FITNESS & HEALTH
Seru! Edukasi Pemilahan Sampah Dibarengi dengan Pertukaran Budaya
A. Firdaus
Sabtu 04 Maret 2023 / 17:15
Jakarta: Permasalahan sampah kian menjadi seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada 2022 saja, jumlah sampah yang dihasilkan pun mencapai lebih dari 70 juta ton dengan pertumbuhan sebesar 103% dibandingkan denganL tahun sebelumnya.
Lihat saja TPST terbesar di Indonesia yaitu Bantargebang, setiap harinya terdapat sekitar 1000 an truck yang mengirim sampah ke sana. Dan, dikabarkan tinggi sampahnya sudah mencapai 40 meter atau setara dengan gedung 16 lantai
Apabila hal ini terus dibiarkan, maka kapasitas penampungan sampah akan semakin berkurang. Hal ini salah satunya disebabkan karena banyaknya sampah yang dikumpulkan dari berbagai daerah yang langsung diproses di tempat pembuangan sampah tanpa dipilah terlebih dahulu.
"Karena itulah untuk berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah di Indonesia, kami berkesimpulan bahwa pertama-tama harus dimulai dari membiasakan 'pemilahan sampah'," kata Direktur Japan Foundation Mr. Takahashi Yuichi.
Setelah mengedukasi di beberapa Sekolah Dasar, PT Uni-Charm Indonesia Tbk kembali melanjutkan kegiatan edukasi pemilahan sampah yang kali ini tertuju ke SMAN 18 Jakarta, yang merupakan sekolah rekanan Japanese Partners dari Japan Foundation yang bergerak di bidang penyebaran dan pertukaran budaya Jepang.
Japanese Partners adalah sebuah instansi yang memberikan bantuan di dalam proses belajar mengajar bagi pengajar dan murid Bahasa Jepang di SMP maupun SMA di berbagai Negara di Asia serta memperkenalkan budaya Jepang, yang memulai bisnisnya sejak tahun 2014 di 5 Negara ASEAN termasuk Indonesia.
Kegiatan edukasi pemilahan sampah kali ini diikuti oleh 40 siswa dari kelas 1 dan 2 yang tergabung dalam Japanese Club SMAN 18 Jakarta. Konten pembelajarannya meliputi penjelasan tentang SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai landasan untuk mendukung penetrasinya di Indonesia, pemahaman dasar tentang aktivitas 3R (reduce, reuse, recycle), pengenalan sampah yang dapat dijadikan kompos, serta pentingnya memilah sampah berdasarkan jenisnya, yakni organic dan anorganic menggunakan materi dan video.
Selain itu, sebagai tambahan dari konten edukasi yang dilakukan terhadap siswa SD di Jakarta dan Karawang sebelumnya, pengajar dari Japanese Partners dan guru SMAN 18 Jakarta mengajarkan tentang istilah Bahasa Jepang yang muncul di dalam materi edukasi pemilahan sampah. Lalu, para siswa juga diajarkan tentang pola kalimat Bahasa Jepang untuk membuat poster dengan tema 'menjaga lingkungan'.
"Melalui pembelajaran ini, diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan Bahasa serta memperkenalkan budaya Jepang saja, tetapi juga memberikan kesadaran akan permasalahan lingkungan kepada para siswa, agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik," terang Takahashi.
Melanjutkan edukasi pemilahan sampah yang telah dilakukan mulai tahun 2022 lalu, kali ini PT. Unicharm berkesempatan untuk bekerjasama dengan Japan Foundation untuk melakukan kegiatan dengan style berbeda, yakni edukasi pemilahan sampah yang dibarengi dengan pertukaran budaya.
"Kami berharap hal ini dapat memberikan kontribusi pada kampanye Sekolah Sehat yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia," jelas Presiden Direktur Yuji Ishii.
"Dari 17 target SDGs yang dicanangkan, melalui kegiatan ini kami berupaya untuk berkontribusi pada target No.4 Pendidikan yang berkualitas. Dan juga dengan salah satu elemen slogan perusahaan Ethical Living for SDGs yaitu “Memberikan pengetahuan yang benar”, untuk kedepannya pun kami akan terus berusaha untuk memecahkan masalah konservasi lingkungan dan sosial, serta berkontribusi pada perwujudan SDGs," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Lihat saja TPST terbesar di Indonesia yaitu Bantargebang, setiap harinya terdapat sekitar 1000 an truck yang mengirim sampah ke sana. Dan, dikabarkan tinggi sampahnya sudah mencapai 40 meter atau setara dengan gedung 16 lantai
Apabila hal ini terus dibiarkan, maka kapasitas penampungan sampah akan semakin berkurang. Hal ini salah satunya disebabkan karena banyaknya sampah yang dikumpulkan dari berbagai daerah yang langsung diproses di tempat pembuangan sampah tanpa dipilah terlebih dahulu.
"Karena itulah untuk berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah di Indonesia, kami berkesimpulan bahwa pertama-tama harus dimulai dari membiasakan 'pemilahan sampah'," kata Direktur Japan Foundation Mr. Takahashi Yuichi.
Setelah mengedukasi di beberapa Sekolah Dasar, PT Uni-Charm Indonesia Tbk kembali melanjutkan kegiatan edukasi pemilahan sampah yang kali ini tertuju ke SMAN 18 Jakarta, yang merupakan sekolah rekanan Japanese Partners dari Japan Foundation yang bergerak di bidang penyebaran dan pertukaran budaya Jepang.
Japanese Partners adalah sebuah instansi yang memberikan bantuan di dalam proses belajar mengajar bagi pengajar dan murid Bahasa Jepang di SMP maupun SMA di berbagai Negara di Asia serta memperkenalkan budaya Jepang, yang memulai bisnisnya sejak tahun 2014 di 5 Negara ASEAN termasuk Indonesia.
Kegiatan edukasi pemilahan sampah kali ini diikuti oleh 40 siswa dari kelas 1 dan 2 yang tergabung dalam Japanese Club SMAN 18 Jakarta. Konten pembelajarannya meliputi penjelasan tentang SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai landasan untuk mendukung penetrasinya di Indonesia, pemahaman dasar tentang aktivitas 3R (reduce, reuse, recycle), pengenalan sampah yang dapat dijadikan kompos, serta pentingnya memilah sampah berdasarkan jenisnya, yakni organic dan anorganic menggunakan materi dan video.
Selain itu, sebagai tambahan dari konten edukasi yang dilakukan terhadap siswa SD di Jakarta dan Karawang sebelumnya, pengajar dari Japanese Partners dan guru SMAN 18 Jakarta mengajarkan tentang istilah Bahasa Jepang yang muncul di dalam materi edukasi pemilahan sampah. Lalu, para siswa juga diajarkan tentang pola kalimat Bahasa Jepang untuk membuat poster dengan tema 'menjaga lingkungan'.
"Melalui pembelajaran ini, diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan Bahasa serta memperkenalkan budaya Jepang saja, tetapi juga memberikan kesadaran akan permasalahan lingkungan kepada para siswa, agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik," terang Takahashi.
Melanjutkan edukasi pemilahan sampah yang telah dilakukan mulai tahun 2022 lalu, kali ini PT. Unicharm berkesempatan untuk bekerjasama dengan Japan Foundation untuk melakukan kegiatan dengan style berbeda, yakni edukasi pemilahan sampah yang dibarengi dengan pertukaran budaya.
"Kami berharap hal ini dapat memberikan kontribusi pada kampanye Sekolah Sehat yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia," jelas Presiden Direktur Yuji Ishii.
"Dari 17 target SDGs yang dicanangkan, melalui kegiatan ini kami berupaya untuk berkontribusi pada target No.4 Pendidikan yang berkualitas. Dan juga dengan salah satu elemen slogan perusahaan Ethical Living for SDGs yaitu “Memberikan pengetahuan yang benar”, untuk kedepannya pun kami akan terus berusaha untuk memecahkan masalah konservasi lingkungan dan sosial, serta berkontribusi pada perwujudan SDGs," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)