FITNESS & HEALTH

Hal yang Perlu Dipertimbangkan jika Kamu tak Sarapan

Antara
Kamis 09 Januari 2025 / 18:52
Jakarta: Banyak orang melewatkan sarapan dengan berbagai alasan. Mungkin karena mereka terlalu terburu-buru, tidak fokus, atau belum merasa lapar.

Menurut ahli, sarapan pagi idealnya berupa kombinasi protein, serat, dan lemak yang menstabilkan gula darah, memberi energi, dan membuat kenyang, sehingga cenderung tidak makan berlebihan di kemudian hari.

Ditulis laman Channel News Asia, seorang ahli diet terdaftar Lindsay Malone, mengatakan beberapa orang cocok dengan sarapan. Namun juga merasa baik-baik saja tanpa sarapan, tetapi mungkin ada konsekuensi yang tidak di perhatikan.

Jika seseorang makan atau ngemil menjelang tidur, tubuh mungkin masih mencerna makanan dari malam sebelumnya. Namun, saat melewatkan sarapan, kalori yang hilang akan digantikan pada saat sesi makan pada hari itu.

Baca juga: Moms, Catat! Ini Ide Sarapan Sederhana dan Sehat untuk Anak

"Dan kemudian kamu mungkin makan sepertiga kalori kamu dengan ngemil setelah makan malam," kata Malone.

Tubuh yang mencerna lebih banyak makanan saat seharusnya beristirahat dapat menyebabkan tidur yang lebih buruk dan penambahan berat badan.

"Secara fisiologis, ada banyak mekanisme yang berperan untuk mendorong tubuh kita makan di pagi hari," kata Ivory Loh, ahli gizi terdaftar di Seattle.

Namun, jika sudah bertahun-tahun tidak sarapan, tubuh mungkin berhenti mengirimkan isyarat lapar yang selama in diabaikan.

Selain itu, sarapan dengan kopi, atau yang dicampur susu dapat menekan nafsu makan dan memberi sedikit energi. Akibatnya menjadi tidak fokus, dan tidak menyadari bahwa dorongan kopi telah hilang lalu beberapa jam kemudian akan terasa sangat lapar.

"Seolah-olah tubuhmu mengirim pesan teks ke kamu, dengan tenang, dan kamu tidak menjawabnya. Lalu tubuhmumulai memanggil, lalu menelepon dengan cepat. Saat kamu mulai memperhatikan, tubuhmu berteriak dengan nada mendesak," kata Loh. Seringkali, saat itulah kita mengejar ketertinggalan dengan makanan yang mudah didapat.

Meskipun rasa lapar diabaikan, Lauren Au, seorang profesor madya nutrisi di University of California-Davis mengatakan, setidaknya perlu makan seperti yoghurt serta pisang. Pilihan lain termasuk smoothie atau satu sendok kolagen dalam kopi untuk protein.

Malone mengatakan jika seseorang membatasi jam makan dalam sehari atau dikenal sebagai puasa intermiten, dapat membantu penurunan berat badan yang sedang dan menstabilkan gula darah bagi mereka yang menderita diabetes tipe 2, namun tidak boleh asal-asalan.

Penderita diabetes, khususnya, harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk membuat rencana, karena gula darah tinggi atau rendah dapat berbahaya. "Sarapan mungkin tidak cocok untuk setiap orang. Jika kamu mendapatkan cukup nutrisi untuk tubuhmu di kemudian hari, itu bagus, Jangan jadikan itu sebagai renungan," kata Loh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH