FITNESS & HEALTH
Jika Wanita Alami Endometriosis, Pilih Hamil atau Pengobatan Dulu? Ini Jawaban Dokter
Medcom
Selasa 07 Maret 2023 / 18:26
Jakarta: Endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, saluran kemih, atau organ lainnya.
Penyakit ini disebut sebagai kronis hormonal dependen, karena bersifat pertumbuhan abnormal lapisan dinding ini. Endometrium atau disebut dengan jaringan yang melapisi dinding rahim ini akan menebal dan menempel. Jika berada di dinding rahim dan tidak membuahi, maka endometrium akan luruh dan menjadi darah menstruasi berlebih.
Menurut dr. M. Luky Satria Syahban Marwali, Sp. O. G, Subsp. F. E. R, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi Rumah Sakit Pondok Indah, 30-50 persen penderita endometriosis mengalami gangguan kesuburan. Akibatnya, akan sulit untuk hamil.
“Banyak orang tidak tahu kalau 10 persen wanita menderita endometriosis. Diabetes yang menjadi penyakit paling banyak dibahas, ternyata di bawah penyakit endometriosis, yatu 9,4 persen,” kata dr. Luky pada temu media membahas tentang Endometriosis.
Endometriosis diketahui karena bawaan genetik. Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab awalnya dari mana. Namun, dr. Luky menegaskan bahwa penyakit ini bisa saja menurun kepada anak perempuan para ibu. Maka dari itu, perlu diperiksa lebih awal untuk mengetahuinya.
Setidaknya, penyakit ini bisa membuat seseorang mengalami sakit seperti nyeri haid, nyeri pinggang, kembung, konstipasi, pendarahan, cepat lelah, sakit kepala, mual, nyeri saat berhubungan, hingga mengalami depresi.
Rasa sakit itu datang seiring bertambahnya umur. Maka dari itu, dr. Luky menyarankan untuk wanita yang sudah mengetahui memiliki penyakit endometriosis, bisa segera untuk melakukan program hamil.
“Baiknya program hamil dulu. Baru diberikan pengobatan obat hormonal. Karena biasanya wanita itu dikejar umur ya untuk punya anak,” lanjut dr. Luky.
Obat hormonal ini memang menjadi langkah pengobatan yang utama pada pasien endometriosis. Obat hormonal diberikan untuk jangka panjang (bertahun-tahun). Obat ini diberikan untuk meredakan nyeri dan menghambat pertumbuhan endometriosis.
Jika gagal, bisa dilakukan operasi dengan beberapa syarat. Seperti gagal terapi hormonal dan endometriosis menyebabkan gangguan pada organ lain, di antaranya saluran kemih atau usus.
Selama pengobatan dengan obat-obatan berlangsung, harus tetap melakukan kontrol untuk evaluasi perburukan endometriosis, walaupun memiliki keluhan membaik. Karena penyakit ini acapkali mengecoh penderitanya melalui rasa nyeri.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Penyakit ini disebut sebagai kronis hormonal dependen, karena bersifat pertumbuhan abnormal lapisan dinding ini. Endometrium atau disebut dengan jaringan yang melapisi dinding rahim ini akan menebal dan menempel. Jika berada di dinding rahim dan tidak membuahi, maka endometrium akan luruh dan menjadi darah menstruasi berlebih.
Menurut dr. M. Luky Satria Syahban Marwali, Sp. O. G, Subsp. F. E. R, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi Rumah Sakit Pondok Indah, 30-50 persen penderita endometriosis mengalami gangguan kesuburan. Akibatnya, akan sulit untuk hamil.
“Banyak orang tidak tahu kalau 10 persen wanita menderita endometriosis. Diabetes yang menjadi penyakit paling banyak dibahas, ternyata di bawah penyakit endometriosis, yatu 9,4 persen,” kata dr. Luky pada temu media membahas tentang Endometriosis.
Endometriosis diketahui karena bawaan genetik. Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab awalnya dari mana. Namun, dr. Luky menegaskan bahwa penyakit ini bisa saja menurun kepada anak perempuan para ibu. Maka dari itu, perlu diperiksa lebih awal untuk mengetahuinya.
Setidaknya, penyakit ini bisa membuat seseorang mengalami sakit seperti nyeri haid, nyeri pinggang, kembung, konstipasi, pendarahan, cepat lelah, sakit kepala, mual, nyeri saat berhubungan, hingga mengalami depresi.
Rasa sakit itu datang seiring bertambahnya umur. Maka dari itu, dr. Luky menyarankan untuk wanita yang sudah mengetahui memiliki penyakit endometriosis, bisa segera untuk melakukan program hamil.
“Baiknya program hamil dulu. Baru diberikan pengobatan obat hormonal. Karena biasanya wanita itu dikejar umur ya untuk punya anak,” lanjut dr. Luky.
Obat hormonal ini memang menjadi langkah pengobatan yang utama pada pasien endometriosis. Obat hormonal diberikan untuk jangka panjang (bertahun-tahun). Obat ini diberikan untuk meredakan nyeri dan menghambat pertumbuhan endometriosis.
Jika gagal, bisa dilakukan operasi dengan beberapa syarat. Seperti gagal terapi hormonal dan endometriosis menyebabkan gangguan pada organ lain, di antaranya saluran kemih atau usus.
Selama pengobatan dengan obat-obatan berlangsung, harus tetap melakukan kontrol untuk evaluasi perburukan endometriosis, walaupun memiliki keluhan membaik. Karena penyakit ini acapkali mengecoh penderitanya melalui rasa nyeri.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)