FITNESS & HEALTH

Jangan Lengah, Yuk Cegah dan Deteksi Dini untuk Hindari PPOK

Medcom
Selasa 30 Mei 2023 / 13:40
Jakarta: Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau disingkat sebagai PPOK adalah kondisi peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. Penyakit ini tak jarang terlambat terdeteksi.

PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi pada perokok aktif dan pasif. Faktor yang paling berpengaruh terhadap PPOK adalah karena polusi udara.

Baik polusi di dalam atau di luar ruangan, sangat memengaruhi timbulnya PPOK. Namun, PPOK tidak akan datang dalam jangka waktu cepat. Umumnya PPOK ini akan muncul saat usia lanjut, terlebih jika mengalami paparan polusi lebih banyak saat muda, akan semakin rentan.

Pada penelitian yang dipaparkan dr. Triya, rokok emang menjadi faktor paling utama dalam terserang PPOK terutama pada asapnya. Baik yang merokok maupun tidak, keduanya memang sangat berbahaya untuk kesehatan paru-paru jika terpapar.

Perwakilan Kelompok Kerja Asma dan PPOK, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Triya Damayanti, Sp.P(K), Ph.D menuturkan, kesadaran akan risiko PPOK sebaiknya juga ditingkatkan pada masyarakat yang bukan perokok. Faktor risiko dari PPOK memang berasal dari rokok. Namun, faktor risiko lain juga perlu diperhatikan.

Menurut Data Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK PDPI Edisi 2016 menyebutkan bahwa prevalensi PPOK di Indonesia mencapai 5.6 persen, atau sekitar 8,5 juta jiwa. Menurut dr. Triya, angka ini tidak bisa dianggap remeh.

Perhatian khusus tidak hanya kepada yang tinggal di kawasan asap rokok, tetapi kawan polusi udara lainnya. Kawasan tersebut seperti pertambangan, pabrik semen, polisi lalu lintas, serta pabrik kimia. Ibu rumah tangga yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak juga salah satu faktor risiko dari terjadinya PPOK.
 

Cara Mencegah PPOK


Seseorang tak mudah untuk terhindar dari polusi udara. Dr. Triya menyarankan beberapa hal untuk mencegah terjadinya PPOK, sebab penyakit ini datangnya tidak cepat. Berkut di antaranya:

- Tetap memakai masker di luar ruangan.
- Menjauhi kawasan asap rokok.
- Segera menjauhi kawasan polusi udara lainnya, seperti kebakaran sampah.
- Tidak banyak ke luar rumah karena polusi kendaraan.
- Menggunakan alternatif cara memasak yang tidak menimbulkan polusi.
 

Deteksi Dini PPOK


PPOK ditandai dengan gejala sesak napas atau kesulitan untuk bernapas. Namun, gejala ini sering disepelekan karena menganggap lumrah. Ketika sudah memasuki kronis, PPOK akan menimbulkan gejala detak jantung yang cenderung cepat, sesak napas hingga mengganggu aktivitas, dan juga bibir pucat.

"Jika seseorang memiliki faktor risiko tersebut serta mengalami gejala PPOK seperti sesak napas, batuk kronik, mudah lelah, dada sesak, dan mengi. Sebaiknya segera melakukan pemeriksaan. PPOK bisa terjadi baik pada pria maupun wanita," kata dr. Triya.

Segera menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan pernapasan. Semakin cepat ditangani, tenaga kesehatan pun akan membantu membuat pasien bisa lebih baik. Jika sebaliknya, akan sulit untuk membuat penyakit ini lebih baik, terutama ketika sudah memasuki eksaserbasi.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH