FITNESS & HEALTH
ADIMAN Inisiasi Program Adaptasi 1 Tahun bagi Dokter WNI Lulusan LN
Medcom
Senin 16 Desember 2024 / 13:08
Jakarta: Asosiasi Dokter Indonesia-Jerman (ADIMAN) menginisiasi pelaksanaan webinar sosialisasi Program Adaptasi 1 Tahun bagi dokter warga negara Indonesia (WNI) lulusan luar negeri.
Kegiatan yang berlangsung secara daring ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif kepada dokter diaspora terkait prosedur dan regulasi baru program adaptasi, dengan dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, serta Plt. Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes, Yuli Farianti.
Selain itu, peserta sosialisasi terdiri atas dokter umum dan dokter spesialis WNI yang saat ini tinggal atau berpraktik di berbagai negara seperti Jerman, Tiongkok, Belgia, Austria, Rusia, dan lainnya.
Sejumlah perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara tersebut juga turut hadir memberikan dukungan.
Ketua ADIMAN, Prasti Pomarius, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen ADIMAN untuk memfasilitasi kontribusi dokter diaspora ke Indonesia.
“Kami menyambut baik Program Adaptasi 1 Tahun ini dan mengapresiasi dukungan dari Kemenkes dan Kemenlu. Dengan adanya sosialisasi ini, rekan-rekan dokter diaspora diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang prosedur dan proses yang harus dilalui untuk dapat mengabdi sebagai dokter di Indonesia,” ujarnya.
.jpg)
(Menkes Budi Gunadi Sadikin berpesan,"Proses adaptasi kini kami permudah, transparan, tanpa diskriminasi, dan administrasi berbasis daring. Kami juga terbuka untuk menerima masukan agar dapat terus meningkatkan sistem yang ada." Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Dalam sosialisasi ini, Yuli Farianti memaparkan berbagai pembaruan pada regulasi adaptasi dokter lulusan luar negeri, antara lain:
- Digitalisasi pendaftaran melalui platform https://lln.kemkes.go.id.
- Durasi adaptasi maksimal 12 bulan, lebih singkat dibandingkan sebelumnya.
- Program adaptasi dilakukan di fasyankes alih-alih institusi pendidikan seperti sebelumnya.
- Insentif terstandar yang diberikan oleh Kemenkes.
Evaluasi kompetensi berbasis portofolio khusus bagi dokter yang telah berpraktik selama minimal 2 tahun atau merupakan ahli di bidang tertentu.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Mantapkan Posisinya Sebagai Pusat Unggulan Layanan Jantung di Indonesia
Ajisoko, salah satu dokter peserta program adaptasi, berbagi pengalaman dalam acara ini.
“Program adaptasi yang baru ini jauh lebih jelas dan mudah. Tidak perlu bolak-balik urus administrasi karena semuanya sudah online,” ungkapnya.
Di akhir acara, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi inisiatif ADIMAN dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
“Kami mendukung penuh kolaborasi ini karena Indonesia membutuhkan lebih banyak dokter untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang merata," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
"Proses adaptasi kini kami permudah, transparan, tanpa diskriminasi, dan administrasi berbasis daring. Kami juga terbuka untuk menerima masukan agar dapat terus meningkatkan sistem yang ada. Mari, bersama-sama dengan ilmu dan pengalaman yang Anda miliki, kita bangun kesehatan bangsa,” pungkas Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Kegiatan yang berlangsung secara daring ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif kepada dokter diaspora terkait prosedur dan regulasi baru program adaptasi, dengan dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, serta Plt. Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes, Yuli Farianti.
Selain itu, peserta sosialisasi terdiri atas dokter umum dan dokter spesialis WNI yang saat ini tinggal atau berpraktik di berbagai negara seperti Jerman, Tiongkok, Belgia, Austria, Rusia, dan lainnya.
Sejumlah perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara tersebut juga turut hadir memberikan dukungan.
Ketua ADIMAN, Prasti Pomarius, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen ADIMAN untuk memfasilitasi kontribusi dokter diaspora ke Indonesia.
“Kami menyambut baik Program Adaptasi 1 Tahun ini dan mengapresiasi dukungan dari Kemenkes dan Kemenlu. Dengan adanya sosialisasi ini, rekan-rekan dokter diaspora diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang prosedur dan proses yang harus dilalui untuk dapat mengabdi sebagai dokter di Indonesia,” ujarnya.
.jpg)
(Menkes Budi Gunadi Sadikin berpesan,"Proses adaptasi kini kami permudah, transparan, tanpa diskriminasi, dan administrasi berbasis daring. Kami juga terbuka untuk menerima masukan agar dapat terus meningkatkan sistem yang ada." Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Dalam sosialisasi ini, Yuli Farianti memaparkan berbagai pembaruan pada regulasi adaptasi dokter lulusan luar negeri, antara lain:
- Digitalisasi pendaftaran melalui platform https://lln.kemkes.go.id.
- Durasi adaptasi maksimal 12 bulan, lebih singkat dibandingkan sebelumnya.
- Program adaptasi dilakukan di fasyankes alih-alih institusi pendidikan seperti sebelumnya.
- Insentif terstandar yang diberikan oleh Kemenkes.
Evaluasi kompetensi berbasis portofolio khusus bagi dokter yang telah berpraktik selama minimal 2 tahun atau merupakan ahli di bidang tertentu.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Mantapkan Posisinya Sebagai Pusat Unggulan Layanan Jantung di Indonesia
Ajisoko, salah satu dokter peserta program adaptasi, berbagi pengalaman dalam acara ini.
“Program adaptasi yang baru ini jauh lebih jelas dan mudah. Tidak perlu bolak-balik urus administrasi karena semuanya sudah online,” ungkapnya.
Di akhir acara, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi inisiatif ADIMAN dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
“Kami mendukung penuh kolaborasi ini karena Indonesia membutuhkan lebih banyak dokter untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang merata," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
"Proses adaptasi kini kami permudah, transparan, tanpa diskriminasi, dan administrasi berbasis daring. Kami juga terbuka untuk menerima masukan agar dapat terus meningkatkan sistem yang ada. Mari, bersama-sama dengan ilmu dan pengalaman yang Anda miliki, kita bangun kesehatan bangsa,” pungkas Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)