FITNESS & HEALTH

Cara Menghilangkan Stigma Negatif pada Pasien Kusta di Masyarakat

Raka Lestari
Jumat 05 Februari 2021 / 14:11
Jakarta: Pasien kusta, seringkali mendapatkan stigma negatif di masyarakat. Bahkan tidak jarang yang sengaja menjauhi pasien kusta atau tidak mau menganggap mereka sebagai keluarga.

Pasien kusta terkadang juga dianggap sebagai aib bagi keluarga. Sehingga tidak sedikit pasien kusta yang dibiarkan begitu saja tanpa mendapatkan pengobatan.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai stigma negatif pada pasien kusta?

“Kalau ketemu dengan penderita kusta yang misal tangannya putus atau melengkung ataupun ada anggota keluarga yang kusta, jangan diasingkan karena dia harus mendapatkan pengobatan,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

“Jadi yang pertama, obati kalau ada penderita kusta. Kedua, tentunya yang harus kita lakukan adalah kita harus periksa orang-orang yang kontak erat. Lakukan kontak tracing ya. Nah yang ketiga, bisa juga nih minum obat profilaksis untuk mencegah kusta. Itu bisa juga dilakukan,” ujar dr. Nadia.

Kalau kemudian dari hasil kontak tracing, bertemu bercak tidak biasa yang mati rasa dan kemudian setelah diperiksa itu kusta, kita terus minum obat. Minum obatnya harus teratur karena minum obat ini lama ada yang 6 bulan ada yang 12 bulan.

“Jangan pernah lelah untuk terus minum obat karena misalnya merasa bosan minum obat tiap hari, obatnya pun banyak. Padahal itu sebenarnnya untuk masa depan kita ke depan. Kalau kita betul-betul bisa menuntaskan obat kita selama 6 bulan atau 12 bulan, dipastikan kuman kusta itu akan bersih dari tubuh kita,” ujar dr. Nadia.

Dengan begitu, menurut dr. Nadia maka kita tidak akan menularkan kepada orang lain dan kita tidak akan menjadi cacat.

“Itu yang penting kan, tidak menjadi cacat,” tutup dr. Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH