FITNESS & HEALTH
Dukungan Dunia Usaha dan Masyarakat demi Mempercepat Pencapaian Herd Immunity
Raka Lestari
Sabtu 03 April 2021 / 18:10
Jakarta: Untuk mempercepat tercapainya herd immunity pada masa pandemi covid-19, masyarakat bisa mendapatkan vaksin covid-19 melalui program vaksinasi Gotong Royong. Program vaksinasi Gotong Royong sendiri berbeda dengan vaksin mandiri, karena vaksinasi Gotong Royong tidak dipungut biaya alias gratis.
Vaksinasi Gotong Royong sendiri biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan untuk karyawan beserta keluarganya. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) telah mencatat lebih dari 17.387 perusahaan pendaftar yang ikut program vaksinasi Gotong Royong.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Ari Fahrial Syam menyambut baik vaksin tersebut. Menurutnya, langkah tersebut dapat mempercepat vaksinasi covid-19. Dengan demikian beban pemerintah untuk memvaksinasi 181,5 juta warga menjadi berkurang.
“Tapi tetap diingatkan bahwa vaksinasi gotong royong tetap harus dipisahkan dengan vaksinasi dari pemerintah. Vaksin itu tetap harus mendapat ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lewat pemberian ijin penggunaan darurat (EUA),” kata Prof. Ari.
Sejauh ini, menurut laman covid19.go.id, per 31 Maret 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 8.095.717 orang. Sedangkan yang sudah menjalani dosis kedua atau dosis lengkap berjumlah 3.709.597 orang. Jika ditotal, jumlah orang yang sudah divaksin sudah menembus angka 11.805.314 orang.
Angka tersebut, menurut laman covid19.go.id, menempatkan Indonesia di posisi 4 sebagai negara non produsen vaksin yang sudah memvaksinasi warganya. Posisi tersebut di bawah Jerman, Turki, dan Brasil, serta di atas Israel dan Prancis.
Menurut Prof. Ari, keamanan vaksin covid-19 tak perlu diragukan lagi. Sebab vaksin tersebut sudah beredar di masyarakat.
“Mestinya aman karena vaksin itu sudah mendapat EUA dari BPOM. Soal efek samping yang dialami oleh penerima vaksin covid-19 juga diantisipasi karena ada Komite Nasional KIPI. Selain itu efek sampingnya juga tidak signifikan.” ucap Prof. Ari.
Masyarakat tak perlu ragu soal keamanan soal vaksin itu karena sejumlah public figure sudah divaksinasi lebih dulu, seperti Presiden, menteri, para pejabat negara, tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.
"Mereka tidak mengalami efek samping serius. Hal-hal seperti itu musti diviralkan, supaya masyarakat tidak takut divaksin,” tutup Prof. Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Vaksinasi Gotong Royong sendiri biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan untuk karyawan beserta keluarganya. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) telah mencatat lebih dari 17.387 perusahaan pendaftar yang ikut program vaksinasi Gotong Royong.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Ari Fahrial Syam menyambut baik vaksin tersebut. Menurutnya, langkah tersebut dapat mempercepat vaksinasi covid-19. Dengan demikian beban pemerintah untuk memvaksinasi 181,5 juta warga menjadi berkurang.
“Tapi tetap diingatkan bahwa vaksinasi gotong royong tetap harus dipisahkan dengan vaksinasi dari pemerintah. Vaksin itu tetap harus mendapat ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lewat pemberian ijin penggunaan darurat (EUA),” kata Prof. Ari.
Sejauh ini, menurut laman covid19.go.id, per 31 Maret 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 8.095.717 orang. Sedangkan yang sudah menjalani dosis kedua atau dosis lengkap berjumlah 3.709.597 orang. Jika ditotal, jumlah orang yang sudah divaksin sudah menembus angka 11.805.314 orang.
Angka tersebut, menurut laman covid19.go.id, menempatkan Indonesia di posisi 4 sebagai negara non produsen vaksin yang sudah memvaksinasi warganya. Posisi tersebut di bawah Jerman, Turki, dan Brasil, serta di atas Israel dan Prancis.
Menurut Prof. Ari, keamanan vaksin covid-19 tak perlu diragukan lagi. Sebab vaksin tersebut sudah beredar di masyarakat.
“Mestinya aman karena vaksin itu sudah mendapat EUA dari BPOM. Soal efek samping yang dialami oleh penerima vaksin covid-19 juga diantisipasi karena ada Komite Nasional KIPI. Selain itu efek sampingnya juga tidak signifikan.” ucap Prof. Ari.
Masyarakat tak perlu ragu soal keamanan soal vaksin itu karena sejumlah public figure sudah divaksinasi lebih dulu, seperti Presiden, menteri, para pejabat negara, tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.
"Mereka tidak mengalami efek samping serius. Hal-hal seperti itu musti diviralkan, supaya masyarakat tidak takut divaksin,” tutup Prof. Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)