FITNESS & HEALTH
Mengenal Bell's palsy yang Diderita oleh Gofar Hilman
Yatin Suleha
Rabu 30 Desember 2020 / 14:28
Jakarta: Penyakit Bell's palsy masih sedikit awam di Indonesia. Walau begitu beberapa pesohor juga pernah mengalaminya seperti George Clooney, Pierce Brosnan, hingga Angelina Jolie.
Dalam data yang dipaparkan Journal of Medicine and Life di tahun 2014 menyatakan bahwa bell's palsy lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Dalam studi "Bell’s palsy: data from a study of 70 cases" disebutkan bahwa perempuan berusia 17 hingga 30 tahun merupakan penderita yang paling banyak tekena penyakit ini. Dan angka berada di kisaran 11-40 kasus per 100 penduduk di Amerika.
Dan kemarin, dalam laman media sosial penyiar radio sekaligus MC dan YouTuber Gofar Hilman terlihat ia sedang melakukan sebuah treatment bell's palsy.
Lelaki berkacamata ini curhat dalam laman IG Storynya bahwa ia mengalami beberapa masalah seperti berbicara yang sedikit sulit dengan artikulasi yang tidak jelas, mulut terasa capek dan pegal. Dan mata bagian kiri yang sulit menutup sempurna.
"Tidur pun harus diplester mata kiri biar bisa nutup rapet," tulisnya dalam IG story 21 jam yang lalu. Ia menyakini bahwa ini merupakan tanda dari bell's palsy yang pernah diderita juga oleh temannya.
Bell's palsy dapat terjadi ketika seseorang memiliki infeksi virus seperti herpes, Epstein-Barr atau flu. Beberapa pendapat juga mengatakan penggunaan AC yang terlalu dingin dapat meningkatkan risiko bell's palsy.
Fisioterapis Maria Kristina dari Canadian Specialist Hospital mengatakan bell's palsy dapat terjadi dari transisi suhu AC dingin ke suhu panas di luar ruangan.
Banyak orang yang mengalami penyakit ini setelah mereka keluar dari tempat yang panas ke tempat yang sangat dingin. Perubahan suhu yang tiba-tiba ini dapat menyebabkan aktivasi virus laten pada seseorang menyebabkan masalah.
Hal ini juga dicurigai oleh Gofar, di mana ia menulis bahwa ia suka menyetel AC mobil yang langsung ke arah mukanya. Ia juga berpesan untuk para pengemudi motor untuk menggunakan helm full face dan wajib untuk melindungi wajah.
"Penyebabnya kalo gue sih, AC mobil yang langsung nyenter ke muka. Sama buat temen2 yang naik motor, helm full face dan pelindung muka itu wajib banget," tulisnya dalam IG storynya di @pergijauh.

(Gofar terlihat sedang mendapatkan treatment bell's palsy yang ia unggah di laman media sosialnya @pergijauh. Foto: Dok. IG Stroy Gofar Hilman/@pergijauh)
Menurut dr. Alifa Dimanti, Sp.S, Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, bell's palsy atau disebut juga dengan facial weakness yaitu manifestasi klinis dari kelumpuhan saraf ketujuh. Sering juga dikatakan dengan sebutan n.facialis.
Bell's palsy menyebabkan ada pengenduran atau wajah terlihat miring. Dan kelumpuhan biasanya timbul tiba-tiba akibat dari proses inflamasi.
"Gejala yang timbul meliputi seluruh otot yang dipersarafi oleh n.facialis tersebut. Antara lain adalah wajah menjadi tidak simetris, alis tidak bisa diangkat," katanya.
Selain itu mata tidak bisa menutup sempurna dan sudut mulut tidak bisa terangkat. Gejala tersebut biasanya muncul dengan tiba-tiba dan langsung terasa semakin memberat.
Tetapi, terkadang bisa juga timbul namun terasa memberatnya dalam dua sampai tiga hari setelah terjadinya gejala atau ada keadaan stabil.
