FEATURE

Pawang Hujan, Profesi Unik yang Kini Jadi Viral

Mia Vale
Senin 21 Maret 2022 / 10:05
Jakarta: Tidak dipungkiri, Indonesia masih memercayai hal-hal yang bisa diterima oleh 'luar nalar'.  Seperti misalnya, acara pernikahan, konser musik, sampai seri kedua MotoGP di sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat pun tak lepas dari pawang hujan.

Ya, profesi pawang hujan menjadi salah satu yang membuat perhelatan balap motor dunia kemarin berhasil. Dan tentu saja menjadi sorotan mata dunia. Lantas, apa sebenarnya pawang hujan itu dan bagaimana atau ritual apa saja yang harus mereka lakukan saat melakukan pekerjaannya?

Menurut Wikipedia, pawang hujan adalah sebutan untuk seseorang dalam masyarakat Indonesia yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca. 

Umumnya, pawang hujan mengendalikan cuaca dengan memindahkan awan. Jasa pawang hujan biasanya dipakai untuk acara-acara besar seperti perkawinan, konser musik, dan banyak lagi.



(Sosok Rara Isti Wulandari mendadak viral setelah aksinya 'memindahkan hujan' dari sirkuit MotoGP Mandalika. Setelah 24 menit usai ritualnya, hujan pun berhenti. Video: Dok. Instagram Rara Istiati Wulandari/@rara_cahayatarotindigo)


Upacara atau ritual yang diperlukan pawang hujan untuk mengubah cuaca berbeda-beda dari satu tradisi ke tradisi lain. Beberapa pawang hujan melakukan seperti puasa mutih sebelum hari penyelenggaraan acara. Sebagian yang lain melakukan prosesi mandi dari tujuh sumber mata air keramat. 

Ritualnya dilakukan dengan mengucap doa-doa dan mempersiapkan sesajen, seperti nasi kuning, telur bebek, bekakak ayam, kue apem, dan kembang tujuh rupa. Tak hanya itu, ada juga ritual yang menggunakan pusaka, seperti keris, mata panah dan tombak untuk diarahkan ke beberapa penjuru mata angin. Atau ritual menghalau hujan dengan meditasi di ruang tertutup.

Primbon Jawa bahkan menuliskan, sejumlah panduan untuk melakukan ritual tolak hujan. Meski begitu, hal itu tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Ada sejumlah persyaratan khusus sebelum diadakannya ritual tersebut. Seperti misalnya puasa, memberi sesajen, tirakat, dan membersihkan jiwa.

Tak hanya panduan sebelum melakukan ritual memindahkan hujan, di dalam primbon juga sudah tertulis sejumlah mantra untuk melanjarkan ritual tersebut. Oleh sejumlah orang, mantra itu dipercaya merupakan kesepakatan nenek moyang orang Jawa dengan roh alam.
(TIN)

MOST SEARCH