FAMILY
Ada Benjolan di Lipatan Paha atau Kantung Kemaluan Si Kecil? Waspada Hernia
Yatin Suleha
Minggu 01 Januari 2023 / 16:00
Jakarta: Si kecil suka rewel atau menangis dan saat Moms memberikannya susu atau makanan hal itu tetap tak membantu? Jika iya, Moms juga perlu memberikan perhatian pada si kecil, utamanya anak laki-laki yang jika menangis ada benjolan yang membesar jika ia menangis.
Jika lokasi benjolan terdapat di lipatan paha atau atas kemaluan sampai kantung kemaluan atau labia, dan benjolan akan membesar saat anak menangis, mengedan, dan bermain waspada si kecil bisa saja menderita hernia.
Dinukil dari tinjauan dr. Willy Hardy Marpaung, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak dari Siloam Hospitals Jambi, hernia dapat dideskripsikan sebagai tonjolan atau benjolan lunak di bawah kulit yang muncul karena organ atau jaringan tubuh mendesak otot yang melemah.
Penyakit ini termasuk yang sering timbul pada usia bayi dan anak serta menjalani pembedahan oleh dokter bedah anak. Umumnya, jenis hernia yang sering ditemukan pada bayi dan anak adalah hernia inguinalis (kondisi penonjolan organ, seperti usus dan jaringan yang ada di dalam perut ke area inguinal atau selangkangan).
Terdapat dua jenis hernia inguinalis, yaitu lateral dan medial. Pada bayi dan anak, jenis hernia inguinalis yang paling sering terjadi adalah hernia inguinalis lateral dengan keluhan yang dijumpai adalah terdapatnya benjolan di lipatan paha yang turun hingga kantung kemaluan pada anak laki-laki dan hingga labia mayora pada anak perempuan.

(Tindakan operasi pada kasus hernia anak bertujuan untuk menghindari risiko usus mengalami kebocoran dan infeksi yang menyeluruh di seluruh rongga perut. OFoto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Pada anak laki-laki, penyebab terjadinya hernia adalah tidak menutupnya processus vaginalis yang merupakan bagian dari proses penurunan testis saat masih di dalam kandungan, sedangkan pada anak perempuan penyebab terjadinya adalah tidak menutupnya canalis Nuck.
Tidak menutupnya kedua organ ini akan mengakibatkan terjadinya celah atau lubang pada dasar rongga perut sehingga usus akan keluar dan turun melalui celah tersebut. Hernia inguinalis lateral dapat terjadi pada sisi kiri atau kanan, ataupun kedua sisi (bilateral), namun paling banyak ditemukan pada pada sisi kanan.
Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinalis lateralis antara lain bayi lahir dalam kondisi prematur, genetik, dan adanya penyakit undescended testis. Angka insiden hernia inguinalis lateral tercatat sebesar 3-5 persen pada anak cukup bulan dan 13 persen pada anak lahir kurang bulan (prematur).
Pada kondisi ringan, hernia inguinalis lateralis akan muncul sebagai benjolan di lipatan paha atau atas kemaluan sampai kantung kemaluan atau labia yang dapat keluar dan masuk sesuai derajat aktivitasnya (reponibilis). Benjolan akan membesar saat anak menangis, mengedan, dan bermain. Saat tidur dan kondisi tenang, benjolan akan berkurang bahkan menghilang.
Pada kondisi ireponibilis, benjolan akan cenderung menetap, bahkan dapat menyebabkan sumbatan pada usus yang terjepit (inkarserata). Pada kondisi ini, tanda dan gejalanya antara lain bayi atau anak akan rewel, menangis karena nyeri hebat, perut kembung, tidak bisa kentut dan buang air besar, serta muntah.
Bila keluhan berlanjut dan tidak ditangani, usus yang terjepit akan kekurangan aliran darah yang dapat berakibat pada beberapa kondisi seperti matinya jaringan usus (nekrosis), usus mengalami kebocoran, dan infeksi yang menyeluruh di seluruh rongga perut (peritonitis). Kondisi ini dinamakan hernia strangulata.
Hernia inguinalis lateralis dapat ditangani melalui operasi herniotomi yang bertujuan untuk mengembalikan usus yang turun kembali ke dalam rongga perut dan menutup celah atau lubang yang menjadi penyebab keluarnya usus. Pada kondisi strangulata yaitu usus yang terjepit dalam kondisi rusak atau bocor, diperlukan tindakan membuang usus rusak dan dilanjutkan dengan penyambungan kembali usus sehat.
