FITNESS & HEALTH
Melihat Kasus Vaksin Kosong, dari Sisi Psikologi
Yatin Suleha
Kamis 12 Agustus 2021 / 16:27
Jakarta: Beberapa hari ini ramai soal penyuntikkan dosis vaksin kosong yang sempat terjadi di kawasan Pluit, Penjaringan Jakarta Utara. EO, sosok tenaga kesehatan memberikan BLP suntikan dosis vaksin covid-19 yang kosong.
Dilansir dari Suara, saat BLP mendapat gilirian menerima dosis vaksin dan ditangani oleh EO, ibu dari BLP turut mengabadikan peristiwa dengan merekam menggukan ponsel genggam.
Setelah diketahui bahwa suntikan dosis vaksin terhadap BLP kosong, sang ibu langsung mengadu pada pihak penyelenggara yakni yayasan sekolah yang menggelar program vaksinasi.
Bagaimana kasus ini dilihat dari sisi psikologis? Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung mengatakan pada dasarnya memang fungsi otak manusia sangat dahsyat.

(Menurut psikolog Efnie, berbagai faktor yang melatakbelakangi EO menyuntikkan vaksin kosong perlu didalami. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
"Di satu sisi, ada fungsi kebijaksanaan berpikir yang di dukung oleh bagian prefrontal lobe otak. Namun di sisi lain, ada bagian otak yang terkadang mudah terstimulasi oleh hal-hal negatif. Salah satu diantaranya adalah bagian amigdala otak," ujarnya lagi.
Menurut penulis buku "Survive Menghadapi Quarter Life Crisis" ini saat berada dalam situasi yang menyenangkan, biasanya manusia akan lebih terdorong untuk menolong dan melakukan kebaikan.
"Namun, saat berada dalam situasi sulit, maka dorongan basic manusia akan muncul yaitu lebih mementingkan diri sendiri untuk 'living survival' yang sifatnya personal," bebernya.
Oleh karena itu, menurutnya berkaitan dengan perilaku yang sudah dilakukan dengan menyuntikkan vaksin kosong bisa saja didasari oleh motif tertentu yang menjadi faktor yang melatarbelakangi.
"Ini menjadi faktor yang sangat perlu didalami. Apakah motif yang melatarbelakangi adalah faktor ekonomi, memang ada gangguan di psikis, atau di bawah tekanan pihak tertentu. Semakin lengkap informasi yang kita dapatkan, maka akan semakin arif kita dalam menentukan keputusan yang tepat," pungkas Efnie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dilansir dari Suara, saat BLP mendapat gilirian menerima dosis vaksin dan ditangani oleh EO, ibu dari BLP turut mengabadikan peristiwa dengan merekam menggukan ponsel genggam.
Setelah diketahui bahwa suntikan dosis vaksin terhadap BLP kosong, sang ibu langsung mengadu pada pihak penyelenggara yakni yayasan sekolah yang menggelar program vaksinasi.
Bagaimana kasus ini dilihat dari sisi psikologis? Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung mengatakan pada dasarnya memang fungsi otak manusia sangat dahsyat.

(Menurut psikolog Efnie, berbagai faktor yang melatakbelakangi EO menyuntikkan vaksin kosong perlu didalami. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
"Di satu sisi, ada fungsi kebijaksanaan berpikir yang di dukung oleh bagian prefrontal lobe otak. Namun di sisi lain, ada bagian otak yang terkadang mudah terstimulasi oleh hal-hal negatif. Salah satu diantaranya adalah bagian amigdala otak," ujarnya lagi.
Menurut penulis buku "Survive Menghadapi Quarter Life Crisis" ini saat berada dalam situasi yang menyenangkan, biasanya manusia akan lebih terdorong untuk menolong dan melakukan kebaikan.
"Namun, saat berada dalam situasi sulit, maka dorongan basic manusia akan muncul yaitu lebih mementingkan diri sendiri untuk 'living survival' yang sifatnya personal," bebernya.
Oleh karena itu, menurutnya berkaitan dengan perilaku yang sudah dilakukan dengan menyuntikkan vaksin kosong bisa saja didasari oleh motif tertentu yang menjadi faktor yang melatarbelakangi.
"Ini menjadi faktor yang sangat perlu didalami. Apakah motif yang melatarbelakangi adalah faktor ekonomi, memang ada gangguan di psikis, atau di bawah tekanan pihak tertentu. Semakin lengkap informasi yang kita dapatkan, maka akan semakin arif kita dalam menentukan keputusan yang tepat," pungkas Efnie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)