FITNESS & HEALTH
Selamat Jalan Pangeran 'Sleeping Prince' Arab Saudi
Yatin Suleha
Minggu 20 Juli 2025 / 18:56
Jakarta: Kabar duka datang dari Arab Saudi. Pangeran Saudi Alwaleed bin Khaled bin Talal meninggal dunia pada hari Sabtu di usia 36 tahun.
Dikenal sebagai "Pangeran Tidur" atau "Sleeping Prince", ia meninggal dunia hampir dua dekade setelah kecelakaan mobil di London yang membuatnya koma.
Ia tetap menggunakan alat bantu hidup dan dirawat secara intensif di Riyadh, namun tidak pernah sadar kembali. Ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal, tetap teguh dalam pengabdiannya, menolak untuk mencabut alat bantu hidupnya dan mengubah istananya menjadi tempat ibadah.
Baca juga: Profil Pangeran Al-Waleed, 'Sleeping Prince' Arab Saudi yang Meninggal usai 20 Tahun Koma
Setelah kecelakaan tragis yang dialaminya saat belajar di sekolah militer pada tahun 2005, Pangeran Al Waheed dipindahkan ke King Abdulaziz Medical City di ibu kota Saudi, Riyadh.
Meskipun beberapa spesialis telah didatangkan untuk membantu pemulihan sang pangeran, ia tetap menggunakan ventilator dan tidak pernah sadar kembali.
(Sleeping Prince meninggal dunia setelah 20 tahun koma. Video: Dok. YouTube resmi ETimes)
Sang 'Sleeping Prince' koma karena cedera otak parah dan perdarahan internal. Ia tidak pernah sadar sepenuhnya dan tetap menggunakan alat bantu hidup hingga wafatnya pada Juli 2025.
Sang pangeran baru berusia 15 tahun ketika ia mengalami pendarahan otak dan pendarahan internal dalam kecelakaan mobil yang memilukan di London pada tahun 2005.
Dalam laman resmi Halodoc, dr. Fadhli Rizal Makarim memaparkan ada dua cedera otak yaitu traumatik dan non-traumatik.
Cedera otak traumatik: Terjadi ketika adanya kekuatan eksternal (seperti hantaman atau pukulan), yang bisa menimbulkan luka tertutup (tidak menembus) atau terbuka (menembus).
Cedera otak non-traumatik: Sementara itu, cedera otak non-traumatik terjadi karena faktor internal, atau dari dalam tubuh.
Lebih lanjut dr. Fadhli menerangkan, cedera otak sebenarnya bisa dibedakan menjadi beberapa jenis lain, seperti:
1. Cedera aksonal difus. Terjadi karena rotasi kuat di kepala, seperti shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang) atau kecelakaan mobil.
2. Gegar otak atau cedera otak ringan. Bisa disebabkan oleh pukulan langsung ke kepala, luka tembak, atau goyangan kepala yang keras.
3. Cedera Coup-Contrecoup. Jenis cedera otak ini bisa terjadi ketika intensitas pukulan begitu hebat. Kondisi ini tidak hanya membuat memar, tetapi juga menyebabkan perpindahan lokasi cedera karena otak terbanting ke sisi yang berlawanan.
4. Second impact syndrome. Terjadi ketika seseorang mengalami benturan kedua sebelum cedera sebelumnya pulih.
5. Cedera penetrasi. Cedera otak yang disebabkan oleh lapisan kepala yang diterobos oleh benda tajam, seperti tusukan pisau, tembakan peluru, atau benda lainnya yang menembus tengkorak hingga ke otak.
Baca juga: Profil Pangeran Al-Waleed, 'Sleeping Prince' Arab Saudi yang Meninggal usai 20 Tahun Koma
6. Sindrom terkunci. Kondisi neurologis langka ketika seseorang tidak dapat secara fisik menggerakkan bagian tubuhnya selain melalui mata.
Baca juga: 'Sleeping Prince' Arab Saudi Meninggal Dunia usai Koma Selama 20 Tahun
7. Cedera kepala tertutup. Terjadi karena adanya pukulan yang tidak menyebabkan penetrasi pada tengkorak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dikenal sebagai "Pangeran Tidur" atau "Sleeping Prince", ia meninggal dunia hampir dua dekade setelah kecelakaan mobil di London yang membuatnya koma.
Ia tetap menggunakan alat bantu hidup dan dirawat secara intensif di Riyadh, namun tidak pernah sadar kembali. Ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal, tetap teguh dalam pengabdiannya, menolak untuk mencabut alat bantu hidupnya dan mengubah istananya menjadi tempat ibadah.
Baca juga: Profil Pangeran Al-Waleed, 'Sleeping Prince' Arab Saudi yang Meninggal usai 20 Tahun Koma
Setelah kecelakaan tragis yang dialaminya saat belajar di sekolah militer pada tahun 2005, Pangeran Al Waheed dipindahkan ke King Abdulaziz Medical City di ibu kota Saudi, Riyadh.
Meskipun beberapa spesialis telah didatangkan untuk membantu pemulihan sang pangeran, ia tetap menggunakan ventilator dan tidak pernah sadar kembali.
Karena cedera otak
(Sleeping Prince meninggal dunia setelah 20 tahun koma. Video: Dok. YouTube resmi ETimes)
Sang 'Sleeping Prince' koma karena cedera otak parah dan perdarahan internal. Ia tidak pernah sadar sepenuhnya dan tetap menggunakan alat bantu hidup hingga wafatnya pada Juli 2025.
Sang pangeran baru berusia 15 tahun ketika ia mengalami pendarahan otak dan pendarahan internal dalam kecelakaan mobil yang memilukan di London pada tahun 2005.
Dalam laman resmi Halodoc, dr. Fadhli Rizal Makarim memaparkan ada dua cedera otak yaitu traumatik dan non-traumatik.
Cedera otak traumatik: Terjadi ketika adanya kekuatan eksternal (seperti hantaman atau pukulan), yang bisa menimbulkan luka tertutup (tidak menembus) atau terbuka (menembus).
Cedera otak non-traumatik: Sementara itu, cedera otak non-traumatik terjadi karena faktor internal, atau dari dalam tubuh.
7 jenis lain cedera otak
Lebih lanjut dr. Fadhli menerangkan, cedera otak sebenarnya bisa dibedakan menjadi beberapa jenis lain, seperti:
1. Cedera aksonal difus. Terjadi karena rotasi kuat di kepala, seperti shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang) atau kecelakaan mobil.
2. Gegar otak atau cedera otak ringan. Bisa disebabkan oleh pukulan langsung ke kepala, luka tembak, atau goyangan kepala yang keras.
3. Cedera Coup-Contrecoup. Jenis cedera otak ini bisa terjadi ketika intensitas pukulan begitu hebat. Kondisi ini tidak hanya membuat memar, tetapi juga menyebabkan perpindahan lokasi cedera karena otak terbanting ke sisi yang berlawanan.
4. Second impact syndrome. Terjadi ketika seseorang mengalami benturan kedua sebelum cedera sebelumnya pulih.
5. Cedera penetrasi. Cedera otak yang disebabkan oleh lapisan kepala yang diterobos oleh benda tajam, seperti tusukan pisau, tembakan peluru, atau benda lainnya yang menembus tengkorak hingga ke otak.
Baca juga: Profil Pangeran Al-Waleed, 'Sleeping Prince' Arab Saudi yang Meninggal usai 20 Tahun Koma
6. Sindrom terkunci. Kondisi neurologis langka ketika seseorang tidak dapat secara fisik menggerakkan bagian tubuhnya selain melalui mata.
Baca juga: 'Sleeping Prince' Arab Saudi Meninggal Dunia usai Koma Selama 20 Tahun
7. Cedera kepala tertutup. Terjadi karena adanya pukulan yang tidak menyebabkan penetrasi pada tengkorak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)