabkan sakit kepala migrain, seperti; stres, perubahan cuaca, gangguan tidur, dan perubahan hormonal.

Beberapa orang mungkin dapat meredakan dan mencegah sakit kepala migrain dengan langkah-langkah seperti akupresur, yoga, dan perubahan gaya hidup.


(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)

3. Sakit kepala kronis

Ada berbagai jenis sakit kepala kronis atau persisten. Sakit kepala tersebut termasuk sakit kepala tipe tegang dan sakit kepala migrain.

Seorang dokter akan mendiagnosis sakit kepala tipe tegang kronis jika seseorang mengalami sakit kepala tipe tegang setidaknya selama 15 hari sebulan selama 3 bulan atau lebih.

Sakit kepala migrain kronis juga terjadi setidaknya 15 hari dalam sebulan selama 3 bulan atau lebih, dan orang tersebut akan mengalami gejala migrain setidaknya 8 hari dalam sebulan.

Gejalanya tergantung pada jenis sakit kepala, namun beberapa dapat menyebabkan nyeri di dekat bagian atas kepala. Faktor gaya hidup, seperti stres dan kurang tidur, dapat memengaruhi sakit kepala jenis ini.
 

4. Sakit kepala cluster

Seperti namanya, sakit kepala cluster terjadi secara berkelompok. Muncul tiba-tiba di satu sisi kepala, sering kali di belakang mata, dan menyebabkan nyeri hebat serta hidung tersumbat atau pilek, dan mata berair. Penyakit ini jarang terjadi karena hanya memengaruhi sekitar 1 dari 1.000 orang.

Sakit kepala cluster mungkin melibatkan perubahan pada saraf trigeminal, hipotalamus, dan pelebaran pembuluh darah. Namun, para ahli belum mengetahui secara pasti mengapa hal itu terjadi. Hal ini dapat terjadi sebagai respons terhadap pemicu seperti; terlalu lama menonton televisi,
minum alkohol, cuaca panas, dan stres. 

Sakit kepala cluster cenderung terjadi secara berkelompok. Serangan dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan namun dapat berhenti selama beberapa tahun. Saat serangan, sakit kepala ini bisa terjadi setiap dua hari hingga delapan kali sehari. Kamu mungkin merasa sulit untuk beristirahat atau merasa lega karena sakit kepala ini. 
 

5. Sakit kepala sinus

Sakit kepala sinus tidak terdaftar sebagai jenis sakit kepala resmi dalam International Classification of Headache Disorders edisi ke-3 (ICHD-3). Namun, infeksi atau peradangan sinus dapat menyebabkan nyeri pada bagian samping dan atas kepala.

Biasanya gejala akan hilang ketika seseorang mengatasi masalah yang mendasarinya. Seorang dokter mungkin merekomendasikan obat untuk membantu peradangan. Orang dengan masalah sinus jangka panjang mungkin memerlukan pembedahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH