FITNESS & HEALTH
Minim Nyeri dan Pemulihan Lebih Cepat, Operasi Minimal Invasif Semakin Diminati
Medcom
Kamis 12 Oktober 2023 / 10:41
Jakarta: Teknologi di dunia medis terus berkembang, terutama pada ilmu bedah. Tentunya kemajuan teknologi ini memiliki dampak baik bagi pasien atau tenaga kesehatan.
Salah satu perkembangan teknologi di ilmu bedah adalah tindakan operasi minimal invasif. Melalui metode ini, pasien bisa lebih sedikit merasakan nyeri dan minim sayatan. Operasi bedah yang dulunya dianggap sebagai suatu hal yang menakutkan, kini semakin dipermudah berkat metode minimal invasif dengan teknik laparoskopi.
"Metode Minimal Invasif dapat digunakan bukan hanya sebagai terapi atau pengobatan saja, tapi juga digunakan sebagai langkah mendiagnosa berbagai jenis penyakit rongga abdomen dan kasus cidera organ perut pada kasus kecelakaan," kata dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS yang merupakan salah satu dokter spesialis bedah di RS Royal Progress.
Jika pada operasi konvensional dilakukan pembedahan terbuka dengan sayatan yang relatif besar, maka dengan tindakan minimal invasif, luka operasi yang dihasilkan berukuran kecil hanya berkisar antara 5-15 mm. Sehingga rasa sakit setelah pembedahan jauh berkurang dan pemulihan pasca tindakan lebih cepat.
"Minimal invasif menjadi primadona di kalangan pasien bedah dikarenakan keunggulannya, yaitu luka sayatan yang kecil, kemungkinan terjadinya risiko infeksi luka paska operasi sangat kecil, pasien dapat pulih lebih cepat dan tentunya metode ini sangat aman dapat dilakukan bagi pasien sesuai dengan hasil diagnosanya," jelasnya.
Berbagai macam operasi metode minimal invasif dapat dilakukan, salah satunya yaitu Laparoskopi. Operasi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu kamera, monitor dan instrumen khusus dalam melakukan pembedahan melalui layar monitor tanpa melihat dan menyentuh anggota badan pasien.
"Umumnya prosedur bedah dilakukan menggunakan alat-alat bedah kecil yang akan membuat sayatan kecil di area yang telah ditentukan. Kemudian melalui sayatan tersebut, dokter akan menyelesaikan proses operasi dan setelahnya sayatan tersebut akan dijahit. Karena sayatan yang dilakukan berukuran kecil, maka bekas luka jahitan pun lebih kecil dibandingkan dengan bedah terbuka," lanjutnya.
dr. Ika juga menjelaskan rasa sakit dan efek samping yang dirasakan pasien lebih minimal dibandingkan operasi konvensional. Hal ini bisa berdampak positif pada psikologis pasien sebelum melakukan tindakan.
"Karena persiapan yang matang bukan hanya diperlukan dari sisi tim medis saja, pasien juga perlu siap melakukan operasi agar operasi berjalan lancar," ucapnya.
Metode ini menjadi ilmu medis dan kedokteran kerap berkembang dengan cepat. Teknologi yang semakin terdepan menjadi pembuka jalan dan harapan baru bagi pasien untuk mendapatkan prosedur dan proses pengobatan yang lebih baik.
"Kami kerap mengadopsi dan mengembangkan bermacam teknik dan metode hingga teknologi penunjang medis terbaru untuk memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dari rumah sakit kami. Sebagai salah satu rumah sakit terbaik di Jakarta Utara, kami berkomitmen mengutamakan keamanan dan kesembuhan pasien dalam pengobatan," kata dr. Ivan R. Setiadarma, MM, Direktur Utama Rumah Sakit Royal Progress.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)
Salah satu perkembangan teknologi di ilmu bedah adalah tindakan operasi minimal invasif. Melalui metode ini, pasien bisa lebih sedikit merasakan nyeri dan minim sayatan. Operasi bedah yang dulunya dianggap sebagai suatu hal yang menakutkan, kini semakin dipermudah berkat metode minimal invasif dengan teknik laparoskopi.
"Metode Minimal Invasif dapat digunakan bukan hanya sebagai terapi atau pengobatan saja, tapi juga digunakan sebagai langkah mendiagnosa berbagai jenis penyakit rongga abdomen dan kasus cidera organ perut pada kasus kecelakaan," kata dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS yang merupakan salah satu dokter spesialis bedah di RS Royal Progress.
Jika pada operasi konvensional dilakukan pembedahan terbuka dengan sayatan yang relatif besar, maka dengan tindakan minimal invasif, luka operasi yang dihasilkan berukuran kecil hanya berkisar antara 5-15 mm. Sehingga rasa sakit setelah pembedahan jauh berkurang dan pemulihan pasca tindakan lebih cepat.
"Minimal invasif menjadi primadona di kalangan pasien bedah dikarenakan keunggulannya, yaitu luka sayatan yang kecil, kemungkinan terjadinya risiko infeksi luka paska operasi sangat kecil, pasien dapat pulih lebih cepat dan tentunya metode ini sangat aman dapat dilakukan bagi pasien sesuai dengan hasil diagnosanya," jelasnya.
Berbagai macam operasi metode minimal invasif dapat dilakukan, salah satunya yaitu Laparoskopi. Operasi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu kamera, monitor dan instrumen khusus dalam melakukan pembedahan melalui layar monitor tanpa melihat dan menyentuh anggota badan pasien.
"Umumnya prosedur bedah dilakukan menggunakan alat-alat bedah kecil yang akan membuat sayatan kecil di area yang telah ditentukan. Kemudian melalui sayatan tersebut, dokter akan menyelesaikan proses operasi dan setelahnya sayatan tersebut akan dijahit. Karena sayatan yang dilakukan berukuran kecil, maka bekas luka jahitan pun lebih kecil dibandingkan dengan bedah terbuka," lanjutnya.
dr. Ika juga menjelaskan rasa sakit dan efek samping yang dirasakan pasien lebih minimal dibandingkan operasi konvensional. Hal ini bisa berdampak positif pada psikologis pasien sebelum melakukan tindakan.
"Karena persiapan yang matang bukan hanya diperlukan dari sisi tim medis saja, pasien juga perlu siap melakukan operasi agar operasi berjalan lancar," ucapnya.
Metode ini menjadi ilmu medis dan kedokteran kerap berkembang dengan cepat. Teknologi yang semakin terdepan menjadi pembuka jalan dan harapan baru bagi pasien untuk mendapatkan prosedur dan proses pengobatan yang lebih baik.
"Kami kerap mengadopsi dan mengembangkan bermacam teknik dan metode hingga teknologi penunjang medis terbaru untuk memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dari rumah sakit kami. Sebagai salah satu rumah sakit terbaik di Jakarta Utara, kami berkomitmen mengutamakan keamanan dan kesembuhan pasien dalam pengobatan," kata dr. Ivan R. Setiadarma, MM, Direktur Utama Rumah Sakit Royal Progress.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)