FITNESS & HEALTH

Celine Dion Sakit Stiff Person Syndrome, Apakah Itu?

Mia Vale
Senin 16 Januari 2023 / 11:54
Jakarta: Para pencinta Celine Dion harus menelan kekecewaan. Pasalnya melalui sebuah video Instagram, Celine Dion mengumumkan bahwa dirinya (terpaksa) membatalkan beberapa pertunjukan karena dirinya telah didiagnosis Stiff Person Syndrome (SPS). Celine mengaku, dirinya dan tim medis masih memelajari mengenai kondisi langka ini.

Namun begitu, penyanyi asal Kanada ini bersyukur karena dia dan orang-orang terdekatnya mengetahui bahwa penyakit inilah yang menyebabkan semua kejang yang dia alami. 

"Kejang ini memengaruhi 'setiap aspek' kehidupan sehari-hari saya. Kadang menyebabkan kesulitan saat saya berjalan dan tidak mengizinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya," papar Celine dalam videonya yang bertajuk 'Celine Dion Reschedules Spring 2023 shows to 2024, and cancels eight Summer 2023 shows,' tersebut.
 

Arti dan penyebab Stiff Person Syndrome


Berkaca dari penyakit yang sedang dialami Celine Dion, Stiff Person Syndrome merupakan kondisi neurologis langka yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mendiagnosis dan menyesuaikan pengobatan. 

Pastinya sindrom ini ditandai dengan kekakuan dan kejang otot, kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan seperti suara dan cahaya, dan tekanan emosional yang dapat menyebabkan kejang otot, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

"Ini sering dikaitkan dengan kejang otot, yang bisa sangat parah. Ini dapat menyebabkan jatuh, sakit parah, dan kecacatan yang signifikan," kata Dr Emile Sami Moukheiber dari Stiff Person Syndrome Center di Johns Hopkins Medicine, seperti yang dilansir dari The New York Times. 

Rata-rata, dibutuhkan berkisar tujuh tahun bagi seseorang untuk menerima diagnosis Stiff Person Syndrome. Pasalnya, pada pemeriksaan awal, tidak ada ciri khas SPS ini.


(Stiff person syndrome (SPS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini membuat otot-otot tubuh menjadi kaku, sehingga penderitanya sulit bergerak dan beraktivitas. Foto: Dok. Medical News Today)
 

Siapa yang bisa terkena?


Penyakit ini tergolong kelainan neurologis autoimun yang langka. Kondisi tersebut memengaruhi berkisar satu juta orang, dan sebagian besar ahli saraf umum hanya akan melihat satu atau dua kasus. 

Melansir dari Cleveland Clinic, perempuan dua kali lebih mungkin memiliki SPS dibandingkan laki-laki. SPS dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi gejala paling sering dimulai pada usia 30-an dan 40-an.
 

Kekakuan bisa jadi gejala awal


SPS sering kali dimulai dengan kekakuan pada batang tubuh dan perut, yang kemudian dapat menyebar ke kaki, lengan, dan wajah. Pada awalnya, penurunan mobilitas ini mungkin jarang terjadi, namun lama kelamaan bisa menjadi konstan, menyebabkan orang berjalan sedikit membungkuk atau kehilangan kemampuan untuk berjalan sama sekali.

Orang juga bisa mengalami kejang otot yang menyakitkan atau sakit terus menerus. Durasi kejang bisa berkisar dari detik hingga berjam-jam, dan bisa sangat parah hingga mematahkan tulang atau menyebabkan pasien jatuh. Kejang otot dapat dipicu oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suara keras, suhu dingin, dan tekanan emosional.

Kehadiran rasa sakit kronis juga dapat menyebabkan beberapa pasien mengembangkan kecemasan, depresi, dan fobia pergi keluar atau mencoba aktivitas baru. Gejala dan tingkat keparahannya bervariasi dari orang ke orang.
 

Bagaimana cara mengobati Stiff Person Syndrome?


Yang harus diketahui, tidak ada obat untuk sindrom ini. Jadi dokter hanya berfokus pada penanganan gejala dan nyeri, dengan kata lain obat-obatan hanya untuk meringankan gejalanya saja. 

Obat imunoglobulin dapat membantu menurunkan kepekaan terhadap pemicu cahaya atau suara, berpotensi membantu mencegah jatuh atau kejang. Obat pereda nyeri, obat anticemas, dan pelemas otot dapat menjadi bagian dari pengobatan penyakit ini.

"Saya bekerja keras dengan terapis kedokteran olahraga saya setiap hari untuk membangun kembali kekuatan dan kemampuan saya untuk tampil lagi. Saya akui, ini adalah perjuangan," imbuh Celine. 

Jenis perawatan lain, seperti terapi fisik, terapi aqua, terapi panas, dan akupunktur dapat memberikan kelegaan bagi beberapa pasien penderita SPS.

Berikut ini pernytaan Celine Dion saat mengumumkan dirinya terkena Stiff Person Syndrome.





Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH