FITNESS & HEALTH
Peringati Bulan Kesadaran Kanker Payudara, Masyarakat Dihimbau Lakukan SADARI dan SADANIS
Yuni Yuli Yanti
Jumat 04 November 2022 / 10:00
Jakarta: Dalam rangka memperingati bulan peduli Kanker payudara, Ida Budi G. Sadikin mendampingi Iriana Joko Widodo dan Wury Ma'ruf Amin meninjau sosialisasi pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang digelar di Rumah Dinas Gubernur Jambi, pada Kamis (20/10).
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PPK) juga masyarakat umum akan pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara, yang merupakan penyakit kanker terbanyak di Indonesia.
"Bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya," ujar Ida yang dinukil dari laman Kemenkes.
Istri Menteri Kesehatan ini menjelaskan bahwa SADARI dan SADANIS merupakan kegiatan pemeriksaan payudara secara rutin setiap bulannya.
SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus. SADARI dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri. Jika selama pemeriksaan menemukan benjolan atau perubahan pada payudara bisa diketahui sejak dini. Karenanya SADARI penting dilakukan selama 7-10 hari setiap bulannya setelah menstruasi
"Dengan melakukannya secara rutin, kita bisa tahu kalau ternyata ada yang beda dengan payudara kita, sehingga bisa segera dilakukan pemeriksaan lanjutan," terang Ida.
Sementara, SADANIS atau pemeriksaan payudara klinis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan, ataupun petugas kesehatan lain yang terlatih. Dilakukan mulai dari inspeksi payudara hingga palpasi di seluruh area payudara.
.jpg)
(SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Pihaknya kembali menekankan bahwa deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan mengingat penyakit ini sangat sulit disembuhkan.
Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah terbanyak. Di tahun 2020, kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus dan jumlah kematian 22.430 orang.
Selain itu, sekitar 60-70 persen pasien kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut (III dan IV). Hal ini mengakibatkan kualitas hidup penderitanya rendah dan beban pembiayaan yang kian besar.
Untuk itu, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan kader PKK tersebut sebagai bagian penting untuk meminimalisir risiko terjadinya kanker payudara.
"Saya mengucapkan terima kasih sekali lagi karena yang menjadi ujung tombak kesehatan untuk penduduk di desa-desa adalah ibu-ibu kader semua. Jadi semangat selalu ibu-ibu kader, kami ibu-ibu OASE di sini akan selalu mendukung ibu-ibu semua," tambahnya.
Terakhir, Ida pun berharap kegiatan sosialisasi dan edukasi SADARI ini tidak dilaksanakan hanya saat bulan peduli Kanker payudara, tetapi dapat dilanjutkan dengan melibatkan seluruh pihak agar dapat menjangkau masyarakat luas khususnya para wanita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PPK) juga masyarakat umum akan pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara, yang merupakan penyakit kanker terbanyak di Indonesia.
"Bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya," ujar Ida yang dinukil dari laman Kemenkes.
Istri Menteri Kesehatan ini menjelaskan bahwa SADARI dan SADANIS merupakan kegiatan pemeriksaan payudara secara rutin setiap bulannya.
SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus. SADARI dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri. Jika selama pemeriksaan menemukan benjolan atau perubahan pada payudara bisa diketahui sejak dini. Karenanya SADARI penting dilakukan selama 7-10 hari setiap bulannya setelah menstruasi
"Dengan melakukannya secara rutin, kita bisa tahu kalau ternyata ada yang beda dengan payudara kita, sehingga bisa segera dilakukan pemeriksaan lanjutan," terang Ida.
Sementara, SADANIS atau pemeriksaan payudara klinis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan, ataupun petugas kesehatan lain yang terlatih. Dilakukan mulai dari inspeksi payudara hingga palpasi di seluruh area payudara.
.jpg)
(SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Pihaknya kembali menekankan bahwa deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan mengingat penyakit ini sangat sulit disembuhkan.
Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah terbanyak. Di tahun 2020, kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus dan jumlah kematian 22.430 orang.
Selain itu, sekitar 60-70 persen pasien kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut (III dan IV). Hal ini mengakibatkan kualitas hidup penderitanya rendah dan beban pembiayaan yang kian besar.
Untuk itu, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan kader PKK tersebut sebagai bagian penting untuk meminimalisir risiko terjadinya kanker payudara.
"Saya mengucapkan terima kasih sekali lagi karena yang menjadi ujung tombak kesehatan untuk penduduk di desa-desa adalah ibu-ibu kader semua. Jadi semangat selalu ibu-ibu kader, kami ibu-ibu OASE di sini akan selalu mendukung ibu-ibu semua," tambahnya.
Terakhir, Ida pun berharap kegiatan sosialisasi dan edukasi SADARI ini tidak dilaksanakan hanya saat bulan peduli Kanker payudara, tetapi dapat dilanjutkan dengan melibatkan seluruh pihak agar dapat menjangkau masyarakat luas khususnya para wanita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)