FITNESS & HEALTH

Pentingnya Pemeriksaan selama Kehamilan untuk Cegah Sifilis Bawaan

Antara
Sabtu 20 April 2024 / 13:11
Jakarta: Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Hal ini menimbulkan sifilis bawaan yang dapat menyebabkan keguguran, berat badan lahir rendah, serta masalah kesehatan seperti katarak, tuli, kejang, dan kerusakan jantung.

Menurut Medical Daily, para dokter yang tergabung dalam The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan peningkatan pemeriksaan sifilis selama kehamilan. Tujuannya menekan risiko penularan penyakit menular seksual ini.

ACOG dalam rekomendasi terbarunya menganjurkan perempuan yang sedang hamil untuk menjalani pemeriksaan sifilis tiga kali, yakni pada kunjungan prenatal pertama, pada trimester ketiga, dan pada saat kelahiran.

Baca juga: Bumil Susah Tidur di Trimester 3? Simak Tipsnya dari Dokter

Dalam pedoman sebelumnya, kelompok dokter kandungan yang tergabung dalam ACOG menyarankan pelaksanaan pemeriksaan berbasis risiko selama trimester ketiga bagi perempuan hamil yang tinggal di daerah, dengan angka kasus sifilis tinggi dan mereka yang mungkin terpapar sifilis selama kehamilan.

"Pedoman baru ACOG tidak lagi mengikuti pendekatan berbasis risiko individual untuk pemeriksaan pada tahap akhir kehamilan, melainkan membantu memastikan lebih banyak peluang untuk pemeriksaan dan pengobatan," kata pemimpin eksekutif interim serta kepala praktik klinis dan ekuitas kesehatan ACOG Dr. Christopher Zahn melansir Antara.

Dr. Zahn menekankan pentingnya diagnosis dan pengobatan tepat waktu dalam upaya mengurangi angka kejadian penyakit sifilis bawaan. Sifilis bawaan dapat menimbulkan dampak buruk.

"Kami tahu bahwa sebagian besar kasus dapat dicegah, jadi pemeriksaan rutin tambahan selama kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang dapat diambil," katanya.

"Namun saat ini kita menghadapi beberapa tantangan, termasuk kurangnya pengobatan, kurangnya akses terhadap perawatan prenatal, dan stigma seputar infeksi menular seksual," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH