FITNESS & HEALTH

Gejala Alergi Susu Sapi pada Anak

Kumara Anggita
Senin 28 Juni 2021 / 09:00
Jakarta: Salah satu jenis alergi yang sering dialami oleh anak adalah alergi susu. Dan sayangnya, beberapa orang masih belum mengenali gejala yang ditimbulkan. 

Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A (K), M.Kes. Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak menjelaskan bahwa kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia mencapai yaitu 0,5 persen - 7,5 persen. Menurutnya, deteksi dini akan membantu permasalahan dan membuat tumbuh kembang anak optimal.

“Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari," ungkap Prof. Budi dalam acara World Allergy Week 2021 - Deteksi Dini Alergi pada Si Kecil untuk Tetap Berprestasi.

"Kemudian dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stres pada ibu dan anaknya,“ tambah Prof. Budi.


alergi
(Pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
 

Gejala alergi susu sapi


Gejala yang bisa terjadi jika si kecil mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam. “Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ," tegas Prof. Budi.

"Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53 persen, kemudian kolik 27 persen. Gejala susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari. Kejadian gejala di saluran napas yaitu asma 21 persen, rinitis 20 persen,” ungkapnya.

Menurutnya gejala alergi bisa muncul di kulit, organ ketiga, kebanyakan berupa eksem atau dermatitis atopik sebanyak 35 persen, sedangkan biduran atau urtikaria sebesar 18 persen. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar 11 persen.

Faktor risiko berkembangnya alergi pada si kecil dapat berasal dari faktor genetik atau keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi. Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada si kecil yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). 

Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak. 

“Jika bunda tidak dapat memberikan ASI dan si kecil berbakat alergi tapi belum muncul gejala alerginya, maka dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein hidrolisa parsial (PHP)," kata Prof. Budi.

"Namun jika gejala alergi sudah muncul dapat diatasi dengan nutrisi medis khusus yaitu susu dengan protein terhidrolisa ekstensif, susu dengan isolat protein kedelai (soya) atau susu asam amino,” ungkap Prof. Budi dalam acara webinar tersebut.

Jadi, itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang alergi susu sapi pada anak. Pastikan kamu segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH