FITNESS & HEALTH
Gunung Semeru Erupsi, Begini Dampak Abu Vulkanik bagi Kesehatan
Medcom
Rabu 07 Desember 2022 / 17:02
Jakarta: Akhir tahun merupakan langganan terjadinya bencana alam di Indonesia. Sejak 4 Desember kemarin hingga sekarang status Gunung Semeru menjadi awas. Gumpalan awan besar yang sering disebut juga awan panas atau wedus gembel membentang di atas langit Semeru, Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur.
Per 5 Desember 2022, aktivitas Semeru juga terekam enam kali gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa 50-140 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh. Bahkan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru menyatakan, Gunung Semeru juga mengalami 29 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-120 detik.
Lantas, apakah ada dampak negatif dari abu vulkanik hasil letusan gunung terhadap kesehatan? Simak artikel ini lebih lanjut.
Dalam beberapa letusan, partikel abu bisa sangat halus sehingga terhirup dalam-dalam ke paru-paru. Dengan paparan yang tinggi, bahkan individu yang sehat pun akan mengalami ketidaknyamanan dada, seperti peningkatan batuk dan iritasi.
Paparan abu vulkanik bisa menyebabkan gejala ringan hingga akut. Berikut ini Medcom.id telah merangkumnya untukmu:
Iritasi mata adalah efek kesehatan yang umum karena potongan pasir dapat menyebabkan goresan yang menyakitkan di depan mata (abrasi kornea) dan konjungtivitis. Pemakai lensa kontak harus sangat menyadari masalah ini dan meninggalkan lensa mereka untuk mencegah terjadinya abrasi kornea.
Meski tidak umum, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang, terutama jika abu tersebut bersifat asam. Gejalanya meliputi: iritasi dan kemerahan pada kulit dan infeksi sekunder akibat garukan.
Iritasi tenggorokan dan sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering. Orang dengan keluhan dada yang sudah ada sebelumnya dapat mengembangkan gejala bronkitis parah yang berlangsung beberapa hari setelah terpapar abu (misalnya, batuk retas, produksi dahak, mengi, atau sesak napas).
Keluhan umum penderita asma antara lain sesak napas, mengi dan batuk. Bernapas menjadi tidak nyaman. Dalam keadaan yang jarang terjadi, paparan abu vulkanik halus dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.
Penyakit ini bisa terjadi, karena abu yang sangat halus. Abu tersebut mengandung silika kristal (penyebab penyakit silikosis) dan orang tersebut terpapar abu dalam konsentrasi tinggi selama bertahun-tahun. Penelitian juga menunjukkan bahwa batas paparan abu vulkanik hanya dilampaui untuk periode waktu yang singkat.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Per 5 Desember 2022, aktivitas Semeru juga terekam enam kali gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa 50-140 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh. Bahkan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru menyatakan, Gunung Semeru juga mengalami 29 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-120 detik.
Lantas, apakah ada dampak negatif dari abu vulkanik hasil letusan gunung terhadap kesehatan? Simak artikel ini lebih lanjut.
Dalam beberapa letusan, partikel abu bisa sangat halus sehingga terhirup dalam-dalam ke paru-paru. Dengan paparan yang tinggi, bahkan individu yang sehat pun akan mengalami ketidaknyamanan dada, seperti peningkatan batuk dan iritasi.
Paparan abu vulkanik bisa menyebabkan gejala ringan hingga akut. Berikut ini Medcom.id telah merangkumnya untukmu:
1. Iritasi mata
Iritasi mata adalah efek kesehatan yang umum karena potongan pasir dapat menyebabkan goresan yang menyakitkan di depan mata (abrasi kornea) dan konjungtivitis. Pemakai lensa kontak harus sangat menyadari masalah ini dan meninggalkan lensa mereka untuk mencegah terjadinya abrasi kornea.
2. Iritasi kulit
Meski tidak umum, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang, terutama jika abu tersebut bersifat asam. Gejalanya meliputi: iritasi dan kemerahan pada kulit dan infeksi sekunder akibat garukan.
3. Iritasi hidung dan tenggorokan (pilek)
Iritasi tenggorokan dan sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering. Orang dengan keluhan dada yang sudah ada sebelumnya dapat mengembangkan gejala bronkitis parah yang berlangsung beberapa hari setelah terpapar abu (misalnya, batuk retas, produksi dahak, mengi, atau sesak napas).
4. Iritasi saluran napas bagi penderita asma atau bronkitis
Keluhan umum penderita asma antara lain sesak napas, mengi dan batuk. Bernapas menjadi tidak nyaman. Dalam keadaan yang jarang terjadi, paparan abu vulkanik halus dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.
Penyakit ini bisa terjadi, karena abu yang sangat halus. Abu tersebut mengandung silika kristal (penyebab penyakit silikosis) dan orang tersebut terpapar abu dalam konsentrasi tinggi selama bertahun-tahun. Penelitian juga menunjukkan bahwa batas paparan abu vulkanik hanya dilampaui untuk periode waktu yang singkat.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)