FITNESS & HEALTH
Peran Penting Empeng untuk Kemampuan Minum Bayi Prematur
Aulia Putriningtias
Kamis 21 November 2024 / 16:10
Jakarta: Kemampuan bayi prematur tentunya berbeda dengan non-prematur. Bayi terlahir prematur memiliki tantangan dalam perkembangan neurologis dan kesehatan secara keseluruhan.
Menurut dr. Luh K. Wahyuni, Sp.KFR, Subsp. Ped. selaku Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Bunda Jakarta, bayi prematur memiliki tantangan dalam kemampuan untuk minum.
Risiko gangguan kesehatan pada bayi prematur pun begitu tinggi. Hal ini termasuk pada kemampuan mereka untuk menghisap minuman, yang mana memiliki lima prasyarat utama yang harus dipenuhi sebelum bayi prematur bisa minum dengan baik.
Adapun beberapa lima prasyarat utama yang harus dipenuhi, antara lain:
- Bayi harus mampu menghisap.
- Bayi harus dapat menelan.
- Bayi harus mampu melindungi jalan napas dari aspirasi.
- Bayi harus bisa mengoordinasikan proses mengisap, menelan, dan bernapas.
- Bayi harus memiliki ketahanan fisik (endurance) yang cukup.
Prematuritas kerap memengaruhi perkembangan sistem tubuh bayi. Hal ini termasuk regulasi minum, stabilitas fisiologis, kardiorespirasi, hingga kontrol gerakan.
Baca juga: Risiko Kekebalan Tubuh Hingga Gangguan Otak Bayi Prematur
Untuk mestimulasi hisapan pada bayi hingga melatih untuk mereka minum, dr. Luh menjelaskan pentingnya peran empeng atau alat bantu lainnya. Ini akan sangat membantu bayi.
"Gerakan menghisap bersifat refleks dan membutuhkan stimulus. Jika refleks ini tidak distimulasi sejak awal, bayi mungkin tidak akan mampu menghisap dengan baik," jelas dr. Luh dalam temu media di Jakarta, Rabu, 20 November 2024.

Temu media di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Bunda dalam tema “World Prematurity Day”. Dok. Aulia/Medcom
Penanganan bayi prematur di inkubator juga memegang peranan penting, yakni membantu mengurangi stimulasi berlebih dari cahaya dan suara. Hal ini dapat memengaruhi regulasi diri bayi.
Perkembangan bicara membutuhkan koordinasi otot-otot mulut dan pemrosesan sensorik yang baik. Regulasi minum, tidur, hingga stabilitas fisiologis sangat bergantung pada stimulasi yang diterima bayi, terutama di batang otak (brainstem).
Dalam seribu hari pertama kehidupan, bayi prematur memerlukan stimulasi yang intensif untuk mencegah gangguan perkembangan. Gangguan tersebut mulai dari gangguan motorik, bicara, hingga berdampak ke autisme.
Stimulasi pada anak pun dapat ditingkatkan melalui beberapa cara. Berbagai cara itu seperti mengajak anak berkomunikasi, mengajak bermain, memperlihatkan gambar pola, hingga memutar musik.
Namun, segala perkembangan ini tak luput dari peran tim medis. Perlunya kerja sama antara orang tua dan medis untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil yang terlahir prematur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut dr. Luh K. Wahyuni, Sp.KFR, Subsp. Ped. selaku Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Bunda Jakarta, bayi prematur memiliki tantangan dalam kemampuan untuk minum.
Risiko gangguan kesehatan pada bayi prematur pun begitu tinggi. Hal ini termasuk pada kemampuan mereka untuk menghisap minuman, yang mana memiliki lima prasyarat utama yang harus dipenuhi sebelum bayi prematur bisa minum dengan baik.
Adapun beberapa lima prasyarat utama yang harus dipenuhi, antara lain:
- Bayi harus mampu menghisap.
- Bayi harus dapat menelan.
- Bayi harus mampu melindungi jalan napas dari aspirasi.
- Bayi harus bisa mengoordinasikan proses mengisap, menelan, dan bernapas.
- Bayi harus memiliki ketahanan fisik (endurance) yang cukup.
Prematuritas kerap memengaruhi perkembangan sistem tubuh bayi. Hal ini termasuk regulasi minum, stabilitas fisiologis, kardiorespirasi, hingga kontrol gerakan.
Baca juga: Risiko Kekebalan Tubuh Hingga Gangguan Otak Bayi Prematur
Untuk mestimulasi hisapan pada bayi hingga melatih untuk mereka minum, dr. Luh menjelaskan pentingnya peran empeng atau alat bantu lainnya. Ini akan sangat membantu bayi.
"Gerakan menghisap bersifat refleks dan membutuhkan stimulus. Jika refleks ini tidak distimulasi sejak awal, bayi mungkin tidak akan mampu menghisap dengan baik," jelas dr. Luh dalam temu media di Jakarta, Rabu, 20 November 2024.

Temu media di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Bunda dalam tema “World Prematurity Day”. Dok. Aulia/Medcom
Penanganan bayi prematur di inkubator juga memegang peranan penting, yakni membantu mengurangi stimulasi berlebih dari cahaya dan suara. Hal ini dapat memengaruhi regulasi diri bayi.
Perkembangan bicara membutuhkan koordinasi otot-otot mulut dan pemrosesan sensorik yang baik. Regulasi minum, tidur, hingga stabilitas fisiologis sangat bergantung pada stimulasi yang diterima bayi, terutama di batang otak (brainstem).
Dalam seribu hari pertama kehidupan, bayi prematur memerlukan stimulasi yang intensif untuk mencegah gangguan perkembangan. Gangguan tersebut mulai dari gangguan motorik, bicara, hingga berdampak ke autisme.
Stimulasi pada anak pun dapat ditingkatkan melalui beberapa cara. Berbagai cara itu seperti mengajak anak berkomunikasi, mengajak bermain, memperlihatkan gambar pola, hingga memutar musik.
Namun, segala perkembangan ini tak luput dari peran tim medis. Perlunya kerja sama antara orang tua dan medis untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil yang terlahir prematur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)