FITNESS & HEALTH
Rabies Melonjak di Indonesia, Cegah dengan Ketahui Gejalanya
Medcom
Sabtu 03 Juni 2023 / 06:01
Jakarta: Kasus rabies di Indonesia belakangan ini tak bisa dibilang sedikit. Lonjakan ini terjadi sejak 2022, tetapi pada 2023 pun juga memiliki kasus yang mencapai puluhan ribu.
Sepanjang 2023, tercatat sudah ada 31 ribu kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR) dengan 11 kasus kematian. Dalam total, kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR) rata-rata mencapai 81.373. Sementara perihal kasus kematian, dalam tiga tahun terakhir tercatat ada sebanyak rata-rata 68 kasus.
"Tahun 2023 sampai saat ini sudah ada lebih dari 31 ribu kasus gigitan dilaporkan dan ada 11 kematiannya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers daring.
Menurut Imran, gejala awal rabies cukup sering ditemui masyarakat. Gejala tersebut berupa demam, insomnia, sakit kepala hebat, letih, dan lesu. Jika sudah berkembang, akan muncul fobia pada air (hidrofobia) dan cahaya (fotofobia).
"Ini yang akhirnya membuat kaku sehingga dia tidak bisa menelan. Kemudian setelah itu lanjut ke rasa kesemutan, kemudian panas di lokasi gigitan. Kemudian timbul fobia yaitu hidrofobia. Dia takut air. Kemudian aerofobia, kemudian fotofobia jadi dia takut dengan cahaya akhirnya meninggal dunia," lanjut Imran.
Bagi orang yang sudah memasuki gejala rabies tahap berat memerlukan isolasi di rumah sakit. Hal ini dikarenakan mereka takut dengan cahaya dan jika terkena, pasien bisa meraung-raung.
Berbeda dengan manusia, pada hewan pun juga memiliki gejala rabies. Salah satu gejala awal rabies adalah hewan menjadi ganas. Lalu disusul dengan hewan kesulitan menelan makanan, lumpuh, hingga mulut tak bisa tertutup.
Namun, Imran mengatakan bahwa tak semua gejala ini terjadi pada hewan. Adapula yang langsung mati begitu saja karena rabies ini.
"Kemudian dia juga fotofobia makanya dia bersembunyi di tempat gelap. Kemudian ekornya dilengkungan ke bawah perut, kemudian kejang sampai mati," pungkas Imran.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Sepanjang 2023, tercatat sudah ada 31 ribu kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR) dengan 11 kasus kematian. Dalam total, kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR) rata-rata mencapai 81.373. Sementara perihal kasus kematian, dalam tiga tahun terakhir tercatat ada sebanyak rata-rata 68 kasus.
"Tahun 2023 sampai saat ini sudah ada lebih dari 31 ribu kasus gigitan dilaporkan dan ada 11 kematiannya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers daring.
Menurut Imran, gejala awal rabies cukup sering ditemui masyarakat. Gejala tersebut berupa demam, insomnia, sakit kepala hebat, letih, dan lesu. Jika sudah berkembang, akan muncul fobia pada air (hidrofobia) dan cahaya (fotofobia).
"Ini yang akhirnya membuat kaku sehingga dia tidak bisa menelan. Kemudian setelah itu lanjut ke rasa kesemutan, kemudian panas di lokasi gigitan. Kemudian timbul fobia yaitu hidrofobia. Dia takut air. Kemudian aerofobia, kemudian fotofobia jadi dia takut dengan cahaya akhirnya meninggal dunia," lanjut Imran.
Bagi orang yang sudah memasuki gejala rabies tahap berat memerlukan isolasi di rumah sakit. Hal ini dikarenakan mereka takut dengan cahaya dan jika terkena, pasien bisa meraung-raung.
Berbeda dengan manusia, pada hewan pun juga memiliki gejala rabies. Salah satu gejala awal rabies adalah hewan menjadi ganas. Lalu disusul dengan hewan kesulitan menelan makanan, lumpuh, hingga mulut tak bisa tertutup.
Namun, Imran mengatakan bahwa tak semua gejala ini terjadi pada hewan. Adapula yang langsung mati begitu saja karena rabies ini.
"Kemudian dia juga fotofobia makanya dia bersembunyi di tempat gelap. Kemudian ekornya dilengkungan ke bawah perut, kemudian kejang sampai mati," pungkas Imran.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)