Dilansir dari berbagai sumber, tanda-tanda bell's palsy bisa terjadi seperti di bawah ini:
1. Wajah melorot menjadikan wajah sulit berekspresi
2. Rasa nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga pada salah satu sisi wajah yang terpengaruh
3. Sensitivitas terhadap suara akan meningkat pada sisi wajah yang terpengaruh
4. Kadang timbul nyeri di kepala
5. Penurunan kemampuan indra pengecap pada sisi yang lumpuh
6. Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena
7. Pada beberapa kasus, bell’s palsy dapat memengaruhi saraf ke dua sisi wajah, walaupun hal tersebut jarang terjadi
Menurut dr. Alifa Dimanti, Sp. S selaku Dokter Spesialis Saraf RS Pondok Indah-Puri Indah stroke berbeda dengan bell's palsy walau terlihat hampir sama.
Bedanya dengan stroke, gejala bell's palsy tidak disertai dengan gejala motorik dan sensorik yang terjadi pada ekstremitas atau sejumlah sisi tubuh.
Selanjutnya, kata dr. Alifa, untuk penanganan bell's palsy biasanya meliputi terapi farmakologis.
"Baik untuk mengurangi atau menghentikan proses inflamasi dan kemungkinan penyebab (kadang didahului oleh infeksi virus), juga fisioterapi untuk mencegah terjadinya kontraktur pada otot-otot wajah," paparnya.
Dr. Alifa Dimanti, Sp.S memeringatkan bahwa setelah mengetahui gejala bell's palsy, hindari melakukan upaya penanganan di luar tenaga medis resmi di rumah sakit. Misalnya, dengan refleksi atau pijat tradisional.
Dr. Alifa menerangkan secara patofisiologi, bell’s palsy terjadi akibat proses inflamasi yang terjadi pada serabut n.facialis dan merupakan self-limiting disease pada 85 persen kasus dan dapat sembuh sempurna dalam beberapa minggu. Terapi dengan cara refleksi tidak memiliki bukti ilmiah yang jelas terhadap penyembuhan penyakit.
"Sebaliknya, tindakan untuk memijat, mengurut, atau menekan area di sepanjang perjalanan n.facialis justru dapat memperberat proses inflamasi yang terjadi," tandas dr. Alifa.
Kamu dapat menghindari penyakit ini dengan mengonsumsi makanan penuh nutrisi, tidur yang cukup, menghindari tidur di suhu kamar yang terlalu dingin, jangan tidur dalam keadaan rambut basah di kamar yang terlalu dingin, dan hindari perubahan ekstrem suhu luar dan di dalam ruangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Dalam data yang dipaparkan Journal of Medicine and Life di tahun 2014 menyatakan bahwa bell's palsy lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Dalam studi "Bell’s palsy: data from a study of 70 cases" disebutkan bahwa perempuan berusia 17 hingga 30 tahun merupakan penderita yang paling banyak tekena penyakit ini. Dan angka berada di kisaran 11-40 kasus per 100 penduduk di Amerika.
Dan kemarin, dalam laman media sosial penyiar radio sekaligus MC dan YouTuber Gofar Hilman terlihat ia sedang melakukan sebuah treatment bell's palsy.
Lelaki berkacamata ini curhat dalam laman IG Storynya bahwa ia mengalami beberapa masalah seperti berbicara yang sedikit sulit dengan artikulasi yang tidak jelas, mulut terasa capek dan pegal. Dan mata bagian kiri yang sulit menutup sempurna.
"Tidur pun harus diplester mata kiri biar bisa nutup rapet," tulisnya dalam IG story 21 jam yang lalu. Ia menyakini bahwa ini merupakan tanda dari bell's palsy yang pernah diderita juga oleh temannya.
Penyebab bell's palsy
Bell's palsy dapat terjadi ketika seseorang memiliki infeksi virus seperti herpes, Epstein-Barr atau flu. Beberapa pendapat juga mengatakan penggunaan AC yang terlalu dingin dapat meningkatkan risiko bell's palsy.
Fisioterapis Maria Kristina dari Canadian Specialist Hospital mengatakan bell's palsy dapat terjadi dari transisi suhu AC dingin ke suhu panas di luar ruangan.
Banyak orang yang mengalami penyakit ini setelah mereka keluar dari tempat yang panas ke tempat yang sangat dingin. Perubahan suhu yang tiba-tiba ini dapat menyebabkan aktivasi virus laten pada seseorang menyebabkan masalah.
Hal ini juga dicurigai oleh Gofar, di mana ia menulis bahwa ia suka menyetel AC mobil yang langsung ke arah mukanya. Ia juga berpesan untuk para pengemudi motor untuk menggunakan helm full face dan wajib untuk melindungi wajah.
