FITNESS & HEALTH
Jenis Masker Apakah yang Cocok untuk Menangkal Varian Omicron?
Mia Vale
Selasa 21 Desember 2021 / 07:30
Jakarta: WHO memperingatkan bahwa varian Omicron yang dikenal sebagai B.1.1.529, memiliki jumlah mutasi yang banyak, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Tak hanya WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (atau Centers for Disease Control and Prevention/CDC) juga memperingatkan tentang Omicron, di mana mereka mengakui belum tahu seberapa mudah penyebarannya, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya atau seberapa baik vaksin dan obat yang tersedia bekerja melawannya.
Namun begitu, CDC mencatat bahwa vaksin tetap menjadi tindakan kesehatan masyarakat terbaik untuk melindungi orang dari covid-19. Dan masker tetap menawarkan perlindungan terhadap semua varian.
Dengan munculnya Omicron, berlanjutnya peredaran varian Delta yang menular dan kasus covid-19 yang terus meningkat di seluruh negeri, wajar saja jika ada pertanyaan tentang masker saat kita memasuki musim liburan yang padat. Begitulah kutipan yang berhasil kami rangkum dari laman Yahoo Life.
Lantas, apakah masker kain masih bisa dipakai? Haruskah semua masker setara dengan N95, seperti KF94 dan KN95? Inilah yang dikatakan para ahli.
Menggunakan masker memang perlu. Tapi, masker tersebut juga harus memenuhi kriteria tertentu. Dan CDC merekomendasikan bahwa masker yang dimiliki haruslah:
- Dua atau lebih lapisan untuk bahan bernapas
- Cakupan lengkap untuk hidung dan mulut
?- Pas di wajah tanpa celah
- Memiliki kawat hidung untuk mencegah udara bocor keluar dari bagian atas masker
.jpg)
(Dr Prathit Kulkarni, asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine, mengatakan bahwa ada beberapa bukti bahwa masker wajah bedah berpotensi sedikit lebih baik daripada masker kain. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
"Masker kain memang bagus jika memiliki beberapa lapisan dan pas. Tapi tetap tidak bisa hanya mengandalkan mereka," ujar Dr William Schaffner, spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine.
Namun, Dr Prathit Kulkarni, asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine, mengatakan bahwa ada beberapa bukti bahwa masker wajah bedah berpotensi sedikit lebih baik daripada masker kain.
Bila dikenakan dengan benar, masker bedah bisa membantu. Sekali lagi, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa masker bedah memiliki potensi untuk memberikan perlindungan yang besar.
Masker bedah itu haruslah pas, tanpa mengganggu pernapasan. Pada dasarnya, masker bedah tidak dirancang untuk menutup rapat ke wajah. Masker bedah juga memiliki gangguan besar yang dapat membuat kita lebih sulit untuk bernapas, saat melakukan hal-hal seperti menaiki tangga misalnya.
Konsep kuncinya adalah masker harus pas tapi tetap nyaman dipakai. Pemakaian masker ganda justru bisa jadi solusi yang buruk karena saat bekerja, kita bisa sangat sulit untuk bernapas.
Untuk situasi yang lebih ramai, ada baiknya gunakan masker filtrasi yang lebih kuat, seperti KF94, masker N95 versi Korea Selatan, dan KN95, masker N95 versi China. CDC pun masih merekomendasikan bahwa masker N95 disediakan untuk petugas kesehatan.
Pada titik ini, KF94, KN95, dan N95 tidak perlu dipikirkan lagi. Karena masker inilah yang memberikan perlindungan jauh lebih baik daripada masker bedah atau kain.
Bahkan pengujiannya telah menemukan bahwa masker ini dapat dipakai kembali hingga 40 jam di lingkungan bersih, seperti kantor dengan sedikit pengurangan efisiensi penyaringan.
Hanya saja, karena jenis masker tersebut lebih protektif daripada masker konvensional. Tapi, karena masker ini lebih ketat ketika dipakai, bisa membuat pernapasan lebih sulit.
