FITNESS & HEALTH

Ini Prosedur Pemberian Vaksin Booster Covid-19 bagi Pemilik Komorbid

Raka Lestari
Rabu 02 Februari 2022 / 18:11
Jakarta: Dengan meningkatnya kasus konfirmasi positif covid-19 di Indonesia akibat adanya varian Omicron, masyarakat diharuskan kembali meningkatkan kewaspadaannya. Selain tetap menerapkan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi juga tidak boleh dilupakan.

Saat ini pemerintah sudah mulai melakukan pemberian vaksin booster covid-19 secara gratis. Dan, sebaiknya masyarakat bisa memanfaatkan hal tersebut secara maksimal untuk menghindari infeksi covid-19. Namun, ada beberapa kondisi yang memang harus melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dulu sebelum melakukan vaksin booster covid-19.

Berdasarkan keterangan tertulis dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), berikut ini adalah panduan pemberian vaksin booster dengan beberapa kondisi:
 

1. Pasien dengan autoimun


Konsultasikan ke dokter yang memberikan perawatan, untuk menentukan apakah kondisimu sudah layak untuk diberikan vaksin booster atau belum.
 

2. Pasien dengan menggunakan imunosupresan


Konsultasikan ke dokter yang merawat, terkait penggunaan obat-obatan imunosupresan sebelum dan sesudah vaksin booster.
 

3. Pasien dengan HIV


Pasien imunokompromais merupakan pasien prioritas untuk mendapatkan vaksin booster. Jika kondisi pasien baik, minum ARV teratur, sudah waktunya untuk vaksinasi booster, dan tidak ada ditemukan infeksi imunokompromais maka pasien dapat diberikan vaksin booster.
 

4. Pasien dengan komorbid


Pasien dengan komorbid seperti DM tipe 2, jantung, penyakit paru, dan sebagainya merupakan pasien prioritas untuk mendapatkan vaksin booster. Jika kondisi pasien baik dan stabil, maka pasien dapat diberikan vaksin booster. Konsultasikan ke dokter yang merawat terkait kelayakan untuk divaksin booster.  

Namun, berapa lama waktu yang dibutuhkan vaksin booster efektif memberikan perlindungan? Pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, MD, seorang guru besar di Johns Hopkins Center for Health Security, menyebutkan bahwa kebanyakan orang akan mengalami beberapa efek positif dari booster dalam waktu seminggu, tetapi efek penuhnya diyakini akan muncul dalam dua minggu setelah mendapatkan booster.

Data CDC melacak peserta uji coba vaksin Pfizer selama 100 hari setelah mereka melakukan suntikan booster. Hasilnya menunjukkan bahwa efek dari suntikan mulai muncul setelah tujuh hari setelah mendapatkan booster.

Dalam uji coba tersebut, orang yang menerima booster Pfizer memiliki insiden yang jauh lebih rendah mengalami infeksi covid-19 dengan gejala, sekitar seminggu hingga dua bulan setelah mendapatkan booster.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH