FITNESS & HEALTH
Studi Terbaru dalam Mengendalikan Populasi Nyamuk Penyebab DBD
Raka Lestari
Kamis 16 September 2021 / 19:41
Jakarta: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang berbahaya jika telat mendapatkan penanganan. Biasanya, penyakit ini akan banyak terjadi pada musim hujan atau musim pancaroba. DBD ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Untuk itu, penting sekali dilakukan pengendalian terhadap populasi nyamuk tersebut.
Metode ini menggunakan pendekatan berbasis Pengulangan Palindromik Pendek Berjarak Secara Teratur (CRISPR) untuk merekayasa nyamuk yang dapat disebarkan sehingga menekan populasi. Menggunakan CRISPR, teknik ini mensterilkan nyamuk jantan dan membuat nyamuk betina, yang menyebarkan penyakit sehingga tidak bisa terbang.
Profesor Ilmu Biologi dari UC San Diego Profesor Omar Akbari mengatakan, sistem a precision-guided sterile insect technique atau pgSIT dapat diimplementasikan dengan menyebarkan telur jantan steril dan betina, yang tidak dapat terbang di lokasi target di mana penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk terjadi.
“Seperti yang dibayangkan, telur pgSIT dapat dikirim ke lokasi yang terancam oleh penyakit yang ditularkan nyamuk atau dikembangkan di fasilitas yang dapat menghasilkan telur untuk disebarkan di area tersebut,” ujar Prof. Akbari.
Setelah telur pgSIT dilepaskan di alam liar (biasanya mencapai maksimal 100-200 telur pgSIT per Aedes aegypti dewasa) pgSIT jantan steril akan muncul dan akhirnya kawin dengan betina, sehingga bisa menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti liar.
“Didukung oleh model matematika, data empiris menunjukkan bahwa pgSIT jantan yang dilepaskan dapat bersaing, menekan dan bahkan menghilangkan populasi nyamuk. Teknologi platform ini dapat digunakan di lapangan, dan disesuaikan dengan banyak vektor untuk mengendalikan populasi nyamuk liar guna mengurangi penyakit dengan cara yang aman, terbatas, dan reversible,” ujar Prof. Akbari.
Menurut para ilmuwan, teknik itu bisa diarahkan ke spesies lain selain Aedes aegypti yang juga berpotensi menyebarkan penyakit. Para ilmuwan mencatat, studi ini menunjukkan pgSIT mungkin merupakan teknologi yang efisien untuk pengendalian populasi nyamuk dan contoh pertama yang cocok untuk pelepasan di dunia nyata.
Di masa depan, pgSIT dapat menyediakan teknologi generasi berikutnya yang efisien, aman, terukur, dan ramah lingkungan untuk pengendalian populasi liar nyamuk penyebar penyakit yang menghasilkan pencegahan penularan penyakit pada manusia secara luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Metode ini menggunakan pendekatan berbasis Pengulangan Palindromik Pendek Berjarak Secara Teratur (CRISPR) untuk merekayasa nyamuk yang dapat disebarkan sehingga menekan populasi. Menggunakan CRISPR, teknik ini mensterilkan nyamuk jantan dan membuat nyamuk betina, yang menyebarkan penyakit sehingga tidak bisa terbang.
Profesor Ilmu Biologi dari UC San Diego Profesor Omar Akbari mengatakan, sistem a precision-guided sterile insect technique atau pgSIT dapat diimplementasikan dengan menyebarkan telur jantan steril dan betina, yang tidak dapat terbang di lokasi target di mana penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk terjadi.
“Seperti yang dibayangkan, telur pgSIT dapat dikirim ke lokasi yang terancam oleh penyakit yang ditularkan nyamuk atau dikembangkan di fasilitas yang dapat menghasilkan telur untuk disebarkan di area tersebut,” ujar Prof. Akbari.
Setelah telur pgSIT dilepaskan di alam liar (biasanya mencapai maksimal 100-200 telur pgSIT per Aedes aegypti dewasa) pgSIT jantan steril akan muncul dan akhirnya kawin dengan betina, sehingga bisa menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti liar.
“Didukung oleh model matematika, data empiris menunjukkan bahwa pgSIT jantan yang dilepaskan dapat bersaing, menekan dan bahkan menghilangkan populasi nyamuk. Teknologi platform ini dapat digunakan di lapangan, dan disesuaikan dengan banyak vektor untuk mengendalikan populasi nyamuk liar guna mengurangi penyakit dengan cara yang aman, terbatas, dan reversible,” ujar Prof. Akbari.
Menurut para ilmuwan, teknik itu bisa diarahkan ke spesies lain selain Aedes aegypti yang juga berpotensi menyebarkan penyakit. Para ilmuwan mencatat, studi ini menunjukkan pgSIT mungkin merupakan teknologi yang efisien untuk pengendalian populasi nyamuk dan contoh pertama yang cocok untuk pelepasan di dunia nyata.
Di masa depan, pgSIT dapat menyediakan teknologi generasi berikutnya yang efisien, aman, terukur, dan ramah lingkungan untuk pengendalian populasi liar nyamuk penyebar penyakit yang menghasilkan pencegahan penularan penyakit pada manusia secara luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)