"Penyebabnya kalo gue sih, AC mobil yang langsung nyenter ke muka. Sama buat temen2 yang naik motor, helm full face dan pelindung muka itu wajib banget," tulisnya dalam IG storynya di @pergijauh.

(Gofar terlihat sedang mendapatkan treatment bell's palsy yang ia unggah di laman media sosialnya @pergijauh. Foto: Dok. IG Stroy Gofar Hilman/@pergijauh)
Apa itu bell's palsy
Menurut dr. Alifa Dimanti, Sp.S, Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, bell's palsy atau disebut juga dengan facial weakness yaitu manifestasi klinis dari kelumpuhan saraf ketujuh. Sering juga dikatakan dengan sebutan n.facialis.
Bell's palsy menyebabkan ada pengenduran atau wajah terlihat miring. Dan kelumpuhan biasanya timbul tiba-tiba akibat dari proses inflamasi.
"Gejala yang timbul meliputi seluruh otot yang dipersarafi oleh n.facialis tersebut. Antara lain adalah wajah menjadi tidak simetris, alis tidak bisa diangkat," katanya.
Selain itu mata tidak bisa menutup sempurna dan sudut mulut tidak bisa terangkat. Gejala tersebut biasanya muncul dengan tiba-tiba dan langsung terasa semakin memberat.
Tetapi, terkadang bisa juga timbul namun terasa memberatnya dalam dua sampai tiga hari setelah terjadinya gejala atau ada keadaan stabil.
Tanda bell's palsy
Dilansir dari berbagai sumber, tanda-tanda bell's palsy bisa terjadi seperti di bawah ini:
1. Wajah melorot menjadikan wajah sulit berekspresi
2. Rasa nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga pada salah satu sisi wajah yang terpengaruh
3. Sensitivitas terhadap suara akan meningkat pada sisi wajah yang terpengaruh
4. Kadang timbul nyeri di kepala
5. Penurunan kemampuan indra pengecap pada sisi yang lumpuh
6. Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena
7. Pada beberapa kasus, bell’s palsy dapat memengaruhi saraf ke dua sisi wajah, walaupun hal tersebut jarang terjadi
Beda bell's palsy dengan stroke
Menurut dr. Alifa Dimanti, Sp. S selaku Dokter Spesialis Saraf RS Pondok Indah-Puri Indah stroke berbeda dengan bell's palsy walau terlihat hampir sama.
Bedanya dengan stroke, gejala bell's palsy tidak disertai dengan gejala motorik dan sensorik yang terjadi pada ekstremitas atau sejumlah sisi tubuh.
Selanjutnya, kata dr. Alifa, untuk penanganan bell's palsy biasanya meliputi terapi farmakologis.
"Baik untuk mengurangi atau menghentikan proses inflamasi dan kemungkinan penyebab (kadang didahului oleh infeksi virus), juga fisioterapi untuk mencegah terjadinya kontraktur pada otot-otot wajah," paparnya.
Perlu penanganan medis dan hindari pijat
Dr. Alifa Dimanti, Sp.S memeringatkan bahwa setelah mengetahui gejala bell's palsy, hindari melakukan upaya penanganan di luar tenaga medis resmi di rumah sakit. Misalnya, dengan refleksi atau pijat tradisional.
Dr. Alifa menerangkan secara patofisiologi, bell’s palsy terjadi akibat proses inflamasi yang terjadi pada serabut n.facialis dan merupakan self-limiting disease pada 85 persen kasus dan dapat sembuh sempurna dalam beberapa minggu. Terapi dengan cara refleksi tidak memiliki bukti ilmiah yang jelas terhadap penyembuhan penyakit.
"Sebaliknya, tindakan untuk memijat, mengurut, atau menekan area di sepanjang perjalanan n.facialis justru dapat memperberat proses inflamasi yang terjadi," tandas dr. Alifa.
Kamu dapat menghindari penyakit ini dengan mengonsumsi makanan penuh nutrisi, tidur yang cukup, menghindari tidur di suhu kamar yang terlalu dingin, jangan tidur dalam keadaan rambut basah di kamar yang terlalu dingin, dan hindari perubahan ekstrem suhu luar dan di dalam ruangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)