FITNESS & HEALTH
Upaya Kemenkes Tingkatkan Kompetensi Kader Posyandu
Medcom
Sabtu 09 Maret 2024 / 18:08
Jakarta: Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) menjadi garda terdepan dalam penyediaan layanan kesehatan yang menjangkau hingga pelosok Nusantara. Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan terus melakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas kader Posyandu.
Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pelayanan posyandu yang lebih baik. Sehingga manfaatnya dapat lebih maksimal, khususnya bagi kesehatan ibu dan anak.
Kementerian Kesehatan pun berkolaborasi dengan Tanoto Foundation dalam pengembangan modul pembelajaran digital yang bertujuan meningkatkan kapasitas 1,5 juta kader posyandu dalam menguasai 25 kompetensi dasar.
Kompetensi itu meliputi kemampuan menjelaskan penggunaan buku KIA untuk orang tua balita, kemampuan melakukan edukasi ASI Eksklusif dan MPASI kaya protein hewani sesuai umur balita, hingga kemampuan menerapkan Komunikasi Antar-Pribadi.
"Oleh karena itu saya harap implementasi LMS (learning management system) dapat segera dilakukan secara nasional, sehingga para kader memiliki 25 keterampilan atau kompetensi dasar," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menerima kunjungan Tanoto Foundation.
Program ini juga turut mendukung percepatan transformasi digital kesehatan, khususnya dalam percepatan perbaikan Master Data Index untuk memungkinkan terjadinya integrasi lintas sistem dan aplikasi.
Integrasi dengan sistem Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dilakukan untuk mencatat hasil pelayanan kesehatan dan memonitor data perkembangan pasien atau peserta program di semua unit kesehatan layanan primer seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu dengan platform SATUSEHAT.
"Integrasi ini bertujuan memastikan pelayanan yang semakin tepat sasaran, terutama dalam upaya pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan ibu dan anak," ujarnya.
Tanoto Foundation sebelumnya telah bekerjasama dengan pemerintah untuk program percepatan penurunan angka stunting di Indonesia sejak 2018. Sementara itu, kolaborasi antara Tanoto Foundation dan Kementerian Kesehatan di bidang peningkatan kapasitas kader posyandu dan akselerasi transformasi digital kesehatan telah dimulai sejak 2023.
"Saat ini, semua 78 modul pelatihan kader posyandu sudah dimasukkan ke platform Plataran Sehat, yaitu sistem manajemen pembelajaran (learning management system) yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan. Uji coba pelatihan dan penggunaan modul digital oleh kader posyandu sedang dijalankan di tiga kabupaten yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat," kata Inge Kusuma, Country Head Tanoto Foundation Indonesia.
Sementara itu, percepatan transformasi digital kesehatan nasional melalui platform SATUSEHAT dianggap sangat penting untuk memastikan sistem manajemen data kesehatan nasional menjadi lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Kombinasi dari data yang akurat dan intervensi yang didukung teknologi, akan membantu proses deteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Sehingga, memungkinkan dilakukannya intervensi sedini mungkin untuk meningkatkan capaian jangka panjang kesehatan.
Secara total Tanoto Foundation telah mengalokasikan dana Rp 16 miliar untuk pengembangan modul pembelajaran digital bagi kader posyandu, dan pengembangan sistem SATUSEHAT. Selain itu, Tanoto Foundation bersama APRIL Group juga memberi dukungan penyediaan alat-alat kesehatan serta pelatihan tenaga kesehatan di 29 puskesmas di provinsi Riau.
"Masalah kesehatan adalah tugas kita bersama. Kami apresiasi Tanoto Foundation yang telah mengambil peran di dalamnya. Saya harap Tanoto Foundation terus berkontribusi dalam hal preventif dan promotif, dan program-programnya dapat diperluas ke seluruh Indonesia," tutup Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pelayanan posyandu yang lebih baik. Sehingga manfaatnya dapat lebih maksimal, khususnya bagi kesehatan ibu dan anak.
Kementerian Kesehatan pun berkolaborasi dengan Tanoto Foundation dalam pengembangan modul pembelajaran digital yang bertujuan meningkatkan kapasitas 1,5 juta kader posyandu dalam menguasai 25 kompetensi dasar.
Kompetensi itu meliputi kemampuan menjelaskan penggunaan buku KIA untuk orang tua balita, kemampuan melakukan edukasi ASI Eksklusif dan MPASI kaya protein hewani sesuai umur balita, hingga kemampuan menerapkan Komunikasi Antar-Pribadi.
"Oleh karena itu saya harap implementasi LMS (learning management system) dapat segera dilakukan secara nasional, sehingga para kader memiliki 25 keterampilan atau kompetensi dasar," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menerima kunjungan Tanoto Foundation.
baca juga: Kemenkes Sebut Pandemi Covid Pelajaran Berharga |
Program ini juga turut mendukung percepatan transformasi digital kesehatan, khususnya dalam percepatan perbaikan Master Data Index untuk memungkinkan terjadinya integrasi lintas sistem dan aplikasi.
Integrasi dengan sistem Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dilakukan untuk mencatat hasil pelayanan kesehatan dan memonitor data perkembangan pasien atau peserta program di semua unit kesehatan layanan primer seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu dengan platform SATUSEHAT.
"Integrasi ini bertujuan memastikan pelayanan yang semakin tepat sasaran, terutama dalam upaya pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan ibu dan anak," ujarnya.
Tanoto Foundation sebelumnya telah bekerjasama dengan pemerintah untuk program percepatan penurunan angka stunting di Indonesia sejak 2018. Sementara itu, kolaborasi antara Tanoto Foundation dan Kementerian Kesehatan di bidang peningkatan kapasitas kader posyandu dan akselerasi transformasi digital kesehatan telah dimulai sejak 2023.
"Saat ini, semua 78 modul pelatihan kader posyandu sudah dimasukkan ke platform Plataran Sehat, yaitu sistem manajemen pembelajaran (learning management system) yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan. Uji coba pelatihan dan penggunaan modul digital oleh kader posyandu sedang dijalankan di tiga kabupaten yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat," kata Inge Kusuma, Country Head Tanoto Foundation Indonesia.
Sementara itu, percepatan transformasi digital kesehatan nasional melalui platform SATUSEHAT dianggap sangat penting untuk memastikan sistem manajemen data kesehatan nasional menjadi lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Kombinasi dari data yang akurat dan intervensi yang didukung teknologi, akan membantu proses deteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Sehingga, memungkinkan dilakukannya intervensi sedini mungkin untuk meningkatkan capaian jangka panjang kesehatan.
Secara total Tanoto Foundation telah mengalokasikan dana Rp 16 miliar untuk pengembangan modul pembelajaran digital bagi kader posyandu, dan pengembangan sistem SATUSEHAT. Selain itu, Tanoto Foundation bersama APRIL Group juga memberi dukungan penyediaan alat-alat kesehatan serta pelatihan tenaga kesehatan di 29 puskesmas di provinsi Riau.
"Masalah kesehatan adalah tugas kita bersama. Kami apresiasi Tanoto Foundation yang telah mengambil peran di dalamnya. Saya harap Tanoto Foundation terus berkontribusi dalam hal preventif dan promotif, dan program-programnya dapat diperluas ke seluruh Indonesia," tutup Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)