FITNESS & HEALTH
Yuk, Ketahui Lebih Dekat Hubungan Limfedema dengan Obesitas
Mia Vale
Minggu 14 Januari 2024 / 10:05
Jakarta: Seorang pria asal Kabupaten Tangerang, Engky, saat ini sedang berjuang untuk pulih dari penyakitnya limfedema. Penyakit yang diaku pria 34 tahun ini sudah diderita selama bertahun-tahun. Bahkan limfeda ini membuat kondisi kakinya terus membesar hingga berat 50 kilogram.
Selain itu, Engky juga memiliki bobot tubuh ekstrem yakni mencapai 230 kg, yang sudah dikategorikan obesitas. Dengan begitu, Engky memerlukan perawatan intensif.
Limfedema merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh mengumpulkan cairan getah bening lebih cepat daripada kemampuan mengalirkannya. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan ketidaknyamanan serta menyulitkan seseorang untuk bergerak.
Mengutip dari Mayo Clinic, kondisi ini paling banyak menyerang bagian lengan atau kaki. Tetapi kerap juga ditemukan di area dinding dada, perut, leher, bahkan sampai alat kelamin. Nah, orang dengan obesitas seperti Engky, juga berisiko terkena limfedema akibat obesitas. Mari kita lihat lebih dekat hubungan antara obesitas dan limfedema.
.jpg)
(Limfedema mengacu pada pembengkakan jaringan yang disebabkan oleh akumulasi cairan berisi protein, yang biasanya dialirkan melalui sistem limfatik tubuh. Kondisi ini sering kali memengaruhi lengan atau kaki, tapi juga bisa terjadi di dinding dada, perut, leher, dan alat kelamin. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Sistem limfatik kita bertugas mengedarkan cairan getah bening ke seluruh tubuh dan kemudian menyalurkannya kembali ke aliran darah. Cairan getah bening sendiri adalah zat encer yang mengandung sel darah putih yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
Nah, cedera atau kerusakan pada sistem ini dapat menyebabkan penyumbatan sehingga getah bening tidak dapat bersirkulasi dengan baik.
Alih-alih diserap oleh kelenjar getah bening, cairan tersebut menumpuk di bagian lain tubuh. Limfedema bisa menjadi kondisi genetik. Hal ini juga terkait dengan komplikasi kanker atau pengobatan kanker dan obesitas.
Gejala limfedema yang paling umum adalah pembengkakan. Pembengkakan bisa tidak simetris, misalnya, hanya mempengaruhi satu lengan atau kaki. Menukil laman Healthline, pada limfedema akibat obesitas, pembengkakan paling sering menyerang tungkai dan kaki.
Bagian tubuh yang mengalami pembengkakan mungkin terasa penuh atau berat, dan kamu mungkin mengalami ketidaknyamanan, seperti sensasi pegal atau kesemutan, di area tersebut. Selain itu, kulit mungkin terasa lebih kencang di area tersebut, dan ini mungkin memengaruhi rentang gerakmu.
Hubungan pasti antara obesitas dan limfedema belum sepenuhnya dipahami. Obesitas dapat meningkatkan stres pada berbagai sistem di tubuh dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, stroke, dan kanker tertentu.
Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, para ahli umumnya sepakat bahwa obesitas dapat membebani sistem limfatik kamu. Hal ini dapat mengurangi fungsinya dan, dalam beberapa kasus, merusaknya hingga timbul limfedema.
Obatnya, penurunan berat badan! Hal ini dapat membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan pembengkakan. Namun, penurunan berat badan bisa menjadi rumit karena pembengkakan dapat membuat sulit bergerak.
Pilihan pembedahan dapat membantu mengurangi beberapa gejala limfedema akibat obesitas, namun obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi pembedahan. Oleh karena itu, ahli bedah biasanya menyarankan penurunan berat badan untuk menurunkan BMI kamu ke ambang batas tertentu sebelum mereka mencoba melakukan operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Selain itu, Engky juga memiliki bobot tubuh ekstrem yakni mencapai 230 kg, yang sudah dikategorikan obesitas. Dengan begitu, Engky memerlukan perawatan intensif.
Limfedema merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh mengumpulkan cairan getah bening lebih cepat daripada kemampuan mengalirkannya. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan ketidaknyamanan serta menyulitkan seseorang untuk bergerak.
Mengutip dari Mayo Clinic, kondisi ini paling banyak menyerang bagian lengan atau kaki. Tetapi kerap juga ditemukan di area dinding dada, perut, leher, bahkan sampai alat kelamin. Nah, orang dengan obesitas seperti Engky, juga berisiko terkena limfedema akibat obesitas. Mari kita lihat lebih dekat hubungan antara obesitas dan limfedema.
Bisakah limfedema disebabkan oleh obesitas?
.jpg)
(Limfedema mengacu pada pembengkakan jaringan yang disebabkan oleh akumulasi cairan berisi protein, yang biasanya dialirkan melalui sistem limfatik tubuh. Kondisi ini sering kali memengaruhi lengan atau kaki, tapi juga bisa terjadi di dinding dada, perut, leher, dan alat kelamin. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Sistem limfatik kita bertugas mengedarkan cairan getah bening ke seluruh tubuh dan kemudian menyalurkannya kembali ke aliran darah. Cairan getah bening sendiri adalah zat encer yang mengandung sel darah putih yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
Nah, cedera atau kerusakan pada sistem ini dapat menyebabkan penyumbatan sehingga getah bening tidak dapat bersirkulasi dengan baik.
Alih-alih diserap oleh kelenjar getah bening, cairan tersebut menumpuk di bagian lain tubuh. Limfedema bisa menjadi kondisi genetik. Hal ini juga terkait dengan komplikasi kanker atau pengobatan kanker dan obesitas.
Terjadi pembengkakan
Gejala limfedema yang paling umum adalah pembengkakan. Pembengkakan bisa tidak simetris, misalnya, hanya mempengaruhi satu lengan atau kaki. Menukil laman Healthline, pada limfedema akibat obesitas, pembengkakan paling sering menyerang tungkai dan kaki.
Bagian tubuh yang mengalami pembengkakan mungkin terasa penuh atau berat, dan kamu mungkin mengalami ketidaknyamanan, seperti sensasi pegal atau kesemutan, di area tersebut. Selain itu, kulit mungkin terasa lebih kencang di area tersebut, dan ini mungkin memengaruhi rentang gerakmu.
Penyebab limfedema akibat obesitas
Hubungan pasti antara obesitas dan limfedema belum sepenuhnya dipahami. Obesitas dapat meningkatkan stres pada berbagai sistem di tubuh dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, stroke, dan kanker tertentu.
Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, para ahli umumnya sepakat bahwa obesitas dapat membebani sistem limfatik kamu. Hal ini dapat mengurangi fungsinya dan, dalam beberapa kasus, merusaknya hingga timbul limfedema.
Pengobatan limfedema akibat obesitas
Obatnya, penurunan berat badan! Hal ini dapat membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan pembengkakan. Namun, penurunan berat badan bisa menjadi rumit karena pembengkakan dapat membuat sulit bergerak.
Pilihan pembedahan dapat membantu mengurangi beberapa gejala limfedema akibat obesitas, namun obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi pembedahan. Oleh karena itu, ahli bedah biasanya menyarankan penurunan berat badan untuk menurunkan BMI kamu ke ambang batas tertentu sebelum mereka mencoba melakukan operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)