FITNESS & HEALTH

Tekan Angka Stunting, 1000 Days Fund Perjuangkan Kebijakan Kader Posyandu

Aulia Putriningtias
Selasa 21 Mei 2024 / 12:44
Jakarta: 1000 Days Fund menegaskan pentingnya penguatan kader Posyandu dan pemenuhan gizi ibu dalam kebijakan pencegahan stunting. Hal ini disampaikan pada kegiatan focus group discussion (FGD) Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), akhir pekan lalu.

Pada kegiatan ini, 1000 Days Fund sebagai LSM yang berfokus pada isu stunting memberikan rekomendasi terkait prioritas kebijakan pemerintah dalam lima tahun ke depan. Penentuan arah kebijakan nasional pencegahan stunting yang tepat sasaran menjadi salah satu tantangan utama dalam pencapaian penurunan angka stunting.

"Kerja sama antara pemerintah dengan lembaga swadaya masyarakat sebagai pihak yang menyuarakan isu-isu penting seperti stunting menjadi krusial bagi pemerintah untuk dapat melakukan evaluasi dan menyusun kebijakan yang lebih efektif,” ujar Direktur Eksekutif IYCTC Manik Marganamahendra.

Baca juga: Angka Stunting di Jatim Ditarget Turun jadi 14% Tahun Ini

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 1 dari 5 anak di Indonesia mengalami stunting. Prevalensi stunting saat ini dipengaruhi berbagai faktor pada periode sebelum kelahiran, periode kelahiran, setelah kelahiran, terutama ibu hamil yang berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan pemeriksaan kehamilan.

Dalam pencegahan stunting, edukasi yang dilakukan oleh kader Posyandu bagi ibu dan keluarga adalah bagian penting dalam memengaruhi pola asuh orang tua, serta mengoptimalisasi pertumbuhan anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Lebih dari itu, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan asupan gizi juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting.

"Dengan penurunan angka stunting yang stagnan, kita membutuhkan dukungan kebijakan payung tepat sasaran yang dapat memastikan masyarakat memahami apa itu stunting dan pencegahannya," ujar COO 1000 Days Fund dr. Rindang Asmara, MPH.

1000 Days Fund menyampaikan empat poin rekomendasi kebijakan. Adapun di antaranya:

1. Memperkuat peranan kader Posyandu.

2. Regulasi nasional terkait formalisasi dua kader di Puskesmas pembantu (Pustu) desa.

3. Memastikan kader mendapatkan supervisi, pelatihan, kelengkapan alat, insentif, dan berkelanjutan.

4. Terakhir pemberian Suplemen Multi Mikronutrien (MMS) kepada ibu hamil.

Menyelesaikan persoalan stunting merupakan siklus hidup yang saling berkaitan. Peran budaya di Indonesia sangat besar seperti perkawinan anak, pola pikir patriarki, pendidikan, dan juga peran tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Tak hanya dari pemerintah, dukungan harus datang dari keluarga. Peranan ayah tidak kalah penting dalam memastikan pemenuhan gizi ibu dan pola asuh yang lebih baik dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

"Untuk itu, dukungan kebijakan nasional dan kolaborasi masyarakat sipil terhadap peningkatan kapasitas kader Posyandu dan ibu hamil dalam percepatan penurunan stunting sangat diperlukan," kata Sekretaris PP ‘Aisyiyah/Komisioner KPAI Diyah Puspitarini sebagai salah satu fasilitator dalam kegiatan diskusi terkait isu stunting.

“1000 Days Fund berharap bahwa dengan implementasi kebijakan yang tepat dan dukungan berkelanjutan, Posyandu dan pemenuhan gizi ibu dapat menjadi pilar utama dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.” tutup dr. Rindang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH