FEATURE

Dari Warung Kaki Lima Sampai Asia Tenggara

K. Yudha Wirakusuma
Sabtu 06 November 2021 / 21:06
Jakarta: "Saya sebelumnya memang karyawan swasta dan saya melihat belum ada produk Indonesia pada makanan khususnya ayam. Jadi saya lihat ini menjadi peluang. Karena memang lidah orang Indonesia pasti suka pada makanan lokal,”kata Rido Nurul Adityawan memulai pembicaraan usai acara Dzikir dan Do’a Bersama untuk Indonesia di Masjid Ni’matul Ittihad, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Sabtu 6 November 2021.  

Rido adalah pendiri sekaligus pemilik restoran atau warung franchise "Ayam Gepuk Pak Gembus”. Dia bercerita sekitar tahun 2013 banting stir menjadi pengusaha, dengan modal awal Rp19 juta. Modal tersebut didapatnya dari menyisihkan gaji selama 3,5 tahun bekerja. "Acara ini sebagai rasa syukur kami. Delapan tahun sudah usia Ayam Gepuk Pak Gembus," kata Rido.

Awalnya warung "Ayam Gepuk Pak Gembus” terletak di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat. Saat itu warung kaki lima hanya tenda sebesar 3x3 meter. Saat itu Rido memasak dan melayani pembeli sendiri.

Berbagai lika-liku pun telah dijalaninya, hingga sukses menjadi sebuah restoran atau warung franchise yang menawarkan sajian ayam sambal. Saat ini Ayam Gepuk Pak Gembus telah menembus hingga pasar Asia-Tenggara. "Sudah 700-an lebih gerai ya, termasuk di Malaysia dan Singapura. Kedepan akan ada Hongkong dan Taiwan," kata Rido.

Acara ini sebagai momentum kita untuk dekat dengan sang pencipta. Kita berdoa agak segala masalah yang kita alami khususnya di Indonesia saat ini dapat segera selesai. "Semoga acara ini bisa berjalan dengan lancar. Saya ingin mengembalikan rasa kedekatan kita kepada Allah SWT.  Kita kembalikan dengan zikir dan doa," terangnya.

8 Tahun Ayam Gepuk Pak Gembus

Sebagai rasa syukur diusia 8 tahunnya, PT Gelora Muda Berjaya selaku pemegang lisensi Ayam Gepuk Pak Gembus, membagikan uang tunai dan bingkisan kepada 2.000 orang yang tergabung dalam komunitas ojek online, kaum dhuafa dan masyarakat umum.

”Kami memang akan lebih memfokuskan diri kepada kegiatan sosial. Intinya kita akan menyisihkan sebagian rezeki kita untuk membatu warga dan masyarakat,” terangnya.



Rido menuturkan badai pandemi memang memukul sektor usaha makanan, namun dengan adaptasi yang cepat tak membuat usaha Ayam Gepuk Pak Gembus gulung tikar. "Tidak ada pengurangan karyawan. Kami melakukan berbagai inovasi dengan memanfaatkan penjualan secara online,” imbuhnya.

Dia berharap para pelaku UMKM mampu bersaing dengan produk luar. Sehingga roda ekonomi di Indonesia dapat bergulir dengan cepat. “Saya berharap banyak brand lokal yang tumbuh dan berkembang,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(YDH)

MOST SEARCH