Operasi herniotomi dilakukan segera setelah diagnosis hernia ditegakkan. Tindakan ini bertujuan untuk menghindari risiko inkarserasi bahkan strangulasi pada usus yang mengalami hernia. Operasi ini sangat aman dan dapat dilakukan secara one-day-care (pada kondisi tertentu).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Jika lokasi benjolan terdapat di lipatan paha atau atas kemaluan sampai kantung kemaluan atau labia, dan benjolan akan membesar saat anak menangis, mengedan, dan bermain waspada si kecil bisa saja menderita hernia.
Dinukil dari tinjauan dr. Willy Hardy Marpaung, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak dari Siloam Hospitals Jambi, hernia dapat dideskripsikan sebagai tonjolan atau benjolan lunak di bawah kulit yang muncul karena organ atau jaringan tubuh mendesak otot yang melemah.
Penyakit ini termasuk yang sering timbul pada usia bayi dan anak serta menjalani pembedahan oleh dokter bedah anak. Umumnya, jenis hernia yang sering ditemukan pada bayi dan anak adalah hernia inguinalis (kondisi penonjolan organ, seperti usus dan jaringan yang ada di dalam perut ke area inguinal atau selangkangan).
Terdapat dua jenis hernia inguinalis, yaitu lateral dan medial. Pada bayi dan anak, jenis hernia inguinalis yang paling sering terjadi adalah hernia inguinalis lateral dengan keluhan yang dijumpai adalah terdapatnya benjolan di lipatan paha yang turun hingga kantung kemaluan pada anak laki-laki dan hingga labia mayora pada anak perempuan.

(Tindakan operasi pada kasus hernia anak bertujuan untuk menghindari risiko usus mengalami kebocoran dan infeksi yang menyeluruh di seluruh rongga perut. OFoto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Penyebab hernia pada anak laki-laki dan perempuan
Pada anak laki-laki, penyebab terjadinya hernia adalah tidak menutupnya processus vaginalis yang merupakan bagian dari proses penurunan testis saat masih di dalam kandungan, sedangkan pada anak perempuan penyebab terjadinya adalah tidak menutupnya canalis Nuck.
Tidak menutupnya kedua organ ini akan mengakibatkan terjadinya celah atau lubang pada dasar rongga perut sehingga usus akan keluar dan turun melalui celah tersebut. Hernia inguinalis lateral dapat terjadi pada sisi kiri atau kanan, ataupun kedua sisi (bilateral), namun paling banyak ditemukan pada pada sisi kanan.
Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinalis lateralis antara lain bayi lahir dalam kondisi prematur, genetik, dan adanya penyakit undescended testis. Angka insiden hernia inguinalis lateral tercatat sebesar 3-5 persen pada anak cukup bulan dan 13 persen pada anak lahir kurang bulan (prematur).
Gejala hernia inguinalis lateralis
Pada kondisi ringan, hernia inguinalis lateralis akan muncul sebagai benjolan di lipatan paha atau atas kemaluan sampai kantung kemaluan atau labia yang dapat keluar dan masuk sesuai derajat aktivitasnya (reponibilis). Benjolan akan membesar saat anak menangis, mengedan, dan bermain. Saat tidur dan kondisi tenang, benjolan akan berkurang bahkan menghilang.
Pada kondisi ireponibilis, benjolan akan cenderung menetap, bahkan dapat menyebabkan sumbatan pada usus yang terjepit (inkarserata). Pada kondisi ini, tanda dan gejalanya antara lain bayi atau anak akan rewel, menangis karena nyeri hebat, perut kembung, tidak bisa kentut dan buang air besar, serta muntah.
Bila keluhan berlanjut dan tidak ditangani, usus yang terjepit akan kekurangan aliran darah yang dapat berakibat pada beberapa kondisi seperti matinya jaringan usus (nekrosis), usus mengalami kebocoran, dan infeksi yang menyeluruh di seluruh rongga perut (peritonitis). Kondisi ini dinamakan hernia strangulata.
Penanganan hernia inguinalis lateralis
Hernia inguinalis lateralis dapat ditangani melalui operasi herniotomi yang bertujuan untuk mengembalikan usus yang turun kembali ke dalam rongga perut dan menutup celah atau lubang yang menjadi penyebab keluarnya usus. Pada kondisi strangulata yaitu usus yang terjepit dalam kondisi rusak atau bocor, diperlukan tindakan membuang usus rusak dan dilanjutkan dengan penyambungan kembali usus sehat.
Operasi herniotomi dilakukan segera setelah diagnosis hernia ditegakkan. Tindakan ini bertujuan untuk menghindari risiko inkarserasi bahkan strangulasi pada usus yang mengalami hernia. Operasi ini sangat aman dan dapat dilakukan secara one-day-care (pada kondisi tertentu).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)