FITNESS & HEALTH
Penyakit Polio Mulai Bermunculan, Dokter Imbau Jangan Sepelekan Imunisasi
Medcom
Kamis 01 Desember 2022 / 15:13
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di seluruh provinsi Indonesia, setelah ada penemuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh.
Penemuan kasus ini terjadi seiring dengan menurunnya cakupan imunisasi di provinsi tersebut selama 10 tahun terakhir. Tidak hanya itu, imunisasi dasar yang gagal memenuhi target di luar Pulau Jawa setelah terhambat dua tahun pandemi.
Polio adalah sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio.
“Makanya, kalau anak tidak mendapatkan imunisasi polio, ia akan lebih berisiko terserang polio dan menyebarkannya ke anak yang lain,” kata dr. Abi Noya, selaku Medical Content Marketing Senior Manager dari Alodokter.
Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau bisa juga melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio.
Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, meski lebih jarang terjadi. Setelah seseorang terpapar virus polio, maka virus ini kemudian dapat menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.
Menurut dr. Abi Noya, jika sudah terkena polio, maka penanganannya akan sulit sekali dilakukan, terlebih hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan polio sepenuhnya. Pengobatan yang ada saat ini umumnya baru mampu untuk meringankan keluhan, memperlambat perjalanan penyakitnya, dan mencegah komplikasi.
“Oleh karena itu, janganlah kita menyepelekan pepatah yang sudah sering kita dengar, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan menepati jadwal imunisasi dasar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui program-program dari Kementerian Kesehatan RI, kita bisa mencegah bahkan mengakhiri penyebaran polio,” pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Penemuan kasus ini terjadi seiring dengan menurunnya cakupan imunisasi di provinsi tersebut selama 10 tahun terakhir. Tidak hanya itu, imunisasi dasar yang gagal memenuhi target di luar Pulau Jawa setelah terhambat dua tahun pandemi.
Polio adalah sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio.
“Makanya, kalau anak tidak mendapatkan imunisasi polio, ia akan lebih berisiko terserang polio dan menyebarkannya ke anak yang lain,” kata dr. Abi Noya, selaku Medical Content Marketing Senior Manager dari Alodokter.
Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau bisa juga melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio.
Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, meski lebih jarang terjadi. Setelah seseorang terpapar virus polio, maka virus ini kemudian dapat menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.
Menurut dr. Abi Noya, jika sudah terkena polio, maka penanganannya akan sulit sekali dilakukan, terlebih hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan polio sepenuhnya. Pengobatan yang ada saat ini umumnya baru mampu untuk meringankan keluhan, memperlambat perjalanan penyakitnya, dan mencegah komplikasi.
“Oleh karena itu, janganlah kita menyepelekan pepatah yang sudah sering kita dengar, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan menepati jadwal imunisasi dasar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui program-program dari Kementerian Kesehatan RI, kita bisa mencegah bahkan mengakhiri penyebaran polio,” pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)