FITNESS & HEALTH
Waspada, Gangguan Hormon Bisa Sebabkan 6 Hal Ini
Medcom
Selasa 13 Juni 2023 / 18:10
Jakarta: Ladies, kamu perlu merasa khawatir terkait gangguan hormonmu. Gangguan hormon pada wanita merujuk kepada ketidakseimbangan atau gangguan dalam produksi, fungsi, atau regulasi fungsi hormon di dalam tubuh.
Gejala pada gangguan hormon pun sebenarnya dapat kamu temukan sehari-hari. Naas, tidak sedikit wanita yang tidak sadar bahwa mereka terkena gangguan hormon. Sebab, gejalanya sering tak disadari.
Dr. dr. R. Muharam Natadisastra, Sp. O. G, Subsp. F. E. R., selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan gangguan hormon dapat disebabkan beberapa hal, seperti obesitas dan resistensi insulin. Namun, gaya hidup tidak sehat adalah yang paling memengaruhi.
"Gangguan hormon ini bisa dipicu berbagai hal seperti obesitas, resistensi insulin, pola makan, hingga gaya hidup yang tidak sehat," kata dr. Muharam saat ditemui di Jakarta.

dr. R. Muharam. Foto: Aulia/Medcom
Gangguan hormon tentu dapat merugikan wanita. Setidaknya, jika kamu mengalami gangguan hormon, akan menyebabkan beberapa gangguan lainnya, seperti infetilitas. Selain itu, ada dampak lainnya yang bisa saja dialami.
Gangguan hormon reproduksi dapat memiliki dampak yang lebih luas selain infertilitas. Berikut enam dampak lainnya termasuk:
Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam siklus menstruasi wanita. Ini dapat mengakibatkan menstruasi tidak teratur, menstruasi yang sangat ringan atau berat, atau bahkan ketiadaan menstruasi (amenore).
Gangguan menstruasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, masalah hormonal, dan mempengaruhi kesuburan.
Hormon reproduksi memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal. Gangguan hormon reproduksi pada masa kanak-kanak atau remaja dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder, seperti pertumbuhan payudara pada wanita atau pertumbuhan rambut wajah pada pria.
Hormon reproduksi juga berperan dalam regulasi mood dan emosi. Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan perubahan mood yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, mudah marah, atau perubahan suasana hati yang ekstrem. Gangguan mood dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan interaksi sosial.
Hormon reproduksi, terutama estrogen, memiliki peran penting dalam kesehatan tulang. Gangguan hormon reproduksi yang mengakibatkan tingkat estrogen yang rendah pada wanita atau tingkat testosteron yang rendah pada pria dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis.
Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan masalah seksual pada pria dan wanita. Pada wanita, gangguan hormon dapat menyebabkan penurunan libido (hasrat seksual), gangguan pada rangsangan seksual, atau keringnya vagina.
Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan masalah pada organ reproduksi itu sendiri. Misalnya, pada wanita, gangguan hormon dapat menyebabkan kista ovarium, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau endometriosis.
Dampak yang terjadi akibat gangguan hormon reproduksi dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis reproduksi untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang sesuai terhadap gangguan hormon reproduksi.
Dokter pun menyarankan untuk memeriksa kesehatan secara rutin minimal satu tahun sekali. Selain itu, jika kamu muncul gejala yang tidak mereda minimak tiga bulan, segera memeriksakan diri.
"Minimal tiga bulan merasakan gejala yang tak kunjung turun, segera cek kesehatan aja," pungkas dr. Muharam.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Gejala pada gangguan hormon pun sebenarnya dapat kamu temukan sehari-hari. Naas, tidak sedikit wanita yang tidak sadar bahwa mereka terkena gangguan hormon. Sebab, gejalanya sering tak disadari.
Dr. dr. R. Muharam Natadisastra, Sp. O. G, Subsp. F. E. R., selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan gangguan hormon dapat disebabkan beberapa hal, seperti obesitas dan resistensi insulin. Namun, gaya hidup tidak sehat adalah yang paling memengaruhi.
"Gangguan hormon ini bisa dipicu berbagai hal seperti obesitas, resistensi insulin, pola makan, hingga gaya hidup yang tidak sehat," kata dr. Muharam saat ditemui di Jakarta.

dr. R. Muharam. Foto: Aulia/Medcom
Gangguan hormon tentu dapat merugikan wanita. Setidaknya, jika kamu mengalami gangguan hormon, akan menyebabkan beberapa gangguan lainnya, seperti infetilitas. Selain itu, ada dampak lainnya yang bisa saja dialami.
Gangguan hormon reproduksi dapat memiliki dampak yang lebih luas selain infertilitas. Berikut enam dampak lainnya termasuk:
1. Gangguan menstruasi
Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam siklus menstruasi wanita. Ini dapat mengakibatkan menstruasi tidak teratur, menstruasi yang sangat ringan atau berat, atau bahkan ketiadaan menstruasi (amenore).
Gangguan menstruasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, masalah hormonal, dan mempengaruhi kesuburan.
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual
Hormon reproduksi memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal. Gangguan hormon reproduksi pada masa kanak-kanak atau remaja dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder, seperti pertumbuhan payudara pada wanita atau pertumbuhan rambut wajah pada pria.
3. Gangguan mood dan emosi
Hormon reproduksi juga berperan dalam regulasi mood dan emosi. Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan perubahan mood yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, mudah marah, atau perubahan suasana hati yang ekstrem. Gangguan mood dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan interaksi sosial.
4. Gangguan kesehatan tulang
Hormon reproduksi, terutama estrogen, memiliki peran penting dalam kesehatan tulang. Gangguan hormon reproduksi yang mengakibatkan tingkat estrogen yang rendah pada wanita atau tingkat testosteron yang rendah pada pria dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis.
5. Masalah seksual
Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan masalah seksual pada pria dan wanita. Pada wanita, gangguan hormon dapat menyebabkan penurunan libido (hasrat seksual), gangguan pada rangsangan seksual, atau keringnya vagina.
6. Gangguan pada organ reproduksi
Gangguan hormon reproduksi dapat menyebabkan masalah pada organ reproduksi itu sendiri. Misalnya, pada wanita, gangguan hormon dapat menyebabkan kista ovarium, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau endometriosis.
Dampak yang terjadi akibat gangguan hormon reproduksi dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis reproduksi untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang sesuai terhadap gangguan hormon reproduksi.
Dokter pun menyarankan untuk memeriksa kesehatan secara rutin minimal satu tahun sekali. Selain itu, jika kamu muncul gejala yang tidak mereda minimak tiga bulan, segera memeriksakan diri.
"Minimal tiga bulan merasakan gejala yang tak kunjung turun, segera cek kesehatan aja," pungkas dr. Muharam.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)