FITNESS & HEALTH
Pernah Ketombe Berlebihan? Bisa Jadi Kamu Mengalami Kondisi Ini
Medcom
Kamis 16 Februari 2023 / 15:13
Jakarta: Ketombe menjadi masalah kulit kepala yang cukup umum. Namun, kamu perlu waspada apabila ketombe yang kamu alami cukup parah di kepala.
Pasalnya, penyakit dermatitis seboroik bisa kamu alami, bukan hanya persoalan ketombe biasa. Banyak orang yang mengira dermatitis seboroik sama dengan ketombe, karena gejalanya mirip. Namun, ternyata berbeda, lho!
Dilansir dari Alodokter, dermatitis seboroik merupakan gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan. Biasanya peradangan ini terjadi di kulit kepala.
Dermatitis seroboik sendiri bukan penyakit menular, namun, bisa dialami siapa saja dan berumur berapa saja. Bayi dan usia dewasa 30-60 tahun yang paling sering mengalami penyakit ini.
Namun, pada bayi sendiri, sebutan dermatitis seboroik disebut dengan cradle cap. Kondisi ini ditandai dengan kulit kepala yang tampak berkerak dan bersisik.
Gejala yang biasanya muncul adalah kulit terasa kemerahan dan gatal, kulit bersisik, timbul ketombe akibat kulit yang terkelupas, dan timbul ruam yang berbentuk bulat atau oval.
Diketahui penyebab utamanya adalah jamur Malassezia yang tumbuh akibat minyak yang berlebihan di permukaan kulit. Orang-orang yang memiliki kulit berminyak, lebih berisiko mengalami dermatitis seroboik ini.
Selain itu, masih dikutip dari Alodokter, ada faktor lain seseorang bisa mengalami dermatitis seroboik, yaitu:
- Memiliki daya tubuh yang lemah, misalnya orang yang baru menjalani transplantasi organ, penderita HIV/AIDS, atau penderita kanker.
- Sedang dalam tahap pemulihan dari penyakit yang berbahaya, misalnya orang yang baru mengalami serangan jantung.
- Menderita gangguan mental atau saraf.
- Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti interferon, lithium, atau psoralen.
- Terpapar cuaca yang ekstrim, misalnya cuaca yang dingin dan kering.
Untuk mengobati dermatitis seroboik, biasanya menggunakan sampo anti ketombe yang cocok dengan kulitmu. Namun, jika dirasa tidak berhasil, kamu perlu untuk berkonsultasi ke dokter.
Kamu juga bisa melakukan upaya untuk mengendalikan rasa tidak nyaman yang muncul pada dermatitis seroboik ini, antara lain:
- Tidak menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, karena bisa memperparah iritasi dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Mandi dan keramas secara teratur dengan membilas sabun atau sampo hingga bersih, serta gunakan pelembap jika diperlukan.
- Tidak menggunakan sabun atau krim pencukur pada wajah karena dapat memicu iritasi kulit.
- Menggunakan baju dengan bahan katun yang halus untuk mengurangi iritasi di permukaan kulit.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Pasalnya, penyakit dermatitis seboroik bisa kamu alami, bukan hanya persoalan ketombe biasa. Banyak orang yang mengira dermatitis seboroik sama dengan ketombe, karena gejalanya mirip. Namun, ternyata berbeda, lho!
Dilansir dari Alodokter, dermatitis seboroik merupakan gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan. Biasanya peradangan ini terjadi di kulit kepala.
Dermatitis seroboik sendiri bukan penyakit menular, namun, bisa dialami siapa saja dan berumur berapa saja. Bayi dan usia dewasa 30-60 tahun yang paling sering mengalami penyakit ini.
Namun, pada bayi sendiri, sebutan dermatitis seboroik disebut dengan cradle cap. Kondisi ini ditandai dengan kulit kepala yang tampak berkerak dan bersisik.
Gejala yang biasanya muncul adalah kulit terasa kemerahan dan gatal, kulit bersisik, timbul ketombe akibat kulit yang terkelupas, dan timbul ruam yang berbentuk bulat atau oval.
Diketahui penyebab utamanya adalah jamur Malassezia yang tumbuh akibat minyak yang berlebihan di permukaan kulit. Orang-orang yang memiliki kulit berminyak, lebih berisiko mengalami dermatitis seroboik ini.
Selain itu, masih dikutip dari Alodokter, ada faktor lain seseorang bisa mengalami dermatitis seroboik, yaitu:
- Memiliki daya tubuh yang lemah, misalnya orang yang baru menjalani transplantasi organ, penderita HIV/AIDS, atau penderita kanker.
- Sedang dalam tahap pemulihan dari penyakit yang berbahaya, misalnya orang yang baru mengalami serangan jantung.
- Menderita gangguan mental atau saraf.
- Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti interferon, lithium, atau psoralen.
- Terpapar cuaca yang ekstrim, misalnya cuaca yang dingin dan kering.
Untuk mengobati dermatitis seroboik, biasanya menggunakan sampo anti ketombe yang cocok dengan kulitmu. Namun, jika dirasa tidak berhasil, kamu perlu untuk berkonsultasi ke dokter.
Kamu juga bisa melakukan upaya untuk mengendalikan rasa tidak nyaman yang muncul pada dermatitis seroboik ini, antara lain:
- Tidak menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, karena bisa memperparah iritasi dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Mandi dan keramas secara teratur dengan membilas sabun atau sampo hingga bersih, serta gunakan pelembap jika diperlukan.
- Tidak menggunakan sabun atau krim pencukur pada wajah karena dapat memicu iritasi kulit.
- Menggunakan baju dengan bahan katun yang halus untuk mengurangi iritasi di permukaan kulit.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)