Jakarta: Regresi tidur pada bayi adalah saat bayi kembali sering terbangun di malam hari, kesulitan untuk tidur, ingin menyusu lagi sepanjang malam, atau terbangun pada jam-jam aneh dan tidak bisa kembali tidur.
Secara umum, regresi tidur menggambarkan periode sementara ketika bayi atau anak kecil tidak tidur sebaik sebelumnya. Ini bukan istilah ilmiah atau medis, tetapi orang tua mungkin mendengarnya dari orang tua lain, konsultan tidur, dan dokter anak.
Dilansir dari BabyCenter, perubahan pola tidur adalah hal yang normal saat anak tumbuh dan berkembang dan seringkali bersifat sementara. Namun, banyak orang menduga bahwa regresi tidur dapat dipicu oleh perubahan rutinitas anak seperti liburan atau sakit dan mendekati tonggak perkembangan seperti belajar merangkak, berdiri, berjalan, atau mulai dilatih menggunakan toilet.
Regresi tidur seringkali berlalu dengan sendirinya, tetapi tentu saja membuat tidur menjadi sulit sementara waktu. Ada banyak cara yang dapat orang tua lakukan untuk membantu bayi kembali ke pola tidur yang normal, termasuk latihan tidur.
Tidak semua anak mengalami regresi tidur karena beberapa bayi mulai tidur dengan mudah di malam hari dan tidak pernah kembali ke pola tidur yang sulit. Namun, orang tua sering melaporkan masalah dengan pola tidur anak mereka pada usia 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan, 12 bulan, dan 18 bulan.
Regresi tidur dapat terjadi kapan saja selama masa bayi dan balita, kecuali selama periode newborn. Hal ini karena pola tidur newborn secara alami tidak teratur.
Selama 3 bulan pertama kehidupan, normal bagi bayi untuk tidur hanya beberapa jam sekaligus dan sering terbangun di malam hari untuk menyusu.
Antara usia 3 dan 5 bulan, bayi biasanya mulai tidur lebih lama di malam hari dan memiliki periode tidur yang lebih panjang sekitar 5 hingga 6 jam sekaligus, tetapi masih sering terbangun.
Banyak bayi belajar untuk tidur sepanjang malam saat berusia antara 4 hingga 9 bulan, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada anak.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Secara umum, regresi tidur menggambarkan periode sementara ketika bayi atau anak kecil tidak tidur sebaik sebelumnya. Ini bukan istilah ilmiah atau medis, tetapi orang tua mungkin mendengarnya dari orang tua lain, konsultan tidur, dan dokter anak.
Dilansir dari BabyCenter, perubahan pola tidur adalah hal yang normal saat anak tumbuh dan berkembang dan seringkali bersifat sementara. Namun, banyak orang menduga bahwa regresi tidur dapat dipicu oleh perubahan rutinitas anak seperti liburan atau sakit dan mendekati tonggak perkembangan seperti belajar merangkak, berdiri, berjalan, atau mulai dilatih menggunakan toilet.
Regresi tidur seringkali berlalu dengan sendirinya, tetapi tentu saja membuat tidur menjadi sulit sementara waktu. Ada banyak cara yang dapat orang tua lakukan untuk membantu bayi kembali ke pola tidur yang normal, termasuk latihan tidur.
Tidak semua anak mengalami regresi tidur karena beberapa bayi mulai tidur dengan mudah di malam hari dan tidak pernah kembali ke pola tidur yang sulit. Namun, orang tua sering melaporkan masalah dengan pola tidur anak mereka pada usia 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan, 12 bulan, dan 18 bulan.
Regresi tidur dapat terjadi kapan saja selama masa bayi dan balita, kecuali selama periode newborn. Hal ini karena pola tidur newborn secara alami tidak teratur.
Selama 3 bulan pertama kehidupan, normal bagi bayi untuk tidur hanya beberapa jam sekaligus dan sering terbangun di malam hari untuk menyusu.
Antara usia 3 dan 5 bulan, bayi biasanya mulai tidur lebih lama di malam hari dan memiliki periode tidur yang lebih panjang sekitar 5 hingga 6 jam sekaligus, tetapi masih sering terbangun.
Banyak bayi belajar untuk tidur sepanjang malam saat berusia antara 4 hingga 9 bulan, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada anak.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)