Kalau sudah begitu, masker kain berkualitas tinggi - tiga lapis dengan filter - nyaman untuk dipakai, tidak masalah. Bahkan masker dengan kualitas yang kurang optimal lebih baik daripada tanpa masker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tak hanya WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (atau Centers for Disease Control and Prevention/CDC) juga memperingatkan tentang Omicron, di mana mereka mengakui belum tahu seberapa mudah penyebarannya, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya atau seberapa baik vaksin dan obat yang tersedia bekerja melawannya.
Namun begitu, CDC mencatat bahwa vaksin tetap menjadi tindakan kesehatan masyarakat terbaik untuk melindungi orang dari covid-19. Dan masker tetap menawarkan perlindungan terhadap semua varian.
Dengan munculnya Omicron, berlanjutnya peredaran varian Delta yang menular dan kasus covid-19 yang terus meningkat di seluruh negeri, wajar saja jika ada pertanyaan tentang masker saat kita memasuki musim liburan yang padat. Begitulah kutipan yang berhasil kami rangkum dari laman Yahoo Life.
Lantas, apakah masker kain masih bisa dipakai? Haruskah semua masker setara dengan N95, seperti KF94 dan KN95? Inilah yang dikatakan para ahli.
1. Kriteria masker
Menggunakan masker memang perlu. Tapi, masker tersebut juga harus memenuhi kriteria tertentu. Dan CDC merekomendasikan bahwa masker yang dimiliki haruslah:
- Dua atau lebih lapisan untuk bahan bernapas
- Cakupan lengkap untuk hidung dan mulut
?- Pas di wajah tanpa celah
- Memiliki kawat hidung untuk mencegah udara bocor keluar dari bagian atas masker
.jpg)
(Dr Prathit Kulkarni, asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine, mengatakan bahwa ada beberapa bukti bahwa masker wajah bedah berpotensi sedikit lebih baik daripada masker kain. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
2. Masker kain
"Masker kain memang bagus jika memiliki beberapa lapisan dan pas. Tapi tetap tidak bisa hanya mengandalkan mereka," ujar Dr William Schaffner, spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine.
Namun, Dr Prathit Kulkarni, asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine, mengatakan bahwa ada beberapa bukti bahwa masker wajah bedah berpotensi sedikit lebih baik daripada masker kain.
3. Masker bedah
Bila dikenakan dengan benar, masker bedah bisa membantu. Sekali lagi, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa masker bedah memiliki potensi untuk memberikan perlindungan yang besar.
Masker bedah itu haruslah pas, tanpa mengganggu pernapasan. Pada dasarnya, masker bedah tidak dirancang untuk menutup rapat ke wajah. Masker bedah juga memiliki gangguan besar yang dapat membuat kita lebih sulit untuk bernapas, saat melakukan hal-hal seperti menaiki tangga misalnya.
4. Masker berlapis
Konsep kuncinya adalah masker harus pas tapi tetap nyaman dipakai. Pemakaian masker ganda justru bisa jadi solusi yang buruk karena saat bekerja, kita bisa sangat sulit untuk bernapas.
5. Masker sekali pakai
Untuk situasi yang lebih ramai, ada baiknya gunakan masker filtrasi yang lebih kuat, seperti KF94, masker N95 versi Korea Selatan, dan KN95, masker N95 versi China. CDC pun masih merekomendasikan bahwa masker N95 disediakan untuk petugas kesehatan.
Pada titik ini, KF94, KN95, dan N95 tidak perlu dipikirkan lagi. Karena masker inilah yang memberikan perlindungan jauh lebih baik daripada masker bedah atau kain.
Bahkan pengujiannya telah menemukan bahwa masker ini dapat dipakai kembali hingga 40 jam di lingkungan bersih, seperti kantor dengan sedikit pengurangan efisiensi penyaringan.
Hanya saja, karena jenis masker tersebut lebih protektif daripada masker konvensional. Tapi, karena masker ini lebih ketat ketika dipakai, bisa membuat pernapasan lebih sulit.
Kalau sudah begitu, masker kain berkualitas tinggi - tiga lapis dengan filter - nyaman untuk dipakai, tidak masalah. Bahkan masker dengan kualitas yang kurang optimal lebih baik daripada tanpa masker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)