FITNESS & HEALTH

Bahaya Menggunakan Gadget Berlebih, Anak Berisiko Memiliki Gangguan Bicara

Medcom
Sabtu 22 Juli 2023 / 07:09
Jakarta: Berbicara tentang gadget, perkembangan teknologi kian pesan dan membuat anak bisa kecanduan bermain gadget. Banyak efek yang terjadi, salah satunya gangguan berbicara terhadap anak.

Moms perlu mengetahui bahwa ada batasan-batasan mengenai waktu paparan gadget terhadap anak. Batasan tersebut pun dilihat dari usia, menurut dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K), selaku Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja.

"Sebenarnya, penggunaan gawai sejak dini itu harus dihindarkan. Karena lebih banyak efek negatifnya dibandingkan efek positif pada tumbuh kembang anak," papar dr. Anggi dalam temu media secara virtual, Jumat, 21 Juli 2023.

Gangguan berbicara pada anak tentunya akan menghambat perkembangan Si Kecil. Jika mengalami hal ini, akan sulit untuk berkomunikasi secara lancar dan dapat memengaruhi saat besar nanti.

"Untuk menyadarinya adanya gangguan berbicara ketika anak tersebut ataupun terutama balita yang di bawah 3 tahun itu tidak mencapai perkembangan sesuai dengan usianya," ujar dr. Anggi.

Lebih lanjut, orang tua sebenarnya perlu mengetahui bahwa saat usia 18 bulan, anak diharuskan memiliki penguasaan kosakata minimal 10. Lalu akan berkembang terus menerus, hingga kosakata menjadi lebih banyak dan dapat berkomunikasi baik.

"18 bulan itu diharapkan setidaknya mereka sudah bisa mengucapkan kosakata. Ketika mereka asyik sendiri, kosakatanya pasti akan berkembang hingga mencapai 50 kosakata," jelasnya.

Jika anak terlalu dibiarkan untuk bermain gadget, akan menimbulkan gangguan, salah satunya gangguan berbicara. Bagaimana Moms bisa melihatnya? Caranya adalah dengan memerhatikan perkembangan Si Kecil.

Pantau anak apakah kosakata mereka berkembang dari sebelumnya atau tidak. Jika tidak, sadari, apa yang orang tua berikan kepada anak belakangan ini. Terutama ketika anak lebih memilih asyik menonton layar gadget dibandingkan berkomunikasi.

"Perlu diawasi dengan hal sederhana seperti itu. Kita harus cek apakah ada yang salah saya, apakah saya kurang memberikan stimulasi ataupun stimulasi tidak sesuai berikan hanya dengan digital sebagai pengganti stimulasi anak saya," paparnya.

Jika menemukan hal seperti itu, dr. Anggi menganjurkan Moms untuk segera menemui tenaga profesional. Moms bisa menghampiri dokter spesialis tumbuh kembang anak atau psikolog anak.


Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH