FITNESS & HEALTH

Tusuk Jarum ke Telinga Picu Stroke, Mitos atau Fakta?

Kumara Anggita
Sabtu 08 Mei 2021 / 10:07
Jakarta: Stroke adalah penyakit yang banyak terjadi di Indonesia. Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa, 12 dari 1.000 orang Indonesia cenderung menderita stroke.

Dokter Dinda Diafiri, Sp.S mengungkapkan bahwa, stroke di Indonesia juga masih menjadi pembunuh dan penyebab kecacatan nomor 1 untuk penyakit tidak menular sejak tahun 2014 hingga saat ini. Karena itu, kesadaran akan penyakit stroke perlu ditingkatkan lagi.

Salah satu permasalahan yang perlu menjadi perhatian adalah tentang maraknya informasi terkait stroke. Sejumlah orang Indonesia menyebutkan bahwa, melakukan tusuk jarum pada telinga, jari tangan, atau jari kaki bisa memicu gejala stroke.

Perlu diingat bahwa ini adalah mitos. Stroke terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya.

"Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh berisiko infeksi bila jarum tidak steril. Seseorang memiliki gejala stroke harus segera dibawa ke rumah sakit,” ujar dr. Dinda, Dokter Spesialis Saraf RSUI saat membawakan materi dengan tema: Stroke saat Lebaran, Risiko dan Penanganannya.

Terkait hal ini, dr. Dinda mengingatkan slogan SeGeRa Ke RS dari Kementerian Kesehatan RI terkait tanda stroke, yaitu:

1) SEnyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.

2) GErak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

3) BicaRA pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung.

4) KEbas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh.

5) Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba.

5) Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar/sempoyongan).

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan, karena setiap detiknya sangatlah berharga. Stroke memiliki periode emas yaitu 4,5 jam.

"Jika dalam periode emas itu dapat segera ditangani, risiko kematian dan kecacatan stroke dapat diturunkan. Jangan menunda ke rumah sakit dengan harapan gejala akan mengalami perbaikan dengan sendirinya,” tutup dr. Dinda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH