FITNESS & HEALTH

Dokter Ortopedi: Jangan Pernah Takut Operasi Sendi Lutut

Aulia Putriningtias
Rabu 10 Juli 2024 / 15:29
Jakarta: Prof. Dr. dr. Nicolaas C. Budhiparama, PhD, SpOT (K), FICS yang merupakan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi dari RS Medistra Jakarta mengungkapkan bahwa orang Indonesia masih takut operasi sendi lutut. 

Padahal, dengan melakukan operasi sendi lutut, akan mendapatkan kesejahteraan dalam hidup. Pun, produktivitas juga tidak akan terganggu akibat penyakit sendi lutut yang banyak terjadi di Indonesia.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi osteoarthritis, salah satu kasus sendi lutut yang banyak diidap di Indonesia, berdasarkan usia sebanyak 5 persen pada usia <40 tahun, 30 persen pada usia 40-60 tahun, dan 65 persen pada usia >61 tahun. Prevalensi osteoarthritis di Indonesia adalah sebanyak 55 juta jiwa (24,7 persen)

"(Orang) Indonesia kadang takut operasi, pasien menunggu sampai akhirnya enggak bisa jalan, jadi jauh lebih susah (penyembuhannya)," kata dr. Nicolaas dalam temu media di Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024.

Ia menambahkan bahwa dengan hadirkan teknologi terkini, pasien tidak perlu merasakan sakitnya operasi terlalu lama. Seperti yang baru-baru ini dihadirkan di Indonesia, VELYS Robotic, asisten robot dokter bedah untuk penanganan operasi sendi lutut.


(Prof. Dr. dr. Nicolaas C. Budhiparama, PhD, SpOT (K), FICS yang merupakan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi mengatakan teknologi robotik ini menjadi opsi yang terbaik jika pengobatan lainnya tidak maksimal hasilnya. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)

Dengan bantuan robot, pemulihan operasi sendi lutut adalah dalam dua hari saja. Ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional yang bisa memakan waktu beberapa minggu.

VELYS robotic ini memiliki beberapa keunggulan, seperti tidak perlu melakukan CT Scan, nyeri lebih sedikit, pemulihan pasien lebih cepat, dan penempatan implant yang tepat. Penempatan tepat ini memiliki akurasi tinggi.

Dilengkapi dengan kamera sensor, ini dapat memberikan detail ukuran setiap sisi anatomi lutut yang akan disasar selama operasi berlangsung. Dengan hal ini, dapat menbantu dokter untuk mencapai akurasi yang maksimal terhadap pasien.

Kebutuhan operasi lutut pun juga bergantung kepada keparahan pasien dalam mengalami permasalahan sendi lutut. Pada tingkat satu, pasien akan diberikan obat untuk mencegah penyakit naik ke tingkat selanjutnya.

Jika sudah masuk tingkat kedua, maka pasien perlu diberi suntikan agar derajat keparahan tidak meningkat. Jika gangguan sudah masuk tingkatan ketiga, dokter akan melakukan pembersihan sendi.

Jika sudah sampai tingkat keparahan empat, maka pasien harus menjalani operasi penggantian sendi lutut. Untuk hasil maksimal, dr. Nicolaas lebih menyarankan teknologi robotik ini.

Pun, dengan hadirnya teknologi ini, tingkat harapan produktivitas juga meningkat. Meskipun harus terus dilakukan kontrol, dr. Nicolaas mengatakan lebih terasa kelebihannya jika dioperasi dengan menggunakan teknologi robotik ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH