FITNESS & HEALTH

Siapa Saja Orang yang tak Boleh Divaksin?

Kumara Anggita
Jumat 15 Januari 2021 / 18:34
Jakarta: Program vaksinasi covid-19 tengah berlangsung. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Sinovac pada Rabu 15 Januari lalu.

Pemerintah Indonesia mengimbau seluruh warga untuk melakukan vaksinasi covid-19. Namun ada beberapa pengecualian untuk orang yang tak wajib divaksin.

Beberapa kategori yang tidak perlu diwajibkan adalah mereka yang punya alergi, penyakit autoimun atau kekebalannya yang lemah. Berikut penjelasannya seperti dilansir Today:
 

Orang dengan alergi


Seorang petugas kesehatan di Alaska termasuk di antara beberapa orang yang mengalami reaksi alergi parah terhadap vaksin Pfizer (vaksin covid-19). Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengingatkan, siapa pun yang mengalami reaksi seperti itu terhadap komponen suntikan apa pun, tidak boleh divaksinasi.

Dr. Anthony Fauci juga baru-baru ini mengatakan, orang yang pernah menderita sindrom Guillain-Barre Syndrome (GBS), reaksi neurologis yang langka terhadap influenza, atau vaksin flu juga tidak boleh mendapatkan vaksin covid-19. Sebab kemungkinan bisa memicu respons serius yang serupa.

GBS adalah kelainan autoimun, di mana sistem kekebalan seseorang merusak saraf, menyebabkan kelemahan otot, dan terkadang kelumpuhan. Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi para peneliti telah mempelajari vaksin sebagai pemicu yang mungkin dalam kasus yang jarang terjadi.

Sementara, orang yang memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap vaksin lain atau obat suntik masih bisa mendapatkan vaksin covid-19. Namun mereka juga harus diberi tahu tentang risikonya dan mempertimbangkan manfaatnya seperti yang disarankan CDC. Jika mereka memutuskan untuk melanjutkan vaksinasi, mereka harus diobservasi selama 30 menit setelahnya.

“Jika kamu memiliki alergi, kamu ingin mendapatkan vaksinasi di tempat yang tahu cara merawat seseorang yang memiliki reaksi alergi," kata Corey.
 

Orang dengan sistem kekebalan yang lemah


“Orang dengan kekebalan tubuh yang terganggu, termasuk pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan orang dengan HIV, mungkin masih menerima vaksin covid-19, tetapi harus diberi tahu bahwa dokter belum tahu seberapa aman atau efektif suntikan itu untuk mereka,” saran CDC.

Mereka mungkin memiliki respons kekebalan yang berkurang. Jadi harus terus mengambil tindakan termasuk memakai masker dan menjaga jarak.

“Institut Kanker Nasional mulai melakukan penelitian dalam kelompok ini. Pasien diminta untuk menunggu atau melanjutkan (vaksinasi) dengan hati-hati,” kata Corey.
 

Orang dengan penyakit autoimun


Sekali lagi, risiko dan manfaatnya harus dipertimbangkan. Salah satu kerabat Corey yang sudah tua menderita lupus, penyakit autoimun, dan dia masih merekomendasikan vaksinasi.

"Risiko covid, karena peredarannya dan tingkat serangannya, sangat tinggi, jadi saya pikir itu sepadan dengan rasio manfaat-risiko, tetapi ketahuilah bahwa kita semua harus membuat pilihan yang terinformasi seperti itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH