FITNESS & HEALTH
Menurunkan Viral Load, Konsumsi ARV Bisa Mencegah Penularan HIV
Medcom
Jumat 13 Januari 2023 / 15:13
Jakarta: Stereotype yang ada di Indonesia mengenai penyebaran virus HIV sangat terasa hiperbola, bahwasannya benar virus HIV adalah virus menular dan bisa mematikan, tetapi tidak semudah itu.
Orang dengan penderita HIV (ODHIV) diwajibkan untuk mengonsumsi dan melakukan pengobatan ARV. Seperti halnya dengan penyakit kronis atau menahun lainnya, meskipun tidak dapat menghilangkan penyakit, namun dengan terapi obat yang tepat dapat membantu memperpanjang harapan hidup dan mengurangi penyebaran virus.
Antiretroviral (ARV) merupakan pengobatan HIV yang bisa secara efektif menekan jumlah virus yang beredar dalam darah, yang disebut ‘viral load’, ke tingkat yang sangat rendah. Sehingga virus tidak lagi terdeteksi selama pengujian rutin.
ARV yang berhasil tidak hanya meningkatkan kesehatan dan harapan hidup orang yang hidup dengan HIV dan menerima pengobatan, tetapi ada konsensus ilmiah yang berkembang bahwa ARV yang efektif, yang mengarah pada penekanan virus, juga berarti bahwa penularan HIV selanjutnya praktis tidak mungkin lagi.
Pengurangan penularan ini telah menjadi penggunaan terapi antiretroviral secara luas untuk orang HIV-positif yang memiliki pasangan HIV-negatif. Keberhasilan terapi antiretroviral telah mengurangi HIV menjadi kondisi kronis di banyak bagian dunia karena perkembangan AIDS menjadi langka.
Studi telah menemukan bahwa terapi 3 obat telah menyebabkan 60% sampai 80% penurunan tingkat AIDS, rawat inap, dan kematian. Pada 2030 CDC berencana untuk menerapkan rencana 90-90-90 (90% didiagnosis HIV, 90% menjalani terapi, dan 90% ditekan).
Tujuan pengobatan HIV adalah untuk mencegah HIV berkembang biak. Ada enam golongan obat yang digunakan dalam terapi antiretroviral.
Obat ini umumnya masuk dalam golongan sesuai dengan fase siklus hidup HIV yang dihambat olehnya. Kombinasi yang lebih umum termasuk dua nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dan satu non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI), protease inhibitor (PI), atau integrase inhibitor (II).
Jika virus HIV telah ditemukan dan diagnosanya valid, maka dokter segera menyarankan kamu untuk melakukan pengobatan ARV. Kebanyakan ARV dikonsumsi sekali sehari, sebelum atau sesudah makan. Beberapa ARV dikonsumsi 2 kali sehari.
ARV yang dikonsumsi sebaiknya bersamaan agar mudah diingat dan tidak ada dosis yang terlewat. Jika kamu ingin mengubah jadwal selama bulan puasa, silakan saja. Akan tetapi, tetap harus memperhatikan aturan interval 24 jam untuk obat yang diminum 1 kali sehari (interval 24 jam antar konsumsi obat), jika obatnya 2 kali sehari maka intervalnya adalah 12 jam.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Orang dengan penderita HIV (ODHIV) diwajibkan untuk mengonsumsi dan melakukan pengobatan ARV. Seperti halnya dengan penyakit kronis atau menahun lainnya, meskipun tidak dapat menghilangkan penyakit, namun dengan terapi obat yang tepat dapat membantu memperpanjang harapan hidup dan mengurangi penyebaran virus.
Yuk pahami pengobatan ARV lebih lanjut:
Antiretroviral (ARV) merupakan pengobatan HIV yang bisa secara efektif menekan jumlah virus yang beredar dalam darah, yang disebut ‘viral load’, ke tingkat yang sangat rendah. Sehingga virus tidak lagi terdeteksi selama pengujian rutin.
ARV yang berhasil tidak hanya meningkatkan kesehatan dan harapan hidup orang yang hidup dengan HIV dan menerima pengobatan, tetapi ada konsensus ilmiah yang berkembang bahwa ARV yang efektif, yang mengarah pada penekanan virus, juga berarti bahwa penularan HIV selanjutnya praktis tidak mungkin lagi.
Bagaimana cara kerjanya?
Pengurangan penularan ini telah menjadi penggunaan terapi antiretroviral secara luas untuk orang HIV-positif yang memiliki pasangan HIV-negatif. Keberhasilan terapi antiretroviral telah mengurangi HIV menjadi kondisi kronis di banyak bagian dunia karena perkembangan AIDS menjadi langka.
Studi telah menemukan bahwa terapi 3 obat telah menyebabkan 60% sampai 80% penurunan tingkat AIDS, rawat inap, dan kematian. Pada 2030 CDC berencana untuk menerapkan rencana 90-90-90 (90% didiagnosis HIV, 90% menjalani terapi, dan 90% ditekan).
Tujuan pengobatan HIV adalah untuk mencegah HIV berkembang biak. Ada enam golongan obat yang digunakan dalam terapi antiretroviral.
Obat ini umumnya masuk dalam golongan sesuai dengan fase siklus hidup HIV yang dihambat olehnya. Kombinasi yang lebih umum termasuk dua nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dan satu non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI), protease inhibitor (PI), atau integrase inhibitor (II).
Bagaimana cara mengonsumsinya?
Jika virus HIV telah ditemukan dan diagnosanya valid, maka dokter segera menyarankan kamu untuk melakukan pengobatan ARV. Kebanyakan ARV dikonsumsi sekali sehari, sebelum atau sesudah makan. Beberapa ARV dikonsumsi 2 kali sehari.
ARV yang dikonsumsi sebaiknya bersamaan agar mudah diingat dan tidak ada dosis yang terlewat. Jika kamu ingin mengubah jadwal selama bulan puasa, silakan saja. Akan tetapi, tetap harus memperhatikan aturan interval 24 jam untuk obat yang diminum 1 kali sehari (interval 24 jam antar konsumsi obat), jika obatnya 2 kali sehari maka intervalnya adalah 12 jam.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)