FITNESS & HEALTH

Dampak Polusi Udara terhadap Penderita Alergi

A. Firdaus
Jumat 29 September 2023 / 13:12
Jakarta: Melihat kualitas udara Jakarta terkini di Iqair.com, masih belum ada perubahan. Kualitas udara di Ibukota waktu 7 pagi WIB, berada di 169. Bahkan di kawasan Gelora Bung Karno masih 110.

Artinya saat ini kondisi udara di Jakarta masih tidak sehat, dan sangat berisiko pada kelompok sensitif seperti lansia atau yang menderita alergi.

Paparan polusi udara, seperti asap rokok, debu, maupun gas kendaraan, dapat menyebabkan masalah kesehatan. Salah satunya adalah penyakit alergi, yang sering kali dikaitkan dengan gangguan pernapasan, mulai dari serangan asma hingga batuk kronis.

Polusi udara mengandung zat yang berbahaya bagi saluran pernapasan. Zat-zat ini dapat memicu kambuhnya gejala pada penderita alergi dan asma. Tidak hanya itu, jika dihirup oleh wanita hamil, polusi udara juga dapat meningkatkan risiko bayi yang dikandungnya menderita penyakit asma.

Dampak dari polusi udara juga bisa menyebabkan serangan asma pada pasien dengan riwayat pilek alergi atau gangguan pernapasan, seperti bronkitis kronis. Menurut suatu penelitian, anak-anak yang tinggal di area dengan polusi udara berat lebih berisiko terkena alergi dibandingkan anak yang tinggal di daerah dengan kualitas udara baik.
 

Polusi udara dapat menyebabkan penyakit alergi


Menurut suatu penelitian yang dilansir Alodokter, terdapat peningkatan risiko penyakit alergi seiring dengan memburuknya polusi udara. Alergen atau hal-hal yang memicu reaksi alergi ini biasanya terdapat di udara yang kotor.

Jika dihirup, zat tersebut akan memicu tubuh untuk mengeluarkan antibodi pemicu gejala alergi, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung berair, mata gatal atau berair, dan batuk. Contoh penyakit alergi yang dapat dipicu oleh polusi udara adalah pilek alergi, asma, konjungtivitis alergi, dan alergi kulit.

Data penelitian menunjukkan bahwa sekitar 18% kasus asma muncul setelah penderitanya terpapar udara yang kotor. Paparan polusi dari lalu lintas jalan raya terhadap ibu hamil dan bayi berusia di bawah satu tahun juga dapat menyebabkan penyakit pilek alergi pada anak di kemudian hari.

Ada beberapa tipe polusi udara yang menjadi penyebab pilek alergi, yaitu:

Polusi di luar ruangan

Menurut suatu penelitian, polusi dari luar ruangan di negara Asia kadarnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan di negara barat. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap kesehatan, khususnya yang menyangkut fungsi paru-paru, pada orang yang tinggal di Asia, termasuk Indonesia.

Yang termasuk jenis polusi di luar ruangan antara lain adalah debu jalanan, asap kendaraan, asap pabrik, dan gas emisi dari bahan bakar. Ada beberapa bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa polusi udara dari lalu lintas terbukti dapat memperburuk penyakit asma, memicu reaksi alergi, dan mengganggu fungsi paru-paru.

Polusi di dalam ruangan

Banyak yang tidak menyadari bahwa polusi udara di dalam ruangan bisa memiliki kadar 5 kali lebih tinggi daripada polusi di luar ruangan. Selain penyakit alergi, polusi di dalam ruangan dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis, asma, hingga risiko terkena kanker paru.

Gejala alergi yang bisa ditimbulkan antara lain mata gatal dan merah, tenggorokan gatal, sakit kepala, mual, bersin, dan batuk pilek. Gejala ini bisa dialami oleh bayi, anak-anak, maupun orang dewasa.

Polusi di dalam ruangan bisa berasal dari asap rokok, asap dapur, cat tembok, debu, cairan pembersih ruangan, pengharum ruangan, obat nyamuk semprot atau bakar, dan bahan bangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH