FITNESS & HEALTH
Kondisi Seperti Apa yang Membutuhkan Oksigen?
Yatin Suleha
Senin 28 Juni 2021 / 20:51
Jakarta: Kasus covid-19 masih meninggi. Selain tingkat keterisian rumah sakit yang kian menipis akibat lonjakan kasus covid-19, hal ini juga berdampak pada stok ketersediaan oksigen.
Pemberian oksigen pada pasien covid-19 menurut WHO diberikan pada pasien covid-19 yang berat, pemberian oksigen diperlukan akibat kadar oksigen dalam darah menurun.
Dr Janet Diaz, selaku Head of Clinical Care WHO Emergencies Programme mengatakan bahwa, "Agar kadar oksigen dalam darah normal, kita harus memberikan (tindakan medis) berupa pemberian oksigen," ungkapnya dalam laman resmi WHO.
Hal ini penting, kata Dr Diaz karena jika tubuh tak cukup oksigen dalam darah, maka sel tak cukup oksigen. Dan jika ini berlangsung terus atau lama maka sel akan berhenti.
"Ini bisa menyebkan kematian. Organ kamu, hati, paru-paru, ginjal, semua membutuhkan oksigen," tegas Dr Diaz.

(Menurut Dokter Paru yang sekaligus Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) oksigen diberikan pada orang atau pasien covid-19 dengan gejala sesak napas dan saturasinya di bawah 90 persen. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Dalam kesempatan yang berbeda dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), Dokter Paru yang sekaligus Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) melalui Metro TV menyatakan bahwa ada kondisi pasien covid-19 yang membutuhkan oksigen.
"Kondisi pasien yang membutuhkan oksigen adalah pasien sesak, sulit bernapas, lalu kalau diperiksa saturasinya di bawah 95 persen," katanya saat di acara Primetime News, Metro TV.
"Nah, inilah pasien-pasien yang butuh oksigen yang perlu dibawa ke rumah sakit," katanya lagi.
Dalam News-Medical disebutkan, saturasi oksigen adalah tingkat persentase hemoglobin yang terikat oksigen atau oksihemoglobin di dalam darah. Hemoglobin merupakan bagian darah yang bertugas mengikat oksigen dan mengedarkannya ke organ, jaringan, dan sel tubuh.
Dr. Erlina juga mengingatkan bahwa hindari berdesak-desakan di IGD karena hal ini menurutnya bisa sangat mengganggu. "Karena kita memprioritaskan orang-orang yang dalam kondisi berat," tegasnya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pemberian oksigen pada pasien covid-19 menurut WHO diberikan pada pasien covid-19 yang berat, pemberian oksigen diperlukan akibat kadar oksigen dalam darah menurun.
Dr Janet Diaz, selaku Head of Clinical Care WHO Emergencies Programme mengatakan bahwa, "Agar kadar oksigen dalam darah normal, kita harus memberikan (tindakan medis) berupa pemberian oksigen," ungkapnya dalam laman resmi WHO.
Hal ini penting, kata Dr Diaz karena jika tubuh tak cukup oksigen dalam darah, maka sel tak cukup oksigen. Dan jika ini berlangsung terus atau lama maka sel akan berhenti.
"Ini bisa menyebkan kematian. Organ kamu, hati, paru-paru, ginjal, semua membutuhkan oksigen," tegas Dr Diaz.

(Menurut Dokter Paru yang sekaligus Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) oksigen diberikan pada orang atau pasien covid-19 dengan gejala sesak napas dan saturasinya di bawah 90 persen. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Jadi, seperti apa kondisi seseorang atau pasien covid-19 yang membutuhkan oksigen?
Dalam kesempatan yang berbeda dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), Dokter Paru yang sekaligus Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) melalui Metro TV menyatakan bahwa ada kondisi pasien covid-19 yang membutuhkan oksigen.
"Kondisi pasien yang membutuhkan oksigen adalah pasien sesak, sulit bernapas, lalu kalau diperiksa saturasinya di bawah 95 persen," katanya saat di acara Primetime News, Metro TV.
"Nah, inilah pasien-pasien yang butuh oksigen yang perlu dibawa ke rumah sakit," katanya lagi.
Dalam News-Medical disebutkan, saturasi oksigen adalah tingkat persentase hemoglobin yang terikat oksigen atau oksihemoglobin di dalam darah. Hemoglobin merupakan bagian darah yang bertugas mengikat oksigen dan mengedarkannya ke organ, jaringan, dan sel tubuh.
Dr. Erlina juga mengingatkan bahwa hindari berdesak-desakan di IGD karena hal ini menurutnya bisa sangat mengganggu. "Karena kita memprioritaskan orang-orang yang dalam kondisi berat," tegasnya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)