FITNESS & HEALTH
Mengenali Penyakit Kusta yang Sebabkan 1 Orang Tewas di Malaysia
Aulia Putriningtias
Minggu 23 Februari 2025 / 09:11
Jakarta: Malaysia dikabarkan mengalami serangan penyakit kusta, hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia. Dilaporkan dari MalayMail, bertempat di Negeri Sembilan, setidaknya ada sembilan pasien yang telah dilaporkan mengalami kusta.
Laporan tersebut turut menjelaskan bahwa otoritas negara telah melakukan karantina terhadap dua desa, Kampung Orang Asli Chergun dan Guntur di Kuala Pilah, yang juga menerima perawatan khusus.
Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Seri Dzulkefly Ahmad mengatakan bahwa karantina ini bertujuan agar penyakit ini tidak tersebar luas.
Sebenarnya, apa itu kusta? Dilansir dalam WebMD, kusta atau lepra sendiri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri kronik. Gangguan ini sering ditandai dengan mati rasa pada bagian kaki, kemudian timbul lesi pada kulit.
Meskipun penyakit ini munculnya di kulit, tetapi dapat menyebar melalui percikan ludah maupun batuk dan bersin. Kusta pun juga memiliki beberapa jenis. Adapun beberapa jenis kusta, antara lain:
.jpg)
(Penyakit kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Jenis kusta ini ditandai dengan lesi yang tersebar terlihat simetris. Lesi ini turut menyebabkan rambut rontok, kelemahan otot, dan gangguan saraf
Pada kusta ini, jumlah lesi yang muncul banyak dan berbentuk datar atau benjolan. Biasanya disertai dengan mati rasa.
Pada jenis ini, lesi yang muncul cenderung kemerahan dan menyebar secara acak dan tidak simetris. Mati rasa dan pembengkakan kelenjar getah bening juga terjadi di sekitar lesi.
Baca juga: Indonesia Percepat Eliminasi Kusta dan Filariasis, Target Bebas NTDs pada 2030
Jenis ini memunculkan lesi yang datar, tetapi berukuran besar. Hal ini juga disertai pembesaran saraf dan mati rasa.
Jenis ini ditandai dengan kemunculan lesi dengan ukuran kecil dan cenderung muncul dalam jumlah banyak dibandingkan tuberculoid leprosy.
Kusta jenis ini ditandai dengan lesi berbentuk datar dengan warna pucat. Kusta ini dapat sembuh dengan sendirinya, jika imun tubuh memiliki kondisi yang baik.
Untuk mengetahui kusta lebih lanjut, kamu perlu mengetahui gejala-gejala kusta. Hal ini dikarenakan menurut data Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia memiliki prevalensi penyakit kusta sebanyak 10.976 pada tahun 2021. Adapun beberapa gejalanya, antara lain:
- Kulit tidak mengalami keringat
- Luka pada telapak kaki tetapi tidak nyeri
- Kulit mati rasa
- Kulit terasa kering
- Saraf membesar, umumnya di bagian lutut dan siku
- Alis dan bulu mata rontok
- Mengalami mimisan
- Muncul bercak dengan warna lebih terang daripada kulit sekitarnya
- Terdapat benjolan atau bengkak pada telinga dan wajah
- Otot kaki dan tangan mengalami lemah
Angka kusta di Indonesia memang tidak dapat dikatakan kecil. Mungkin masyarakat jarang mendengar penyakit ini, tetapi kamu perlu tetap berhati-hati, tidak menganggap enteng.
Konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas. Dokter akan memeriksa kondisi tubuhmu untuk mengetahui apakah kamu mengalami kusta atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Laporan tersebut turut menjelaskan bahwa otoritas negara telah melakukan karantina terhadap dua desa, Kampung Orang Asli Chergun dan Guntur di Kuala Pilah, yang juga menerima perawatan khusus.
Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Seri Dzulkefly Ahmad mengatakan bahwa karantina ini bertujuan agar penyakit ini tidak tersebar luas.
Sebenarnya, apa itu kusta? Dilansir dalam WebMD, kusta atau lepra sendiri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri kronik. Gangguan ini sering ditandai dengan mati rasa pada bagian kaki, kemudian timbul lesi pada kulit.
Meskipun penyakit ini munculnya di kulit, tetapi dapat menyebar melalui percikan ludah maupun batuk dan bersin. Kusta pun juga memiliki beberapa jenis. Adapun beberapa jenis kusta, antara lain:
1. Lepromatous leprosy
.jpg)
(Penyakit kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Jenis kusta ini ditandai dengan lesi yang tersebar terlihat simetris. Lesi ini turut menyebabkan rambut rontok, kelemahan otot, dan gangguan saraf
2. Borderline lepromatous leprosy
Pada kusta ini, jumlah lesi yang muncul banyak dan berbentuk datar atau benjolan. Biasanya disertai dengan mati rasa.
3. Mid-borderline leprosy
Pada jenis ini, lesi yang muncul cenderung kemerahan dan menyebar secara acak dan tidak simetris. Mati rasa dan pembengkakan kelenjar getah bening juga terjadi di sekitar lesi.
Baca juga: Indonesia Percepat Eliminasi Kusta dan Filariasis, Target Bebas NTDs pada 2030
4. Tuberculoid Leprosy
Jenis ini memunculkan lesi yang datar, tetapi berukuran besar. Hal ini juga disertai pembesaran saraf dan mati rasa.
5. Borderline tuberculoid leprosy
Jenis ini ditandai dengan kemunculan lesi dengan ukuran kecil dan cenderung muncul dalam jumlah banyak dibandingkan tuberculoid leprosy.
6. Intermediate leprosy
Kusta jenis ini ditandai dengan lesi berbentuk datar dengan warna pucat. Kusta ini dapat sembuh dengan sendirinya, jika imun tubuh memiliki kondisi yang baik.
Apa saja gejala kusta pada tubuh?
Untuk mengetahui kusta lebih lanjut, kamu perlu mengetahui gejala-gejala kusta. Hal ini dikarenakan menurut data Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia memiliki prevalensi penyakit kusta sebanyak 10.976 pada tahun 2021. Adapun beberapa gejalanya, antara lain:
- Kulit tidak mengalami keringat
- Luka pada telapak kaki tetapi tidak nyeri
- Kulit mati rasa
- Kulit terasa kering
- Saraf membesar, umumnya di bagian lutut dan siku
- Alis dan bulu mata rontok
- Mengalami mimisan
- Muncul bercak dengan warna lebih terang daripada kulit sekitarnya
- Terdapat benjolan atau bengkak pada telinga dan wajah
- Otot kaki dan tangan mengalami lemah
Kapan sebaiknya kamu ke dokter?
Angka kusta di Indonesia memang tidak dapat dikatakan kecil. Mungkin masyarakat jarang mendengar penyakit ini, tetapi kamu perlu tetap berhati-hati, tidak menganggap enteng.
Konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas. Dokter akan memeriksa kondisi tubuhmu untuk mengetahui apakah kamu mengalami kusta atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)